Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Mengunyah Rindu" Sebuah Fakta dalam Novel Karya Budi Maryono

15 Januari 2017   14:08 Diperbarui: 15 Januari 2017   14:22 1708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ Aku? Sering memendam, bahkan membunuh rindu itu tapi selalu gagal! Saat makan bersama di rumah atau di luar tanpa Tia, diam-diam rindu menjalar. Ketika Entik, Biru, atau Gigih mengatakan, “ Kalau ada Mbak Tia, tambah seru nih!” aku pasti mengunyah rindu yang rasanya tak keruan. Ketika Tia kirim SMS tanya-tanya soal berita politik, soal film, atau soal buku…aku menjawab seperlunya, mungkin datar, padahal di hati rindu bergetaran. “ ( halaman 391 ).

Novel “ Mengunyah Rindu” adalah sebuah catatan harian seorang bapak dalam hal ini penulisnya ( Budi Maryono) tentang kejadian-kejadian sehari-hari yang dialami bersama anak-anaknya, yaitu Tia, Biru dan Gigih juga istrinya Entik. Rangkaian kejadian-kejadian itu diceritakan dengan gaya yang sederhana, bersahaja namun sarat makna.

“ Mengunyah Rindu”  Menggambarkan kecintaan seorang bapak terhadap anak-anak dan istrinya yang kadang sulit untuk diucapkan namun semua itu harus dikunyah sendiri. Kerinduan untuk bisa membahagiakan anak dan istri secara utuh sering terhalangi karena masalah finansial, namun bukan berarti tak ada cara untuk menjadi bahagia, walaupun dengan cara yang lebih sederhana. Keinginan untuk memenuhi harapan anak-anaknya harus diolah/ dikunyah sendiri oleh Sang Bapak agar kelihatan natural dan anak-anak tidak merasakan kepahitan yang dirasakan batin Bapak dan Entik ( ibu) , sambil memberikan pelajaran kehidupan kepada anak-anaknya.

“Mengunyah Rindu” ditulis oleh Budi Maryono yang lahir di Semarang, 26 September 1965 merupakan alumni dari Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang. Novel “ Mengunyah Rindu” ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta dan diterbitkan pertama kali pada bulan Februari 2016. Cover oleh Orkha creative, editor Rosi L Simanora dan Nonera Kresnawati, editor Gramedia dengan tebal 416 halaman; 20 cm. Dengan harga jual Rp 90.000,- bisa didapatkan di toko buku Gramedia di seluruh Indonesia.

Sudut Pandang (POV)

Penulis menggunakan Sudut Pandang (POV)  orang pertama. Karena novel ini merupakan catatan harian dari sang Penulis sendiri yang berperan sebagai seorang bapak dalam keluarganya.

Penulis menceriterakan sendiri peristiwa-peristiwa yang dialaminya, dari masa pembentukan keluarganya sampai hal-hal yang dijalani bersama istri dan anak-anaknya. Penulis juga menceritakan hal apa yang melatarbelangi dia melakukakan sesuatu demikian terhadap anak-anaknya.

Dengan menggunakan POV orang pertama, penulis hanya bisa menceritakan hal-hal yang dialami dan dirasakan saja, dia bisa menceritakan apa yang dirasakan oleh tokoh –tokoh lain dalam memaknai suatu peristiwa walaupu tokoh-tokoh itu anak-anak dan istrinya sendiri.

Seperti dalam adegan berikut :

“ Oooh…anak gadisku. Keluar kamar dengan mata sembap, malas makan, dan enggan cerita kenapa. Dia sudah punya persoalan di luar rumah. Dia sudah punya rahasia. Dia sedang berusaha dan belajar mengatasi luka entah karena apa itu-sendiri.

Ingin benar aku memeluknya. “ ( halaman 225 ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun