Mohon tunggu...
sumayyah aljufri
sumayyah aljufri Mohon Tunggu... -

im just eight teen years old girl, student of university of indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fakta dan Beberapa Penelitian Mengenai Rokok

9 Agustus 2013   21:35 Diperbarui: 4 April 2017   18:16 5471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao



Bagi sebagian orang, rokok merupakan bagian dari pengisi kehidupan.  Terutama perokok, sebagian besar mereka beranggapan bahwa rokok adalah kebutuhan pokok, bahkan lebih penting dari pada makanan berkarbohidrat tertinggi sekalipun (baca: nasi). Mereka rela menyisihkan paling tidak dua puluh persen dari pendapatan harian mereka untuk rokok, bahkan  mereka rela tidak makan demi membeli rokok. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2005-2006,  sekitar 78,8 persen kepala keluarga miskin di perkotaan adalah perokok. Dan ternyata disebutkan bahwa pengeluaran mingguan mereka untuk rokok adalah lebih besar yakni 22 persen daripada pengeluaran mereka untuk membeli beras yang hanya 19 persen.

Banyaknya pabrik rokok di Indonesia, dirasa menjadi penopang ekonomi paling berpengaruh hal itu membuat rokok dapat Mengurangi (jumlah) orang miskin di negara kita. Satu pabrik rokok saja dapat menghasilkan devisa negara yang sangat besar, apalagi sekarang ada banyak pabrik rokok. Selain penghasil devisa keberadaan pabrik rokok juga menyelamatkan ribuan penduduk (buruh pabrik rokok, terutama daerah Kudus) dari masalah pengangguran. Keuntungan keberadaan pabrik rokok yang lain bagi perekonomian Indonesia  yang juga berimbas pada pembangunan pendidikan adalah banyaknya beasiswa yang diberikan bagi anak – anak tidak mampu atau atlet – atlet olahraga yang luput dari perhatian instansi lain.

Walaupun dirasa rokok penopang ekonomi indonesia yang paling berpengaruh akan tetapi hal ini ditolak hal ini dipatahkan oleh Ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau Widyastuti Soerojo yang mengatakan bahwa menurutnya pemerintah hanya beralasan saja dan beliaupun memperkuat pernyataannya dengan data dari APBN dan Dirjen Cukai yang dikutip oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), cukai tembakau hanya menyumbang lima persen dari APBN  tahun 1997-2007.

Dalam sebuah penelitian sederhana yang penulis lakukan, 2 dari 13 responden mengatakan rokok menyebabkan kesehatan masyarakat bahkan angka harapan hidupnya menurun yang berdampak pula pada merosotnya produktifitas mereka, dan sisa dari sebagian besar responden setuju rokok merusak kesehatan dan menghambat produktifitas kerja masyarakat

Di sisi lain, masyarakat anti rokok bersikukuh bahwa rokok merupakan masalah yang sangat urgents untuk diselesaikan. Mereka menunjukan fakta – fakta bahwa asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan, ditambah lagi rokok juga dapat meruak  perilaku dan mental seseorang. Hal itu dibenarkan oleh Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) bahwa perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif, bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.

Dalam sebuah situs blog tentang rokok dikatakan bahwa rokok menimbulkan bahaya yang sangat merusak kesehatan. Rokok mengandung 4000 racun yang diantaranya adalah nikotin yang mengandung zat adiktif  dan tar yang merupakan zat karsinogenik. Mengenai “tulisan” dalam sampul rokok yang mengatakan “rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, hiportensi dan gangguan kehamilan dan janin”, itu karena hasil dari racun dan karsinogenik yang muncul dari hasil pembakaran tembakau itu sendiri.

Untuk mematahkan pernyataan yang mengatakan rokok dapat menenangkan pikiran, menambah kecerdasan, dan menunda rasa lapar (sehingga biasanya orang lebih mementingkan rokok daripada makan), masih dalm situs  yang sama dikatakan bahwa hal tersebut merupakan dampak dari nikotin yang kandungannya masuk ke dalam sirkulasi darah dan sampai ke otak manusia dalam waktu 15 detik saja setelah tembakau dibakar. Kemudian nikotin tersebut berlanjut dan diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian memilahnya menjadi dua jalur, jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan inilah, perokok akan memperoleh “imbalan” berupa perasaan lebih tenang dan nikmat, pikiran “serasa” lebih cemerlang, dan juga keadaan lapar yang serasa dapat ditekan (inilah yang menyebabkan orang memilih tidak makan daripada tidak merokok). Selanjutnya pada jalur adrenergik (adrenergik sendiri dalam istilah kedokteran berarti diaktifkan atau disekresi oleh organ serupa), zat ini akan membuat sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin menjadi aktif. Serotonin yang meningkat akan menimbulkan rangsangan rasa senang yang berdanpak pada kecanduan si perokok (keinginan mendapatkan rokok lagi). Itu juga yang menyebabkan perasaan nikmat pada si perokok berkurang ketika tidak merokok.

Kemudian untuk memperkuat, ternyata rokok melalui zat – zat yang dikandungnya berdampak buruk bagi kepribadian.Mereka (perokok) yang mengatakan rokok dapat membuat mereka lebih percaya diri, tidak melihat atau bahkan menyadari sisi lain dari dampak konsumsi rokok mereka. Misalnya orang yang biasa merokok di tempat homogen (artinya bersama teman – teman atau perokok lainnya), mempunyai kepribadian yang cenderung menghargai mereka yang tidak merokok, mereka hanya merekok dismoking area. Adapun mereka yang biasa merokok di tempat – tempat heterogen (bercampur dengan non-perokok) umumnya mereka adalah orang – orang yang tidak memerdulikan keadaan orang lain yang tidak menyukai mereka. Mereka juga menunjukkan sikap ketidak pedulian mereka dengan merokok dimanapun bahkan di depan anak kecil, ibu hamil atau membawa bayi.  Sikap seperti ini biasanya diperparah dengan sikap penolakan keras mereka ketika mereka diminta untuk mematikan rokok.

Esensi saya adalah sebagian besar dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan rokok dan pabrik rokok di Indonesia adalah negatif, hanya sedikit kepositifannya. Dari beberapa sumber yang saya dapat sebagian besar mereka setuju agar di kuranginya keeksisan pabrik rokok di Indonesia menurut mereka hal itu lebih baik dilakukan agar tidak mengurangi tingkat produktifitas penduduk, gangguan kesehatan bagi masyarakat, dan dampak negatif lain-lainnya.

Karena sebagian besar yang ditimbulkan rokok adalah sangat sedikit sekali keuntungannya untuk negeri ini, akan lebih baik masyarakat mulai menyadari bahwa tidak seharusnya kita menggantungkan hidupsecara langsung ataupun tidak pada rokok.

Sumber : kompas, agoesramdhanie.wordpress.com, siti jamaliah


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun