Ampo cukup digemari masyarakat Tuban. Ampo adalah makanan ringan yang terbuat dari tanah liat. Tanah liat yang sudah dibersihkan dari batu, pasir, dan kotoran lainnya kemudian dibentuk balok padat. Tanah liat tersebut diserut menggunakan bambu sehingga terbentuk stik-stik ampo mentah. Setelah itu stik ampo dipanggang dengan pangasapan. Masyarakat Tuban percaya makanan dari tanah liat yang disebut ‘ampo’ ini dapat menguatkan sistem pencernaan. Bahkan memakan tanah liat juga dipercaya sebagai obat beberapa macam penyakit.
Keinginan untuk memakan tanah atau batuan disebut geophagy. Salah satu teori menyebutkan bahwa keinginan untuk memakan tanah adalah tanggapan atas kekurangan zat besi dan kalsium.Namun ketika sudah ada diberi suplemen zat besi atau mineral, budaya makan tanah itu tetap ada. Hasil percobaan pada kelinci dan tikus yang dilakukan para peneliti, menemukan bahwa tanah liat akan bertindak seperti pelindung yang mencegah masuknya virus dan bakteri di usus. Tanah liat juga dapat meningkatkan penyerapan nutrisi yang sangat diperlukan di masa kehamilan dan anak-anak. Bahkan sebuah perusahaan farmasi pernah memproduksi obat antidiare yang terbuat dari tanah liat. Namun perusahaan itu berhenti memproduksi obat tersebut karena ada isu tanah liat terkontaminasi logam berat.
Selain kemungkinan terkontaminasi logam berat, infeksi Toxxocara canis biasanya didapatkan pada pemakan tanah yang terkontaminasi tinja anjing. Telur T. canis yang keluar dari tinja anjing tidak langsung bersifat infektif, tetapi telur ini akan berkembang menjadi telur infektif yang mengandung larva stadium kedua di tanah. Karena itu, infeksi ini tidak didapat secara kontak langsung dengan binatang tetapi hanya kontak dengan tanah terinfeksi, biasanya terjadi akibat geophagy.
Ampo merupakan makanan khas yang memperkaya ragam budaya Indonesia. Supaya kebuyaan ini tidak membahayakan kesehatan, maka kebersihan selama pengolahan ampo harus sangat diperhatikan. Penelitian lebih lanjut mungkin perlu dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang dapat terjadi dan memaksimalkan budaya ini untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Referensi
Feldman, David. 2007. Apa gajah bisa lompat? Dan apa-mengapa lainnya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lorin, Martin I. 1997. Kumpulan soal-soal pediatri. Jakarta: EGC.
Makfoeld, Djarir, dkk. 2006. Kamus istilah pangan dan nutrisi. Yogyakarta: Kanisius.
http://health.kompas.com/read/2011/06/08/1026032/Makan.Tanah.Liat.Baik.untuk.Pencernaan.
http://jadiberita.com/27530/geophagy-manusia-pemakan-tanah/
http://www.beritaunik.net/wisata/ampo-tanah-liat-panggang-khas-tuban.html
http://www.terapisehat.com/2013/03/tanah-liat-kok-dimakan.html