Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamu gak Salah Jurusan, kan?

19 Oktober 2015   05:50 Diperbarui: 19 Oktober 2015   08:36 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu pernah merasa salah jurusan gak? Jurusan apa?
Apa aja. Salah jurusan waktu sekolah. Salah jurusan waktu kuliah. Salah jurusan cinta, yang tadinya dikira cocok gak taunya gak cocok. Salah jurusan naik bis, tujuan ke mana tapi bis yang dinaikin ke mana? Salah jurusan kerja, pengennya kerja apa tapi nyatanya kerjaannya kayak gini. Iya salah jurusan … kan bisa terjadi dalam hal apapun, dimanapun.

Salah jurusan, kayaknya sih gak pernah deh?
Yang bener nih. Coba dipikirin lagi. Pernah gak salah jurusan. Hidup kita itu kan banyak jurusannya. Kadang kita ingin baik gak taunya jadi buruk. Kadang kita merasa sudah benar, gak taunya dianggap salah. Kadang kita lihat warnanya hitam, gak taunya putih. Kalo itu terjadi, itu sejenis dengan salah jurusan.

Salah jurusan.
Bisa karena kita memang salah pilih. Bisa karena kita tidak tau. Bisa karena kita lupa. Bisa karena kita bodoh. Bisa karena kita lengah. Atau bisa karena kita terlalu cepat mengambil keputusan. Bahkan bisa jadi karena kita kurang pertimbangan. Pokoknya yang kayak gitu, bisa dianggap sebagai salah jurusan.

Salah jurusan. Bisa dibilang manusiawi. Karena manusia memang tempat berbuat salah, itu kalo kita mau melakukan pembenaran. Tapi gak bisa juga kan, kita terlalu toleran terhadap kesalahan. Gak mungkin kita salah jurusan berulang-ulang. Atau terus-menerus dalam keadaan salah jurusan. Suatu kali, suatu saat, ada dong momentum untuk kita kembali ke “jurusan benar”, gak salah jurusan lagi.

Kenapa gak boleh salah jurusan?
Ya jelas dong. Karena kalo kita sering salah jurusan kita jadi menyesal. Salah jurusan juga bikin kita rugi di belakangnya nanti. Salah jurusan bikin kita gak nyaman. Salah jurusan bikin kita jadi kebanyakan menghitung tentang baik buruk melulu. Padahal suatu kali, tugas kita kan tinggal ngejalanin aja. Gak usah banyak mikir. Kalo kita banyak mikir, berarti ada kemungkinan kita salah jurusan.

Terus, kalo gue salah jurusan emang masalah buat elo?
Iya gak sih. Kan kamu yang milih, kalo salah juga risiko kamu. Cuma kan kita bisa saling mengingatkan. Agar kita, kamu dan saya gak mengalami kesalahan yang sama. Gak salah di tempat yang sama. Salah jurusan juga gak masalah, asal kita sadar bahwa kita sedang berada di tempat yang salah. Itu aja juga cukup. S-A-D-A-R.

Lagi pula, kamu tahu gak. Orang yang salah jurusan, merasa salah memilih atau salah mengambil keputusan bisa berakibat fatal. Paling tidak, orang yang salah jurusan itu jadi gak nyaman ngejalanin hidupnya. Gak rileks karena merasa salah. Gak asyik karena mikirin kesalahan melulu. Coba deh dipikirin ….

Salah jurusan, salah milih, salah apapun deh.
Sungguh keadaan itu gak baik buat kita. Hidup kita jadi gak apa adanya. Jadi kamuflase. Bahkan bisa jadi ambigu, bermakna ganda. Gak jelas, apa yang kita jalanin itu sebenarnya kita suka atau tidak. Ngeri kan kalo ada orang tersenyum sama kita tapi sebenarnya dia gak senang sama kita. Kalo pun itu terjadi, sebaiknya kondisi itu jangan lama-lama terjadi. Jangan sering-seriing. Karena gak bagus.

Salah jurusan, salah milih, salah apapun deh.
Sungguh bikin hidup kamu jadi gak nyaman. Bikin hidup kita jauh dengan kebaikan. Karena orang yang salah jurusan, salah milih, salah apapun biasanya “dekat” dengan keadaan seperti ini:

1. Mengeluh terus, ada aja yang dikeluhin tiap hari, merasa gak puas, gak cocok.
2. Gak bangga, atas apa yang dikerjakannya atau diperolehnya.
3. Gak punya motivasi, karena merasa gak sesuai dengan passion-nya dan jadi gak semangat.
4. Gak mau berikan yang terbaik, akhirnya segala potensi yang dimiliki jadi terpendam.
5. Merasa tersiksa atau terpaksa, melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan terpaksa, bawaannya gak sabar pengen udahan aja, pengen cepat-cepat selesai.
6. Gak tertantang, jadinya melakukan apapun tidak sepenuh hati, kayak orang mati suri.
7. Orientasinya cuma uang, padahal hidup kan gak cuma materi atau uang. Bisa juga buat ibadah atau membantu orang lain.
8. Galau, karena segala rasa ada di dalam diri seperti iri, benci, dengki dan sifat jelek lainnya.

Salah jurusan emang bisa terjadi pada diri siapa saja. Tapi kita harus sadar tentang salah jurusan itu. Dan segera memperbaiki diri. Kalo sudah dipilih, cintailah dan kerjakanlah. Tapi kalo masih ada kesempatan untuk mempertimbangkan, lakukan evaluasi dan bergeraklah ke jurusan yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun