Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Commuter Line Kenapa Cium Bokong Kawan?

25 September 2015   07:43 Diperbarui: 25 September 2015   11:34 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="KRL tabrak KRL lainnya dalam satu jalur (foto:News. okezone.com)"][/caption]
Oleh: Akhmad Sujadi

Satu hari menjelang perayaan Idul Adha 1436 H dan lima hari menjelang peringata hari kereta api (HUT) KA ke-70, tanggal 23 September 2015, pukul 15.30 terjadi kecelakaan KRL Commuter Line (CL) Jabodetabek di Stasiun Juanda. KA Cl 1156 menabrak pantat Cl 1154 dalam perjalanan dari Jakarta Kota menuju Bogor. Kejadianya menjelang pulang kerja, di mana menjelang jam padat penumpang. Kontan saja dampak terganggunya perjalanan CL berdampak pula bagi kemacetan Ibu Kota dan sekitarnya.

Kejadian tabrakan antar kereta dalam teori perjalanan KA ada tabrakan teoritis dan tabrakan riil atau peristiwa nyata. Tabrakan teoritis terjadi apabila seorang masinis melanggar sinyal utama (Sinyal masuk, sinyal keluar, dan sinyal blok). Dalam kejadian ini masinis akan diperingatkan dan harus diganti. Sebelum diganti masinis akan didampingi oleh kondektur pemimpin dalam perjalanan menuju stasiun pengantian Kru KA, atau pnggantian masinis.

Sangsi dari pelanggaran melanggar sinyal utama sudah dicegah sedemikian rupa, sehingga masalah kecelakaan KA diharapkan tidak terjadi. Lalu kenapa CL bisa mencium pantat CL di depannya? Yang nota bene kawan sendiri? Jarak Sawah Besar-Juanda tempat peristiwa kecelakaan terjadi tidak terlalu jauh, hanya beberapa ratus meter. Memang jalannya sedikit menikung. Namun tidak berarti rangkaian KA di depannya pasti kelihatan. Lalu kenapa KRL bisa mencium pantat kawan/ karena KA berjalan searah.

Kalau ciuman tentu pipi dengan pipi, kepala bertemu kepala. Karena bukan KA berlawanan arah maka mencium pantat kawan lebih pas. Kenapa bisa mencium pantat kawan? Tentu ada kejanggalan pada KRL yang menabrak. Namun kejanggalannya apa? Karena teknis kereta? Kondisinya persinyalan? Atau masinis yang melanggar sinyal blok? Penyebabnya baru jelas bila KNKT atau Tim pnyelidik KAI telah rampung dalam penyelidikan. Masalah penyebabnya serahkan saja kepada yang berwenang.

Perjalanan CL dan KA lainnya di Jabodetabek menggunakan jalur ganda dengan sistem blok otomatis dengan perangkat sinyal elektronik. Dalam sinyal blok otomatis jalur ganda, jalur kereta api dibagi menjadi beberapa blok. Setiap blok dilindungi dengan sinyal blok sebagai sarana pengaturan perjalanan kereta api. Dalam setiap blok tidak boleh lebih dari satu KA, hanya terdapat satu kereta api. Kalau di luar Jabodetabek umumnya masih menggunakan sistem petak jalan. Jalur KA dibuat berpetak-petak dengan pembatas stasiun blok atau stasiun antara dalam satu lintas perjalanan.

Panjang blok di Jabodetabek umumnya antara 700 sd 900 meter. Dengan dibuat blok maka CL, KA antar Kota dan KA barang di lintas Jabodetabek memuat atau kapasitas KA yang lewat lebih banyak. Bayangkan kalau di Jabodetabek menggunakan tidak menggunan sistem sinyal blok otomatis? Mungkin hanya beberapa KA yang bisa dioperasikan. Jakarta Kota-Gambir terdiri beberapa blok, meskipun ada 6 stasiun yang dlewati, namun Jakarta Kota-Gambir satu petak jalan yang terdiri dari beberapa blok.

Pemasangan sinyal blok adalah untuk melindungi KA atau CL yang ada di depan sinyal blok itu. Jadi bila ada material atau KA di depan sinyal blok, warna sinyal untuk blok di belakangnya lampu sinyal bercahaya merah. KA harus berhenti. Bila di depan Blok itu tidak ada KA sampai blok di depannya lagi maka sinyal blok berwarna hijau, bila satu blok paling depan berisi KA, dan blok di tengahnya kosong, maka sinyal blok berikutnya bercahaya kuning. KA boleh masuk blok dengan hati-hati, masinis berjalan melewati sinyal blok bercahaya kuning dengan penuh kewaspadaan.

Sistem persinyalan KA di Jabodetabek menganut sistem blok otomatis. Artinya suatu KA apabila menginjak rel di area tertentu yang dipasangi alat ototmatis, roda kereta akan memberikan info secara otomatis ke sistem kendali operasi dan akan merubah cahaya lampu sinyal secara otomatis. Jadi pada prinsipnya yang mengatur perjalanan KA itu yang kereta apinya sendiri. Namun tidak seluruhnya otomatis, hal itu hanya terjadi pada lintas yang telah dipasangi sinyal blok.

Dalam sistem pengaturan perjalanan KA, ada stasiun yang terdiri beberapa jalur. Seperti stasiun Manggarai, Pasarminggu, Depok, Bogor, Gambir dan Jakarta kota serta stasiun lainnya yang sejenis. Ciri khasnya stasiun itu terdiri beberapa jalur sebagai sarana parkir dan mengatur perjalaan KA. Ada juga beberapa stasiun yang terdiri dua jalur, jalur kiri dan jalur kanan, namun tidak dilengkapi pemindah jalur atau wesel. Misalnya Cikini, Gondangdia, Juanda dan seterusnya. Tebet, Cawang, Pondok Kopi dan lainnya. Stasiun-stasiun sejenis ini tidak dapat untuk penyusulan maupun mengatur KA yang akan berpapasan.

Saat ini lintas Jabodetabek umumnya menggunakan jaur ganda dengan sistem blok otomaitis. Lintas Manggarai-Bogor. Manggrai –Tanahabang-jalur lingkar Senen-Jatinegara. Manggarai-Bekasi da Duri-Tangerang, sedangkan Tanahabang-Serpong saat pemasangan jalur ganda, sistem persinyalanya masih meggunakan sistem petak jalan. Agar perjalanan KA Tanahabang-Serpong-Rangkas Bitung harus dibuat sinyal blok otomatis agar kapasitas lintas dapat menampung lebih banyak KA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun