Mohon tunggu...
Samsul Bahri Sembiring
Samsul Bahri Sembiring Mohon Tunggu... Buruh - apa adanya

Dari Perbulan-Karo, besar di Medan, tinggal di Pekanbaru. Ayah dua putri| IPB | twitter @SBSembiring | WA 081361585019 | sbkembaren@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Nasib Prabowo

5 Juni 2019   12:18 Diperbarui: 5 Juni 2019   17:10 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Meskipun Mahkamah Konstitusi belum memutuskan sengketa pemilihan presiden 2019,  kecil kemungkinan mengubah posisi kekalahan pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Tampaknya Kubu 02 menyadari bila mengugat masalah kecurangan perhitungan suara maka keputusan Mahkamah Konstitusi hanya akan mendasarkan pada verifikasi dan hitung ulang  tiap-tiap kasus yang bukti kecurangannya meyakinkan, verifikasi dan hitung-hitungan inilah sering di plesetkan sebagai "Mahkamah Kalkulator". Bagaimanapun hasilnya tidak akan signifikan merubah posisi pemenang.

Satu-satunya yang dapat membuat keputusan MK mengubah posisi pemenang  ataupun  pemungutan suara ulang,  bila dapat membuktikan kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif, yang  berpengaruh pada perolehan suara secara total, strategi ini yang mau   ditempuh Kubu 02.

Membuktikan ini sangat-sangat  sulit, untuk tidak mengatakan tidak mungkin, kerena harus punya bukti kuat bahwa seluruh pekerjaan KPU bersama seluruh Rakyat Indonesia yang telah memilih adalah salah dan curang. 

Secara politik, Prabowo memulai ambisinya menjadi presiden  dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvensi Capres Golkar 2004. Prabowo kandas di tengah jalan, dikalahkan Wiranto. Mengaggap Golkar tidak bisa diharapkan lagi, dia bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo mendirikan Partai Gerindra tahun 2008. Mengendarai partainya itu, Prabowo bersama Megawati sebagai Capres, bertarung melawan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono pada Pemillu 2009, dan kalah.

Pada Pemilu 2014, dengan sangat percaya diri, berpasangan dengan Hatta Rajasa sebaga Cawapres, Prabowo menantang pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, kembali kalah. Tidak putus asa, dengan berpasangan Sandiaga Uno sebagai Cawapres untuk kedua kalinya menantang lagi Jokowi, dan tetap kalah. Sudah empat kali perjuangan Prabowo menjadi Presiden/Wakil Presiden, empat kali gagal. Apakah akan berusaha lagi untuk ke-5 kalinya di 2024?

Pemiliu berikutnya tahun 2024 usia Prabowo 74 tahun, masih lebih muda dari Cawapres Ma'aruf Amin 76 tahun sekarang. Kalau dilihat dari karakter kepribadiannya dan kegigihan yang telah dilakukannya, Prabowo adalah pejuang pantang menyerah. Bagaimana kemungkinannya?

Hari ini, tokoh nasional yang paling kuat sebagai Calon Presiden selain Jokowi adalah Prabowo. Jokowi kehabisan kuota waktu untuk mencalonkan pada Pemilihan Presiden Tahun 2024. Dari sisi ini Prabowo paling berpeluang memenangkan Pilpres 2024, dari perspektif hari ini. Tapi ada banyak tokoh nasional yang mungkin berambisi, katakanlah seperti Ganjar Pranowo,  Djarot, Ridwan Kamil,  Airlangga, Sandiaga Uno, Anis Baswedan, Agus H.Yudoyono, Puan Maharani, dan lainnya. Tapi Prabowo memiliki keunggulan, antara lain: punya  partai sendiri (Gerindra) yang sudah dua pemilu papan atas peringkat tiga besar, pengalaman sudah teruji tiga pemilu, nama sudah dikenal hingga pelosok negeri, modal finansial memadai, dan Prabowo memiliki kharisma penantang. Bagaimana dukungan partai pengusung?

Partai paling setia bersama Gerindra adalah PKS, karena hanya Gerinda paling nyaman diboncengi visi misi PKS,  sedangkan PAN dan Partai Demokrat tergantung musim dan arah angin. PKS berkeras hati berseberangan dengan PDIP, siapapun  yang didukung PDIP maka PKS kebalikannya. Di pihak lain, PDIP partai besar, pemenang Pilpres dan Pileg 2019, akan mempersiapkan penganti Jokowi dan mencari kawan koalisi.

Kawan setia PDIP adalah PKB, dan terutama Nasdem sudah seia-sehati dengan PDIP. Golkar tergantung, biasanya pandai melihat musim dan arah angin. Dari konstelasi tersebut dapat diprediksi Pemilu tahun 2024, kombinasi koalisi adalah (PDIP-Nasdem-PKB) dan (Gerindra-PKS), lainnya dipaksa memilih ke dua kubu koalisi. Tidak terlampau jauh berbeda dengan Pilpres 2019.

Berdasarkan kejadian yang sudah-sudah, kenyataan saat ini, konstelasi partai, dan kalkulasi kekuatan pengusung, maka dapat disimpulkan Prabowo akan maju lagi berjuang ke-5 kalinya di Pemilihan Presiden 2024. Bagaimana hasilnya?

Pilpres 2019 sangat berbeda dari 2014, Pada Pilpres 2019 ada upaya mempolarisasi rakyat Indonesia ke dua kutub dengan sentimen agama. Upaya para perancang polarisasi ini berhasil, meskipun kalah. Menang dalam pertempuran tapi kalah perang. Melihat komposisi dan konstelasi partainya masih sama, maka strategi polarisasi ini akan diulangi lagi di 2024, karena perancang polarisasi merasa sukses, dan akan menggalang kekuatan sejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun