Dulu waktu masih kecil dan belum bisa berenang aku paling takut kalu diajak ke pantai. Ketika ada ombak semua orang panik berteriak. Apalagi di beberapa tempat ada cerita mitos ini itu di pantai jadi tambah ngeri kalau ke pantai. Tapi setelah besar dan pandai berenang aku jadi tertarik dengan olah raga air seperti surfing.
Aktifitas ini sungguh membuat aku penasaran. Bagaimana bisa orang nyebur ke laut dan menghampiri ombak yang katanya berbahaya itu. Malah dengan papan seluncur mereka bisa berdiri di atas ombak sambil ketawa ketawa.
Turis  di Bali begitu menyukainya. Malah mereka terus mencari tempat surfing baru yang akhirnya menjadi terkenal. Kini orang surfing tidak hanya di kuta, Legian, Dreamland tetapi juga di Suluban, Padang Padang, Canggu, Bingin, Nusa lembongan dan masih banyak lagi.
Ketika aku mau ke Bali, aku mencoba mencari tempat belajar surfing di Bali lewat internet. Ternyata aku menemukan banyak tempat untuk belajar surfing. Sesampai di Bali dengan bantuan orang tuaku aku mencoba mengontak salah satu operator  tetapi ditolak karena belum cukup umur.  Mungkin mereka mengira aku tidak bisa berenang padahal aku atlit renang dan  biasa latihan bejam jam.
Untungnya ada tempat belajar surfing yang mau memfasilitasi. Aku langsung datang ke Legian dan bergabung dengan peserta lain yang kebanyakkan  orang asing alias bule. Setelah aku sampai di sana  aku langsung ganti baju dan menunggu 30 menit untuk mulai Latihan surfingnya.Â
Ketika berhasil berdiri dan meluncur di atas papan rasanya senang dan bangga bukan main.  Aku mengira surfing itu susah ternyata gampang. Ombak yang dulu menakutkan ternyata bisa juga jadi teman bermain.  Padahal yang  ikut surfing itu kebanyakkan orang dewasa  bule lagi dan aku paling kecil dan cewe lagi.