Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perang Melawan Corona atau Berdamai dengannya?

19 Mei 2020   22:51 Diperbarui: 19 Mei 2020   23:12 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini kita masih berada pada kondisi yang tidak menyenangkan dalam menghadapi pandemi Covid 19. Belum ada yang dapat memastikan pandemi ini akan berakhir. Sudah banyak korban meninggal maupun harus di rawat di rumah sakit sebagai pasien Covid 19.

Namun begitu, kita melihat adanya dua sisi yang berbeda di masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Ada kelompok masyarakat yang demikian menyadari akan bahaya virus Corona bahkan terkesan berlebihan sampai paranoid, namun ada juga kelompok masyarakat yang seolah tak acuh dengan virus Corona, mereka masih dengan bebasnya beraktifitas tanpa mengindahkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Jika ada sebagian daerah yang menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dirasa kurang efektif, bukan berarti PSBBnya salah. Namun kembali kepada sikap mental masyarakat dan aparat terkait dalam keseriusan mereka dalam menekan laju penyebaran Covid 19 ini. Dibutuhkan kesamaan sikap dalam menghadapi Covid 19, apakah kita perangi sampai tuntas atau kita berdamai dalam artian hidup bersama Covid 19 dengan kehidupan normal yang baru?.

Di tengah jargon "bersama kita perang terhadap virus Corona" memang terasa aneh kalau ada himbauan "marilah kita berdamai dengan virus Corona!". Sebaiknya kita tuntaskan misi kita dalam perang melawan Corona. Dengan tetap bekerja di rumah, ibadah di rumah, dan tidak keluar rumah jika tidak mendesak, berarti kita sudah ambil bagian dalam memerangi penyebaran Covid 19. Selanjutnya kita mendoakan perjuangan para tenaga medis agar dapat merawat pasien Covid 19 secara maksimal dan tidak membebani mereka dengan menjadikan kita sebagai salah satu pasien mereka.

Perjuangan kita dalam melawan virus Corona jangan sampai kendor sebelum virus ini benar-benar hilang atau sudah ditemukan obatnya. Memang berperang dengan sesuatu yang tidak kasat mata lebih sulit dibandingkan dengan sesuatu yang jelas terlihat. Disinilah dibutuhkan kesadaran dan komitmen dari semua pihak untuk segera bertindak cepat jangan sampai terlambat. 

Jangan sampai kita menyerah, hingga mengangkat bendera putih dan berdamai dengan Corona. Kesehatan dan jiwa manusia adalah nomor satu, sedangkan ekonomi akan dapat segera bangkit kembali manakala kehidupan kembali berjalan normal.

Segala bentuk penanganan terhadap Covid 19 tidak boleh dipolitisasi demi meraih keuntungan sekelompok orang. Semua harus bertindak atas nama kemanusiaan dan kepentingan bersama. 

Pemerintah harus mengambil tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kehilangan satu nyawa manusia jangan dianggap sepele namun harus menjadi bahan evaluasi dalam mengambil langkah selanjutnya. Ketegasan pemerintah dibutuhkan dalam mengambil setiap kebijakan, jangan terkesan berubah-ubah atau seolah bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

Sebagai warga masyarakat kita harus tetap optimis bahwa pandemi ini akan segera berakhir, paling tidak kita sudah mulai beradaptasi dan terbiasa dengan pola hidup baru, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, makan makanan yang bergizi, olah raga teratur dan istirahat yang cukup.

Pandemi ini adalah pengalaman dalam sejarah bangsa Indonesia, bahkan dunia. Dimanakah posisi kita, sebagai solusi dari masalah atau masalah itu sendiri, kitalah yang menentukan , dan sejarah yang akan mencatatnya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun