Suasana Panas mulai berubah di siang ini saat sampai di sebuah Kedai Kopi di jalan Pulosari Malang. Kedai yang dituju ternyata sedang tutup, kami berusaha menghubungi rekan di Malang Sejuta Kopi.Â
Untuk diketahui, Blogger Kompasiana Malang (Bolang) merupakan komunitas Blogger di Malang raya yang mendapat kehormatan support gerakan Malang Sejuta Kopi di bulan April ini.
Bolanger mendapat kesempatan berharga selain memeriahkan gelaran ini, juga belajar lebih dalam tentang Kopi. Itulah yang kami lakukan siang ini di Kedai Gunung. Mulai dari sekitar jam 13.00 hingga 15:30 kami menunggu Kedai Gunung ini dibuka. Alhasil, barulah malam kami bisa bertemu dengan Pak Beng sang pemilik Kedai Gunung.
Saat bersua dengan pak Beng, hal utama yang ditanyakan adalah kenapa mengangkat nama Kedai Gunung. Jawaban santai beliau adalah karena ingin mengangkat Kopi yang berasal dari gunung. Sejatinya memang kopi itu berasal dari pegunungan.
- Kopi Gunung Kawi
- Kopi Gunung Semeru
- Kopi Gunung Bromo
- Kopi Gunung Arjuno
- Kopi Gunung Raung
- Kopi Gunung Welirang
- Kopi Gunung Dieng
- Kopi Gunung Ijen
- Kopi Gunung Lawu
- Kopi Gunung Kelud
Semangat edukasi kepada masyarakat juga terlihat dari sini. Bahwasanya Kopi berasal dari daerah pegunungan. Meski memang secara populer mengangkat dari asal daerah gunung tersebut. Seperti Kopi Gunung Kawi yang berasal dari daerah atau wilayah Jambuwer. Cangkir atau gelas kopi di Kedai Gunung ini pun terbilang unik. hal ini karena gelas yang ada adalah klasik atau cukup jarang ditemui di masyarakat saat ini.Â
Riset 1 Tahun
Pak Beng begitulah nama pemiliknya dikenal. Nama Beng merupakan artikulasi dari beliau yang sebelumnya adalah bekerja di bengkel. Penggalan Beng dari asal kata Bengkel. Maka, banyak rekan beliau yang sering memanggilnya Pak Beng atau Bang Be.
Berasal dari Bengkel, Pak Beng ternyata melakukan riset atau belajar mendalami kopi sekitar 1 tahun. Mulai dari mengenal beam/biji kopi hingga cara Roasting Kopi. Pun juga pada penyajian kopi tersebut menjadi layak dikonsumsi dengan baik.
Edukasi kopi dari Pak Beng