Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

BINGUNG Kok Dijadiin Hobby, Selaraskan Harapan & Kenyataan

1 Juni 2015   22:33 Diperbarui: 19 September 2015   08:18 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bingung itu bikin bengong.

Emang sih, bingung katanya manusiawi. Sebagian orang bilang, bingung itu wajar. Punya masalah, punya persoalan. Asal jangan semuanya dibikin masalah aja. Bikin bingung. Akhirnya, gak tau mau ngapain, jadinya malah bingung. Bingung ngung ngung … Kenapa harus bingung?

 

Kawan, bingung jangan dijadiin hobby.

Kuliah belum kelar dan gak tahu mau kerja apaan, bingung. Udah kerja, gaji katanya gak cukup bingung lagi. Udah punya kendaraan bisa ke mana-mana, kok masih bingung. Makan punya banyak pilihan, tinggal beli dan bayar bingung juga. Ahhhh sudahlah, bingung kok dijadiin hobby.

 

  

Libur, pengen pergi ke mana? Bingung.

Internet nge-drop, bingung. Rupiah anjlok bingung. PSSI di-suspense FIFA, bingung. DPR dinaikin gajinya bingung. Presiden kerjanya pencitraan bingung lagi. Punya handphone lebih dari satu, bunyi dering semuanya bingung. Mana yang mau diangkat? Bingung, bingung. Apa aja dikomentarin, dianalisis sendiri, akhirnya bingung sendiri.Gak ada kerjaan bingung juga, pucing pala belbie dah.

Lalu, kenapa harus bingung?

Gak usah bingung. Semuanya sudah ada yang ngatur. Lagian, bingung gak bingung kan yang bikin kita sendiri. Jadi jomblo juga gak perlu bingung. Gaji gak cukup juga gak perlu bingung. Libur gak kemana-mana ngapain binung. Nikmatin aja yang ada, sebisa dan seadanya kita. Sekali lagi, semuanya udah ada ngatur. Kita tinggal jalanin aja. Gampang kan biar gak bingung.

 

 

 

Gak usah bingung. Karena kalo semuanya bingung terus siapa yang mau ngerjain. Siapa yang bikin gak bingung? Sebagian orang boleh bingung. Tapi sebagian yang lain harus tetap nyelesaiin agar gak bingung lagi. Apapun masalahnya, hadapi dan dicari jalan keluarnya.

 

 

Sudahlah, gak usah bingung. Apalagi sampe bengong

Karena bingung, gak bakal bisa menyelesaikan masalah. Bingung malah bikin hampa, kalut, stress. Bingung juga gak berguna. Bingung itu cuma soal rasa aja kok. Merasa gak berguna, merasa gak punya talenta. Merasa gak punya apa-apa. Pantes, rasa dan pikiran orang bingung jadinya negatif melulu. Semoga aja rasa kayak gitu gak jadi mindset dalam hidup.

 

 

Ahhh sudahlah, gak usah bingung.

Tapi kalo mau ditilik, obat bingung ya diri kita sendiri. Kenapa kita bingung? Karena kita hidup dalam “ketidak-selarasan”. Kita sering tidak selaras. Tidak selaras antara realitas dengan keinginan. Gak selaras antara pikiran dengan tindakan. Pikiran pengen ini, pengen itu tapi punggung maunya tidur-tiduran. Badan udah bergerak kemana-mana, tapi pikirannya gak jelas ke mana. Bingung = tidak selaras = tidak sinkron, antara yang NYATA dengan yang INGIN. Pikiran maunya bergerak, tapi punggungnya maunya tidur-tiduran. Badan udah bergerak kemana-mana, tapi pikirannya gak jelas mau kemana?

 

 

 

Kenapa harus bingung?

Ya, bingung karena kita punya banyak parameter dalam hidup. Selalu INGIN menjadi siapapun yang dilihat, selalu INGIN menurut pikiran yang kita mau. Maunya banyak. Pikirannya muter terus. Angan-angannya tinggi. Tapi sayang, realitas-nya gak seperti itu. Jadi deh bingung.

 

 

Terus gimana dong biar gak bingung?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun