Mohon tunggu...
Siti Mugi Rahayu
Siti Mugi Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru yang tertarik pada pendidikan yang humanis.

Mengajar di SMA Al Muslim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perilaku Berbahaya Selama Berkendara

6 April 2013   22:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:36 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepeda motor yang ramping memang lebih bisa diandalkan kala kemacetan terjadi. Dia bisa menerobos dan menyelinapdalam barisan kendaraan lain dengan lebih lincah. Anggapan akan praktisnya sepeda motor yang lebih mampu mengatasi masalah kepadatan lalu lintas di jalan raya inilah yang membuat penggunanya kerap mengabaikan banyak hal. Pengendara lupa bahwa beberapa perilaku justru akan berakibat fatal.

Perilaku berbahaya yang sering kita jumpai adalah

1. Membonceng penumpang lebih dari 1 orang (anak maupun dewasa)

Sering kita lihat sepeda motor mengangkut lebih dari dua orang. Padahal, sepeda motor ternyata dirancang hanya untuk dua orang baik dewasa maupun anak-anak.

Sepeda motor yang kelebihan muatan orang akan mengalami tekanan berlebih pada mesin, keseimbangan, dan mengganggu kestabilan yang telah diperhitungkan pada saat perancangan.

2.Memuat barang yang berlebihan

Waktu yang mudah sekali dijadikan contoh adalah ketika musim mudik tiba. Pengendara biasanya memakai bantuan sebilah bambu yang akan memungkinkan muatan menjadi lebih banyak. Kanan kiri, depan belakang. Karung, maupun kardus.

Dalam penggunaannya, sepeda motor diperuntukkan mengangkut orang, bukan barang. Namun karena masalah kepraktisannya, masyarakat kadang tidak mengindahkan hal tersebut. Padahal, beban yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan sepeda motor dan penguasaan sepeda motor. Kelebihan muatan juga membuat pengendara menjadi tidak mampu mengantisipasi kendaraan lain dan berbagai hal yang terjadi sepanjang jalan.

3. Tidak lengkapnya perlengkapan keselamatan

Pernahkan Anda melihat pengguna kendaraan tidak memasang kaca spion, sehingga ketika akan berbelok dia terpaksa menengok ke belakang ?

Hal kecil tapi berdampak besar seperti ini banyak sekali dilakukan oleh pemilik kendaraan. Belum lagiada beberapa tindakan yang tidak dianjurkan, semisal :

-Mengganti warna lampu depan, belakang, dan penunjuk arah

-Menghilangkan frame kendaraan untuk meringankan sepeda motor

-Mengganti rem dengan yang sub standar

4.Berkendara tanpa peralatan keselamatan (helm, jaket, sepatu)

Banyak pengendara sepeda motor hanya takut pada polisi. Helm kadang dipakai selagi kendaraan melaju sebelum tiba di persimpangan yang kerap dijaga polisi. Helm yang dipakaipun kadang bukan helm berstandar nasional.

Perlu disadari, pengguna sepeda motor tidak memiliki pengaman yang maksimal karena letaknya tidak tertutup rangka kendaraan seperti mobil. Artinya, pengendara harus sadar benar bagaimana menggunakan alat keselamatan tambahan yang dirancang untuk melindungi organ vital.

5.Kecepatan melebihi ketentuan yang ada

Bila sepeda motor dipacu dengan kecepatan di atas ketentuan, maka akan menyebabkan sepeda motor sulit dikendalikan. Keadaan ini jelas berbahaya bagi pendendara dan orang lain.


6.Berkendara secara agresif (zig zag)

Posisi zigzag sering kali dilakukan pengendara sepeda motor, alasan yang sering digunakan adalah untuk mencari celah agar bisa mendahului kendaraan lain. Akibatnya :

-Sepeda motor kadang berada pada posisi tidak terlihat (blind spot) bagi pengemudi di depannya.

-Pengemudi kendaraan lain tidak dapat mengantisipasi gerakan kendaraan tersebut.

Untuk menghindari hal ini, pengendara harus tetap memposisikan sepeda motor selalu berada dalam zona pandang kendaraan lain.

7.Membiarkan anak di bawah umur mengendarai sepeda motor

Secara psikologis, anak di bawah umur belum memiliki penguasaan mental yang cukup untuk berkendara. Selain itu, secara fisik, proporsi badan anak belum memadai untuk menguasai sepeda motor apalagi dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Jadi, salah besar jika orang tua dengan bangga membiarkan anak-anak di bawah umurnya bersepeda motor. Karena anak sebenarnya dalam resiko yang cukup tinggi mengalami kecelakaan.

8.Berteduh di bawah kolong jembatan

Anda sering melakukannya ? Kadang hujan besar membuat kita merasa harus berteduh di mana saja termasuk kolong jembatan. Ternyata kondisi lalu lintas bisa terganggu oleh keberadaan sepeda motor kita yang berhenti. Resiko tersenggol atau tertabrak kendaraan lainpun bisa kita alami jika tidak segera mencari tempat yang aman untuk berteduh.

Nah, beberapa perilaku berbahaya ini semoga bisa dijadikan referensi bagi kita semua untuk berkendara secara aman demi keselamatan.

***Materi ini diperoleh pada saat penyuluhan berkendara “Sedikit Empati dapat Menyelamatkan Orang lain”, yang diadakan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat DLLAJR – Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) di SMA Al Muslim Tambun Bekasi, 2011.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun