Bukan hal tabu lagi jika terdapat pemain naturalisasi ditim Nasional sepak bola Indonesia.
Namun disaat Sepak bola sibuk "mengimpor" pemain asing keturunan untuk dinaturalisasi, Bulutangkis malah sebaliknya, Bulutangkis banyak "mengekspor" pemain berbakatnya.
Namun "diekspor" bukan berarti mereka tidak memiliki sikap Nasionalisme. Mereka memilih untuk "diekspor" karena persaingan menjadi pemain Nasional cukup ketat, walaupun regenerasi kita kurang berjalan dengan baik. Merakapun yang "diekspore" masih dapat dilirik PBSI.
Mungkin kata "mengekspor" dan "diekspor" untuk bulutangkis lebih cocok diganti menjadi "meminjamkan" dan "dipinjamkan". Kenapa?
Karena banyak pemain Indonesia berbendera asing dapat dengan cepatnya kembali berbendera Merah Putih, apalagi jika kontrak sudah habis.
Pemain bulutangkis Indonesia adalah salah satu yang terbanyak untuk dinaturalisasi negara lain, apalagi eropa. Tak jarang kita bisa lihat daftar pemain dengan nama Indonesia berbendera Negara Lain.
Pesan:
Sebaiknya, atlet hindari pilihan dinaturalirasi untuk memajukan kompetisi dan perbulutangkisan Indonesia.