Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eid Mubarak 82: Pola Konsumsi, Stabilitas Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Pasca Lebaran

25 April 2024   06:02 Diperbarui: 25 April 2024   06:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peningkatan konsumsi barang dan jasa selama perayaan Lebaran merupakan fenomena yang umum terjadi. Masyarakat seringkali mengalokasikan sebagian besar dari pendapatan mereka untuk membeli pakaian baru, makanan khas Lebaran, serta keperluan lainnya dalam rangka merayakan momen penting ini bersama keluarga dan kerabat. Namun, setelah periode perayaan berakhir, ada kemungkinan terjadinya penurunan dalam tingkat konsumsi.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan konsumsi setelah Lebaran:

  1. Kembali ke Rutinitas Sehari-hari: Setelah periode libur Lebaran usai, masyarakat kembali ke rutinitas sehari-hari, termasuk kegiatan kerja atau sekolah. Hal ini dapat mengurangi waktu dan energi yang tersedia untuk berbelanja atau melakukan konsumsi lainnya. Sebagian besar masyarakat kemungkinan besar akan fokus kembali pada aktivitas mereka yang biasa, seperti bekerja atau belajar.

Kembali ke rutinitas pasca-Lebaran adalah tahap yang penting dalam siklus tahunan bagi masyarakat Indonesia. Setelah periode perayaan yang diisi dengan kegembiraan, berkumpul dengan keluarga, dan merayakan momen bersama, banyak orang kemudian harus kembali ke rutinitas sehari-hari mereka. Proses ini tidak hanya mencakup aktivitas pekerjaan atau pendidikan, tetapi juga berdampak pada pola konsumsi masyarakat secara keseluruhan.

Pasca-Lebaran, terjadi penyesuaian dari pola konsumsi yang meningkat selama periode perayaan menjadi pola konsumsi yang lebih normal atau rutin. Pengaruhnya terhadap pola konsumsi dapat terlihat dari beberapa aspek, antara lain:

Pengeluaran Lebih Konservatif: Ketika kembali ke rutinitas pasca-Lebaran, masyarakat cenderung menjadi lebih konservatif dalam pengeluaran mereka. Setelah melakukan pengeluaran besar untuk mempersiapkan perayaan Lebaran, baik untuk kebutuhan seperti pakaian baru, makanan khas, atau mudik, banyak orang kemungkinan akan berusaha untuk menghemat pengeluaran mereka selama beberapa waktu setelahnya. Hal ini dapat tercermin dalam pola belanja mereka, di mana mereka mungkin lebih memperhatikan harga, mencari diskon, atau bahkan menunda pembelian barang-barang yang tidak mendesak.

Prioritas Kembali ke Kebutuhan Pokok: Pasca-Lebaran, prioritas konsumsi masyarakat cenderung kembali pada kebutuhan pokok sehari-hari. Setelah mengalokasikan sebagian besar dari anggaran mereka untuk mempersiapkan perayaan, seperti makanan, pakaian, dan transportasi selama Lebaran, mereka kemungkinan akan fokus kembali pada kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan dalam pembelian barang-barang mewah atau tidak penting.

Penyesuaian Anggaran dan Prioritas: Pasca-Lebaran, banyak orang juga melakukan penyesuaian terhadap anggaran mereka untuk memasukkan pengeluaran yang mungkin terlupakan atau tertunda selama periode perayaan. Mereka mungkin perlu membayar tagihan-tagihan yang tertunda, menabung untuk keperluan mendatang, atau bahkan memulai kembali program-program penghematan yang terhenti selama Lebaran. Hal ini dapat mengakibatkan redistribusi dana dari pengeluaran diskresioner ke pengeluaran yang lebih penting atau mendesak.

Pengaruh Psikologis dan Emosional: Kembali ke rutinitas pasca-Lebaran juga dapat memiliki pengaruh psikologis dan emosional pada pola konsumsi. Beberapa orang mungkin mengalami perasaan sedih atau kekecewaan karena perayaan yang berakhir, yang dapat mempengaruhi keinginan mereka untuk melakukan pembelian yang memuaskan atau menghibur diri. Di sisi lain, ada juga yang merasa lega dan lebih teratur setelah kembali ke rutinitas sehari-hari, yang dapat mengurangi dorongan untuk melakukan pembelian impulsif atau tidak perlu.

Dengan demikian, kembali ke rutinitas pasca-Lebaran memiliki dampak yang signifikan terhadap pola konsumsi masyarakat. Hal ini mencerminkan siklus alami dari periode perayaan hingga kembali ke kehidupan sehari-hari yang normal. Pemerintah dan pelaku ekonomi perlu memahami dinamika ini untuk merencanakan kebijakan yang sesuai dan menjaga stabilitas ekonomi serta kesejahteraan masyarakat pasca-Lebaran.

  1. Berakhirnya Perayaan Khusus: Perayaan Lebaran merupakan momen yang spesial di mana masyarakat cenderung melakukan pengeluaran ekstra untuk mempersiapkan diri dan keluarga. Namun, setelah periode perayaan berakhir, kebutuhan untuk pengeluaran tambahan tersebut juga berkurang. Masyarakat kembali pada pola konsumsi normal mereka dan mengurangi pengeluaran untuk perayaan khusus.

Berakhirnya periode perayaan khusus pasca-Lebaran memiliki dampak yang signifikan terhadap pola konsumsi masyarakat. Setelah berhari-hari merayakan momen penting ini bersama keluarga dan kerabat, masyarakat kemudian kembali ke rutinitas sehari-hari mereka. Proses ini tidak hanya menandai berakhirnya periode kegembiraan, tetapi juga membawa perubahan dalam perilaku konsumsi. Berikut adalah beberapa pengaruh berakhirnya perayaan khusus pasca-Lebaran terhadap pola konsumsi:

Pengeluaran Kembali ke Level Normal: Selama periode perayaan khusus seperti Lebaran, masyarakat cenderung melakukan pengeluaran tambahan untuk mempersiapkan diri dan keluarga. Pengeluaran ini meliputi pembelian pakaian baru, makanan khas Lebaran, hadiah, dan dekorasi rumah. Namun, setelah periode perayaan berakhir, pengeluaran masyarakat kembali ke level normal atau rutin. Mereka mulai mengalokasikan anggaran mereka untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, transportasi, dan tagihan rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun