Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Make America Great Again", Hanyalah Mimpi Indah?

29 Mei 2017   08:04 Diperbarui: 29 Mei 2017   12:52 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump (http://www.businessinsider.co.id)

Donald Trump lahir pada tanggal 14 Juni 1946, sebentar lagi akan berusia 71 tahun. Pada saat melakukan kampanye untuk menjadi presiden Amerika Serikat (AS), Trump menggunakan slogan " Make America Great Again". Slogan yang mampu memenangkan Trump untuk menjadi presiden ke 45 AS.

Mimpi yang dijual Trump pada saat kampanye antara lain, membawa kembali banyak pekerjaan yang sebelumnya di outsource ke negara lain, terutama RRC dan Meksiko. Misalnya produksi Iphone, Nike dan mobil yang mulai banyak dipindah pabriknya ke Meksiko. Selain untuk menambah lapangan pekerjaan tujuan kebijakan ini adalah untuk mengurangi defisit ekspor impor AS.

Menurut saya, usaha untuk mengembalikan pabrik-pabrik itu ke AS, adalah hal yang sulit atau jika boleh bisa dikatakan tidak mungkin untuk beberapa jenis barang. Karena tingkat gaji di AS sudah sangat tinggi, bahkan karena sangat tingginya tingkat gaji ini. Banyak orang yang berpendapat bahwa jika tidak ada imigran gelap yang bersedia dibayar lebih murah, ekonomi AS akan lumpuh atau paling sedikit melambat.

Proses produksi yang sudah di out source ini jika dipaksakan balik ke AS akan menyebabkan naiknya harga barang yang sangat tinggi. Mungkin jika kaos diproduksi di AS harganya bisa 3 kali lipat dengan dibandingkan kaos yang diproduksi di RRC atau Indonesia, pertanyaannya apakah konsumen AS akan mau membayar harga yang mahal ini?

Faktor kedua adalah uang yang tidak mengenal nasionalisme. Semua pengusaha pasti ingin untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk itu mereka akan mencari cara yang paling efisien dalam menjalankan usaha, antara lain dengan melakukan outsourcing . Lebih parahnya lagi banyak perusahaan AS yang memindahkan tempat registrasi perusahaan untuk menghindari pajak.

Keberhasilan Trump menjadi Presiden AS, tidak merubah cara komunikasinya. Seringkali banyak hal yang seharusnya disampaikan melalui kanal resmi malah terlebih dahulu disampaikan melalui twitter pribadi Trump.  Jack Dorsey, founder twitter sampai menyampaikan penyesalannya mendukung Trump untuk menjadi presiden, tentunya bukan hanya karena Trump banyak menyampaikan hal yang kontroversial melalui twitter tetapi juga beberapa hal lainnya.

Beberapa waktu yang lalu Trump memecat direktur FBI James Comey . Pemecatan ini disebabkan oleh Comey menolak untuk menghentikan penyelidikan tentang kebocoran data ke Rusia yang dilakukan oleh tim kampanye Trump dan dugaan intervensi Rusia pada pemilihan presiden AS 2016. Hal ini menyebabkan timbulnya wacana untuk memberhentikan Trump, baik dari kubu Partai Democrat maupun kubu Partai Republic.

Yang sekarang lagi ramai dibicarakan adalah tentang APBN AS yang diajukan oleh Trump. Beberapa media mengatakan bahwa anggaran yang diajukan oleh Trump tidak mencerminkan usaha Trump untuk membuat anggaran yang baik.

CNBC.com, membuat judul berita " Presidents Trump's USD 2 Trillion Budget Mystery". Anggaran ini akan fokus pada pengurangan pajak besar-besaran. Dengan harapan perusahaan akan menggunakan dana hasil pengurangan pajak untuk investasi yang bisa membuat lapangan pekerjaan. Tetapi menurut analis ekonomi Lawrence H Summers, anggaran ini menghitung USD 2 Trilliun dua kali yaitu untuk membiayai pengurangan pajak dan juga membiayai pembayaran defisit anggaran.

Bloomberg.com, " Welcome Back to Your Swamp, Mr President".  Mengatakan setelah kembali dari kunjungan kerja di timur tengah.  Trump harus menghadapi masalah anggaran yang dianggap tidak masuk akal dan juga tentang penyelidikan dugaan peretasan Rusia pada masa pemilihan presiden AS.

CNN.com, yang memang sering berseteru dengan Trump " Donald Trump's Budget : '2+2 =7' ". Artikel ini menuliskan tentang hasil wawancara dengan  Qorvis MSL's Stan Collender yang merupakan ahli dalam anggaran. Pada saat ditanya apakah kita harus menganggap anggaran Trump adalah serius, Collender mengatakan bahwa anggaran ini tidak usah dianggap serius. Anggaran sebenarnya hanya dokumen kampanye yang dibungkus dengan kata-kata " Anggaran".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun