Mohon tunggu...
arif wibowo
arif wibowo Mohon Tunggu... -

mlaku-mlaku golek ilmu

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Beras untuk Penderita Diabetes (Panduan Belanja)

18 Desember 2010   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditakuti banyak orang. Maklum, dari tahun ke tahun jumlah penderitanya terus meningkat. Penyakit ini adalah penyakit di mana tubuh penderita diabetes tidak mampu mengendalikan tingkat glukosa dalam darah. Penderita mengalami gangguan metabolism distribusi gula sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga gula dalam darah berlebihan

Oleh karena itu, penderita diabetes sering kali membatasikonsumsi nasi karena beras dituding sebagai pangan hiperglikemik, padahal beras mempunyaikisaran indeks glikemik yang luas. Indeks glikemik adalah tingkatan bahan pangan menurut pengaruhnya terhadap gula darah. Nilai indeks glikemik bahan pangan dikelompokkan menjadi rendah (<55), sedang (55-70), dan tinggi (>70). Jika penderita diabetes mengonsumsi bahan pangan yang memiliki indeks glikemik tinggi maka kadar gula darahnya cepat meningkat, dan sebaliknya

Mengenal Indeks Glikemik Beras yang ada di Pasaran

Varietas beras yang beredar di pasaran, baik pasar tradisional maupun pasar modern di swalayan sebenarnya tidak terlalu banyak macamnya. Beras yang paling umum di konsumsi masyarakat biasanya diberi label Setra Ramos. Istilah Setra Ramos sendiri sebenarnya tidak merujuk pada jenis beras tertentu, tapi lebih didasarkan pada ciri fisiknya yaitu beras long grain (berbentuk pipih dan panjang). Beras varietas IR, 36, IR 64, C4, Ciherang dan Batang Lembang dimasukkan kelompok ini.

Juga ada kelompok beras aromatic, yang wangi, biasanya berbentuk agak bulat seperti varietas Pandanwangi, Rajalele dan Sintanur. Bila dimasak teksturnya lebih lembut dan tidak doyan air. Harga jenis beras aromatic ini biasanya lebih mahal. Juga ada kelompok ketan, baik ketan putih maupun ketan hitam, yang bila dimasak nasinya bertekstur lengket. Namun biasanya digunakan untuk membuat snack ataupun makanan tambahan, bukan sebagai makanan pokok.

Ada juga yang masuk dalam kelompok beras yang diyakini sehatnya, yakni beras merah, beras hitam dan beras coklat atau brown rice.Beras-beras ini rata-rata berupa beras pecah kulit, yang tidak disosoh. Kandungan nutrisi dalam kulit ari beras inilah yang menjadi nilai tambah utama beras jenis ini. Bahkan sudah ada yang mengklaim sebagai beras untuk penderita diabetes seperti beras poni India dan bera Steam.

Beras berindeks glikemik rendah biasanya, beramilosa tinggi sehingga bertekstur pera, seperti beras IR 36,(IG = 45), Batang Lembang (IG = 54). Beras berindeks glikemik rendah, tapi kadar amilosanya sedang sehingga nasinya pulen adalah varietas Ciherang (IG=54). Untuk beras yang berindeks glikemik sedang adalah IR 64/C4 (IG = 70), beras merah (IG = 56), Beras poni India (IG = 60). Jadi beras poni India yang selama ini diklaim sebagai beras untuk penderita diabetes kandungan indeks glikemiknya masih lebih tinggi dibanding beras Ciherang.

Yang harus dihindari adalah beras dari kelompok aromatic dan ketan karena kandungan indeks glikemiknya tinggi, yakni. Pandangwangi/sintanur (IG = 91), Ketan Putih (IG = 79) dan ketan hitam (IG = 74). Untuk beras hitam sampai saat ini belum ada penelitian tentang kandungan indeks glikemiknya. Anehnya, di sebuah swalayan saya melihat ada sebuah merk beras organic yang berani mencantumkan label sebagai beras untuk penderita diabetes padahal varietasnya Pandanwangi.

Mana Yang Sebaiknya Dipilih :

Setidaknya ada beberapa jenis beras yang bisa dipilih untuk penderita diabetes

1.Beras Ciherang, karena harga murah dan rasanya enak, cukup pulen, mudah dijumpai di pasaran, baik pasar tradisional maupun swalayan. Sayangnya kebanyakan produsen beras masih melabelinya dengan setra ramos dan kemungkinan dalam menjualnya masih dicampur dengan beras jenis long grain lain seperti C4.

2.Beras Merah, sebab, meskipun Indeks glikemiknya sedang, tapi bila dikonsumsi oleh penderita diabetes dapat memberikan efek yang baik karena adanya kandungan pigmen antosianin yang melapisi endosperm beras. Pigmen antosianin dapat mencegah komplikasi diabetes dengan cara mengurangi kolagen abnormal pada pembuluh darah akibat ikatan gula dalam darah dengan protein, mencegah kerusakan sistem limfa, mencegah proliferasi protein abnormal yang dapat menyebabkan kebutaan, meningkatkan adipocytokine gene expression, dan jika terjadi disfungsi dapat menyebabkan resistensi insulin. Michigan State University melaporkan pula bahwa konsumsi antosianin dapat meningkatkan produksi insulin hingga 50%. Antosianin bekerja dengan cara menetralkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan kolagen, sifat antioksidannya melindungi jaringan kolagen dari radikal bebas serta memperbaiki protein yang rusak pada dinding pembuluh darah. Selain itu, beras merah juga mengandung serat pangan tidak larut yang cukup tinggi. Serat pangan tidak larut berfungsi mencegah timbulnya berbagai penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan, antara lain wasir, divertikulosis, dan kanker usus besar.

Mudah-mudahan bagi-bagi pengalaman saya sebagai petani organic ini dapat bermanfaat bagi kompasianer. Tulisan ini saya sarikan dari hasil penelitian Siti Dewi Indrasari dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, ditambah dengan pengalaman saya berkutat di pertanian organic dan pengalaman dari pemakai produk beras organic kelompok tani kami di Boyolali dan Magelang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun