Tidak pelak lagi pemilu lokal Hongkong yang baru saja usai akhir minggu lalu ini merupakan pelampiasan demokrasi kelompok pro-demokrasi yang sudah mengguncang Hongkong selama 6 bulan terakhir ini.
Pemilu lokal yang mencatat rekor dengan jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah Hongkong, yaitu mencapai 4,1 juta orang termasuk di dalamnya 400.000 pemilih baru yang akan memperebutkan sebanyak 452 kursi di 18 distrik di Hongkong.
Jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya pada pemilu kali ini juga mencatat rekor yaitu mencapat 2.94 juta pemilih atau sekitar 71 %. Jumlah ini memecahkan rekor jumlah pemilih di tahun 2016 lalu yaitu mencapai 1,47 pemilih.
Tingginya angka pemilih ini sekaligus mencerminkan barometer opini publik setelah Hongkong diguncang demontrasi yang melumpuhkan ekonominya selama 6 bulan ini.
Pemilu lokal ini sekaligus merupakan ujian terhadap kebijakan pemerintahan yang pro-Tiongkok. Jadi tidak berlebihan bahwa pemilu lokal Hongkong ini dapat diartikan sebagai referendum untuk memilih apakah Hongkong masih "bahagia" di bawah pemerintahan yang sebagian besar pro Beijing atau sebaliknya.
Hasil pemilu lokal ini tampaknya memang mencerminkan ketidakpuasan masyarakat Hongkong yang haus akan demokrasi yang tidak puas dengan status otonomi khusus yang diberikan oleh pemerintahan Beijing.
Seperti yang telah diduga sebelumnya kelompok demokrasi mengalami kemenangan besar dengan mendapatkan kursi lebih dari 300 yang dikategorikan sebagai memenangkan secara mayoritas dari total kursi yang diperebutkan yaitu 352 kursi.
Kelompok pro-Beijing yang hanya mendapatkan 41 kursi mencerminkan bahwa rakyat Hongkong memang menjadikan pemilu lokal ini sebagai referandum yang menginginkan sesedikit mungkin campur tangan pemerintah Beijing di Hongkong.
Hal ini jelas tercermin walaupun pemerintah Hongkong yang dikenal dengan pro-Beijing telah membatalkan pengajuan rancangan undang undang ini, demonstrasi terus berlanjut bahkan semakin membesar sampai dilaksanakannya pemilu lokal ini.
Sapu bersih kursi oleh kelompok demokrasi di pemilu lokal ini memang sangat mengejutkan bahkan di kalangan pro-demokrasi sendiri yang tidak menyangka akan mendapatkan kemenangan besar.