Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemkot Tangerang Selatan Perlu Tata Fasum

25 April 2018   08:33 Diperbarui: 25 April 2018   10:14 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: PoskotaNews.com

Bagi sebuah kota, agar membuat warganya tinggal dengan nyaman, hendaknya memperhatikan fasilitas umum (fasum). Fasum meliputi transportasi, sekolah, rumah sakit, pasar, tempat rekreasi dan lain-lain.

Sebagai kota yang terbilang masih muda, sekitar tujuh tahun, kota Tangerang Selatan atau Tangsel masih terus menata diri. Paling tidak Kantor Walikota Tangsel yang pada awalnya menumpang di salah satu Kecamatan, kini sudah berdiri megah Kantor Walikota Tangsel sebagai sarana untuk menata kota lebih baik lagi.

Rumah Sakit Umum Daerah juga sudah berdiri dengan megah dan siap melayani dan merawat pasien. Pasar modern yang berdiri di Tangsel juga merupakan proyek percontohan yang banyak dicontoh kota-kota lain. Pasar modern adalah pasar yang bersih dan jauh dari kesan kumuh yang menjadi potret pasar tradisional.

Transportasi

Kemacetan adalah momok bagi sebuah kota, karena akan menimbulkan stress bagi warganya. Tangsel sebagai kota muda dikelilingi oleh titik-titik kemacetan yang cukup parah dari waktu ke waktu. 

Pelebaran jalan Ciater hanya sanggup membuat lancar lalu lintas sekitar 1-3 tahun saja, kini kemacetan mulai muncul diberbagai titik. Perkembangan pesat kepemilikan kendaraan roda empat dan roda dua milik pribadi maupun taksi online berpacu dengan penambahan ruas jalan.

Solusi terbaik adalah memperbaiki transportasi umum guna merayu warga agar mengandangkan kendaraan pribadinya. Transportasi umum yang murah, bersih, aman dan layak perlu ditata secara maksimal agar warga lebih memilih transportasi umum, ketimbang harus terjebak kemacetan di sepanjang jalan.

Titik kemacetan sering bertambah dengan banyaknya Pak Ogah atau polisi amatir yang mengatur lalu lintas semaunya sendiri. Pada titik-titik macet petugas Ditlantas maupun Dishub sebaiknya diterjunkan guna mengatur lalu lintas secara benar.

Kemacetan juga diperparah dengan banyaknya gang kecil yang menjadi tempat keluar kendaraan sehingga memperpanjang antrean di jalan raya. 

Pengaturan transportasi umum perlu ditata ulang, agar ruas jalan yang belum terlayani bisa dilalui transportasi umum. Transportasi umum angkutan kota saat ini yang paling menguasai Tangsel. Jalur Pamulang - Lebak Bulus menjadi jalur favorit untuk moda pengumpan MRT maupun Trans Jakarta. Sedangkan angkutan kota ke arah stasiun commuter line masih jarang atau belum ada. Warga sering harus berganti moda, misal naik ojek ke Rawa Buntu, baru melanjutkan dengan commuter line.

Mengingat lebar jalan di Tangsel tidak terlalu lebar, bis kota kurang dapat beroperasi dengan leluasa. Paling mulai dari BSD menuju Tangerang. Selebihnya tetap didominasi oleh angkutan kota (angkot). Pengaturan waktu menunggu pada suatu titik perlu ditata, agar tidak terjadi penumpukan yang berdampak kemacetan, seperti stasiun Lebak Bulus, Kampus Unpam, stasiun kereta api Rawa Buntu dan Pasar Ciputat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun