Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghargai Orang Lain

2 November 2015   01:26 Diperbarui: 2 November 2015   02:35 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: www.sesawi.net

“Kang Pepih Nugraha, saya menghargai Anda, karena Anda adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Buktinya, pada saat para Kompasianer terbelah menjadi beberapa kelompok karena adanya dugaan akun PK = GT, Anda tetap tenang dan tak tergoyahkan oleh caci maki pihak yang merasa risih dengan  akun  PK/GT, dan dukungan kelompok yang merasa sependapat dengan Anda. Dalam kegaduhan sosial itu,  Anda tetap tegar dan coba menglarifikasi sesuai dengan ketentuan dan aturan yang semestinya. Anda lebih memperhatikan kepentingan bersama dan keberlangsungan  media ini ketimbang menyenangkan beberapa pihak. Seperti yang dilakukan Pak JO dalam mengemban “Amanat Hati Nurani Rakyat” dan menyelamatkan Kompas selama masa Orba, demi keselamatan banyak pihak, Anda mengambil langkah yang tidak populer dan siap menerima risikonya. Sepi dari puji dan ingar-bingar dalam caci maki. Jika keteguhan, kesetiaan dan tanggung jawab Anda terhadap kinerja itu  ditingkatkan, saya yakin Kang Pepih akan menjadi pemimpin yang lebih mumpuni mengayomi dan mampu bertahan di saat krisis. Sukses untuk Anda, Kakang!”  Penghargaan yang sama juga saya alamatkan kepada para admin yang menangani berbagai rubrik maupun komunitas yang ada di Kompasiana.

Saya menghargai Anda,  Mbak Gaganawati Dyah Panca Stegmann,  karena prestasi yang seabrek itu. Usia  18 tahun menjadi delegasi PMR Jateng ke Filipina, telah mengunjungi lebih dari 20 negara di dunia, pernah menjadi dosen bahasa Inggris di UNNES dan IKIP PGRI Semarang, telah menerbitkan beberapa buku biografi para tokoh di berbagai bidang, mukim di Jerman sejak 2006 dan memiliki 3 orang putra dalam keluargsa yang bahagia. Lebih dahsyat lagi, Anda memberikan motivasi kepada kaum muda untuk memiliki cita-cita, karena cita-cita merupakan doa. Tentunya, dengan  seabrek  prestasi yang ditingkatkan, mbak Gana akan memperoleh keberlimpahan berkah yang lebih membahagiakan”.

Bung Ahmad Maulana, saya menghargai Anda karena  sebagai founding father LPSK, yang juga penikmat kutak-katik kata, pengembara tanpa bosan, ingin terus mengubah diri untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi setiap hari. Masih ditambah lagi dengan bukti lain:  kuatnya genre cersil yang Anda miliki dengan imaji liar yang kritis, dan pernyataan inspiratif Anda: “Kita adalah tokoh fiksi dalam sejarah hidup kita”, membuat Anda dipinang untuk menjadi Admin FC. Saya yakin jika kekuatan-kekuatan itu  ditingkatkan, Anda akan memiliki keunggulan kualitas yang akan banyak diperhitungkan!

Tokoh idola Anda, penyair “Sang Nabi”, Kahlil Gibran, sangat memengaruhi kehidupan Anda, membuat Anda sangat terobsesi untuk meneladani jejak langkah kehidupannya. Anda lebih banyak memilih jalan sunyi seorang “nabi” yang penuh keberlimpahan kekayaan rohani. Hasil olah rohani itu terpancar jelas dari karya-karya Anda yang lebih banyak menginspirasi dan memotivasi. Itulah sebabnya saya sangat menghargai Anda, Pak Katedrarajawen. Setiap hari Anda senantiasa “berkarya dengan cinta kasih, menenun kain dengan benang dari hati, bahkan seperti buah hati yang akan memakai kain itu”. Kekuatan-kekuatan talenta itu jika ditingkatkan, akan mengantarkan Anda, Pak Kate memiliki kebijakan seorang sufi!

Mbak Biyanca Kenlim, saya sangat menghargai Anda, karena  Anda adalah seorang pembelajar yang jujur dan rendah hati. Kecil tak apa asal selalu berguna. Anda merasa menjadi wanita rumahan yang belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan. Ketekunan, kejelian dan kesabaran Anda dalam menata kehidupan dengan memanfaatkan hal-hal kecil itu akan mengantarkan Anda kepada kebesaran jiwa dan puja. Sukses ya mbak Bi!

Saya menghargai Anda mbak Lilik Fatimah Azzahra, karena sikap Anda yang bestari. Tanpa banyak bengak-bengok menonjolkan diri, Anda telah membuktikan bahwa Anda  mampu menulis satu artikel satu hari. Terbukti dalam waktu 3 bulan Anda telah berhasil menulis 80 karya yang begitu apik dan menarik. Sebagai seorang ibu yang telaten  dan setia pada janji laksana mentari yang “hanya memberi tak harap kembali” Anda merajut asa dari hari ke hari dengan kelancaran fiksi dalam belaian kasih untuk membangun rumah masa depan yang penuh kebahagiaan dan ketenteraman. Ketelatenan, kesabaran dan kesetiaan Anda jika dirawat dan diruwat tentunya akan mengantarkan Anda ke mahligai kemuliaan! Saya yakin itu, mbak Lilik!

Sebagai wakil presiden penyair, dan filsuf penemu bahwa “saya adalah induk kata-kata”, Anda merasa sangat eksis di bidang paradoks yang Anda geluti. Komitmen Anda untuk membantu orang lain dalam memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagiaan manusia, Anda lakukan dengan konsekuen dan konsisten. Setiap akhir tulisan Anda selalu mencerahkan: “salam bahagia ala saya”. Itulah alasan-alasan saya menghargai Anda, bung Ninoy N. Karundeng. Jika saya katakan paradoks bidang yang Anda geluti itu, karena saya mengingat kata-kata Presiden Amerika, John F. Kenedy, “Politik itu kotor, dan seni (puisi) yang membersihkannya”.  Boleh jadi kiprah Anda di bidang penulisan masalah politik yang dibenturkan dengan jabatan Anda sebagai wakil presiden penyair, merupakan realisasi dari pernyataan komitmen Anda. Toh saya tetap mengagumi analisis Anda di bidang sosial politik begitu menyayat sebagai pisau silet yang tajamnya pernah menyodok seseorang. Satu asa yang saya tancapkan : dengan analisis yang kritis, Anda mampu mengembalikan politik ke dalam ranah yang sejatinya: berjuang untuk kepentingan publik. Jika pisau bedah analisis itu terus Anda asah, saya yakin asa itu akan menjumpai realita. Semoga!

Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di seluruh dunia. Apa pun risikonya, meskipun harus dibayar dengan cucuran keringat darah dan air mata, pada akhirnya kejujuran akan menghasilkan kemenangan dan kemuliaan. Itulah alasannya, mbak Mike Reyssent, saya menghargai Anda. Ulasan Anda tentang permainan sepak bola begitu fasih  dan tertata apik. Anda layak untuk menjadi host, presenter  atau komentator dalam acara permainan bola. Kecerdasan dan kepiawaian Anda dalam bertutur kata, baik dalam bersastra maupun  dalam mengulas berbagai masalah dari ekonomi, politik, sosial, korupsi, narkoba dan juga olah raga, membuat daya tarik tersendiri. Kekuatan multitalenta  itu jika ditingkatkan akan mengantarkan Anda pada ketenaran yang luar biasa. Sukses ya mbak Mike!

Mbak Weedy Koshino, saya menghargai Anda  sebagai ibu dua anak yang tinggal di Jepang, Anda rela mengedukasi dan berbagi hal-hal yang menarik tentang Jepang kepada teman-teman di tanah air. Apa pun yang mbak Weedy kisahkan  senantiasa menarik, inspiratif dan memotivasi. Tak dapat dikatakan remeh temeh hal-hal yang mbak kisahkan, meskipun tentang supermarket, lubang di jalan dekat rumah dengan pasukan cepat tanggap, kereta api supercepat,  keinginan seorang bocah untuk dapat makan daging steak yang besar, dan masih banyak lagi. Di tangan mbak Weedy, kisah-kisah itu begitu hidup dan menggemaskan, mengingatkan saya akan kisah-kisah dalam Chicken Soup for the Soul racikan Mark Victor Hansen dkk. Kekuatan gaya bertutur mbak Weedy jika ditingkatkan tentunya akan mengantarkan mbak menjadi seorang inspirator yang memotivasi, atau motivator yang menginspirasi.  Bener lho mbak, saya yakin itu!

Pak Bambang Setyawan, saya menghargai Anda sebagai seorang yang sabar, tabah, tawakal dan peracik masalah-masalh sosial-kriminal yang mumpuni. Selama 17 tahun  Pak Bamset hidup bersama “wong gemblung” yang tak pernah berhenti mengasihi Bapak, sebagai “anak”nya. Waktu sepanjang itu telah memoles hati Anda yang kadang membenci dan merasa risi, menjadi mutiara empati yang sungguh membuat orang lain “jatuh hati”. Didikan yang panjang dari “wong gemblung” itu telah mengantarkan Anda menjadi penutur masalah-masalah sosial yang rancak, cantik dan apik, sehingga enak dinikmati dan bermanfaat.  Saya yakin jika kekuatan itu ditingkatkan Bapak akan menjadi pemetik penghargaan demi penghargaan. Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun