Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Megahnya Bandara Soetta dan Sederhananya Bandara Perintis

10 Agustus 2017   08:28 Diperbarui: 10 Agustus 2017   09:29 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandara tidak harus mewah serba otomatis. Bandara sederhana malah memudahkan para penggunanya. Bandara modern diterapkan untuk penerbangan   domestik maupun internasional dengan intensitas layanan sangat tinggi . Semakin sibuk penerbangan, semakin besar kapasitas bandara yang harus disiapkan pengelola. Pelayanan dan peralatan yang diperlukan juga disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan. Semakin sedikit penumpang yang dilayani, semakin sederhana pula peralatan yang dibutuhkan.

Beberapa Bandara besar dengan peralatan canggih telah hadir di negeri ini. Bandara Soekarno-Hatta  (Soetta) di Cengkarang, Jakarta  dan Kualanamu di Medan yang dikelola BUMN  Angkasa Pura II merupakan dua bandara berwajah keren berfasilitas  peralatan canggih. Sementara Bandara Ngurah Rai, di Bali. Bandara Jaunda di Surabaya dan Bandara Hasanudin di  Makasar menjadi Bandara berpenampilan apik nan modern yang dikelola BUMN,  Angkasa Pura I.

Pengelolaan Bandara komersial umumnya ditangani BUMN, sedangkan Bandara non komersial termasuk Bandara Perintis kelola Kemenhub, pemerintah provinsi dan bahkan ada pula Bandara yang dikelola  pemerintah kabupaten.  Karena Bandara perintis, tentu fasilitasnya serba  minim dan sederhana. Bandara perintis  penumpangnya tidak banyak.  Bandara perintis sangat diperlukan untuk membangun konektivitas antar wilayah melalui jalur udara.

Seiring perkembangan teknologi dan meningkatnya permintaan masyarakat,  Kemenhub  sedang giat mengembangkan Bandara perintis agar dapat disinggahi pesawat berbadan sedikit gemuk,  agar bisa memuat lebih banyak dan ongkosnya terjangkau warga. Kemenhub sedang berupaya memperpanjang landasan pacu, perbaikan  terminal penumpang yang representative dan meningkatkan  sistem keamanan penerbangan.

Tak mudah membangun Bandara perintis di penjuru nusantara, negeri dengan kepulauan terbesar di dunia  dengan  17.000 lebih pulau yang   wilayah lautnya  lebih luas, tentu memerlukan effort dan biaya tidak sedikit. Sudah menjadi kodrat Bangsa Indonesia dikarunia semesta alam di bumi pertiwi. Manusia Indonesialah yang harus menghadapi segala tantangan, mengolah alam agar  menjadi bermanfaat bagi seluruh warganya.

Sejak di PT. PELNI (Persero), BUMN Transportasi laut tempat saya mengabdi dan mendapatkan nafkah, saya  mendapat  berkah, serta pengalaman luar biasa untuk berkunjung ke berbagai tempat di seluruh pelosok negeri. Awal Agustus perusahaan menugaskan saya ke Provinsi Maluku, tepatnya ke Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), mendampingi Kunker Komisi V DPR RI. Bersama para mitra kerja Komisi V, diantaranya PT. PELNI (Persero), PT. ASDP, PT. Angkasa Pura I, Dirjen Perhubungan laut, Basarnas, BMKG, Kementerian Desa, PUPR mengirimkan sejumlah pejabatnya.  

Saya berkunjung ke Pulau Moa dan Pulau Kisar. Untuk menuju Moa ditempuh dengan penerbangan pesawat Trigana Air dariBandara Pattimura,  Ambon  menuju Pulau  Moa. Pesawat berkapisat 42 orang ini mendarat sangat mulus di Bandara Jos Orno Imsula (JOI), Tiakur MBD. Ketika turun dari tangga  pesawat, rasa  heran menyeruak dan menyentuh hati. Bandaranya sangat sederhana, jalanya bertingkat-tingkat dengan blok semen yang masih baru. Bandara  perintis hanya ramai ketika pesawat akan tiba dan berangkat. Karena letaknya jauh dari pemukiman, setelah pesawat terbang kembali, kondisi Bandara juga sepi. Pegawainya pulang karena tidak ada lagi pelayanan.

Saya sempat bertanya kepada petugas Bandara karena tidak ada sinyal HP dan alat komunikasi. Bagaimana untuk mengetahui kedatangan pesawat? Mereka harus bergeser-geser  mencari sinyal HP  untuk mendapatkan informasi keberangkatan pesawat. Ketika pesawat akan tiba, 30 menit pertama terdengar sirine satu kali suara panjang, 15 menit kemudian terdengar sirine kedua agak panjang dan pada saat pesawat  akan tiba terdengar bunyi sirine 3 kali agak panjang. Dalam beberapa menit kemudian pesawat mendarat. Konon bunyi sirine selain sebagai penanda kedatangan pesawat juga untuk mengusr sapi yang diternak lepas di Pulau Moa.

Setelah kegiatan di Pulau Moa, rombongan Komisi V DPR RI ke Pulau Kisar menggunakan kapal navigasi. Perjalanan selama 5 jam terasa singkat karena kami harus berangkat pukul 04.30 pagi dan langsung tidur. Sekitar pukul 09.30 kami tiba di Pelabuhan Kisar, dijemput tarian adat dan melanjutkan temu warga. Kami ke Bandara John. J. Bakker, Bandara perintis yang letaknya jauh di ujung pulau. Bandara perintis John. J. Bakker hanya melayani penerbangan dari Kisar ke Kupang. Dilayani Maskapai Susi Air, pesawatnya berkapasitas 12 orang. Dalam seminggu ada 3 penerbangan dari Kisar ke Kupang.

Pengalaman ke Bandara John. J. Bakker sangat mengesankan. Bandaranya sederhana, penumpangnya cuma 12 orang. Bandara ini ramai karena banyak pengantar. Yang unik, sebelum naik ke pesawat, penumpang harus ditimbang dengan timbangan orang. Demikian pula barang bawaan juga harus ditimbang. Untuk mengangkut bagasi pihak maskapai menyediakan gerobag dengan tenaga orang untuk mengangkut barang.

Bandara perintis merupakan cikap bakal bandara modern. Jangan lihat mewahnya tapi liat fungsi dan kegunaanya. Bandara perintis mengantar kita ke berbagai pulau terluar, terpencil di pelosok negeri. Dengan Bandara perintis, warga di pulau terluar dapat beraktivitas ke luar daerah. Para pegawai di bandara perintis, begitu pesawat lepas landas, mereka bergegas pulang karena dengan terbangnya pesawat, berakhir pula pelayanan di Bandara. Aktivitas bandara kembali sepi, hanya ditungguin seorang Satpam. ***      

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun