Sambutan ramah dari mas Dwi, penjaga situs sejarah candi Merak menjadi surprise bagi saya. Kedatangan saya sepertinya diharapkan. Ketika motor baru berhenti diluar pagar, mas Dwi sudah menyambangi hingga keluar area situs. Saya menanyakan letak parkir. Dia mengarahkan beberapa tempat, dan saya menuju diantara itu.
Bagi para pengunjung candi Merak akan cukup kebingungan jika memarkirkan kendaraannya. Lokasi situs dilingkungan dusun dengan tidak tersedianya area parkir khusus membuat mas Dwi mengarahkan pengunjung untuk meletakkan motornya di halaman rumah penduduk yang letaknya paling dekat. Bagaimana dengan mobil atau bus? Sepertinya harus parkir didepan kantor kepala desa atau lapangan yang berjarak 150 meter. Lanjutkan dengan jalan kaki.
Sabtu pagi jelang siang-10.30 wib-jangkauan jelajah saya telah sampai di dusun Candi desa Karangnongko, kecamatan Karangnongko kabupaten Klaten. Sebuah rencana mendatangi situs ini memang terpahat dibenak satu hari sebelumnya.
Saya menuruni undakan menuju area situs dengan membuntuti mas Dwi. Letak candi ini memang sedikit kebawah. Posisinya lebih tinggi jalan dibelakangnya. Mencoba mengorek keterangan tentang candi Merak yang berdiri gagah  didesa itu.
Mas Dwi mengarahkan saya ke papan informasi yang memang biasa terdapat dibanyak situs. Sambil sesekali menatap rangkaian kalimat serta gambar, konsentrasi saya dibagi untuk mendengarkan jawaban serta cerita seluk beluk dan pekerjaannya sebagai penjaga situs."Saya baru Januari kemarin menjadi penjaga situs ini, mas", ungkap mas Dwi. "Saya mengganti penjaga yang sudah pensiun".
Dari perbincangan dengan mas Dwi, saya baru tahu kalau menjadi penjaga situs candi Merak salah satu syaratnya adalah berani memanjat pada ketinggian. Lho? Iya, karena tugas mereka merawat seluruh area situs dengan batasan pagar yang mengelilingi, meliputi kebersihan, merawat taman, memeriksa dan/ membersihkan lumut serta jamur yang menempel pada batu dari pondasi kaki hingga puncak serta menjadi pemandu bagi pengunjung. Bahkan untuk mas Dwi kadang dimintai tolong memotret beberapa pengunjung (kalau ini karena kebaikan hatinya).
Sebagai penjaga situs atau lebih pasnya juru pelihara benda sejarah, tugas mas Dwi adalah multi, sebagai pemelihara, pemandu, menjaga, menyelamatkan situs agar tidak rusak, hilang, musnah."Kami juga dijuluki juru kunci oleh masyarakat sekitar", kata mas Dwi sambil tertawa lepas.
Juru pelihara di candi ini berjumlah dua. Khusus hari Sabtu dan Minggu hanya satu, dengan maksud satunya bisa memilih libur diantara keduanya. Sedangkan hari Senin sampai Jum'at berdua.
Candi Merak dibuka dari jam 07.00 wib dan ditutup jam 15.00 wib.
wisata sejarah bagi publik.
Masuk ke areal candi tidak dipungut biaya alias gratis, mengutip keterangan mas Dwi yang rumahnya hanya berjarak 200 meter dari dia bertugas. Hanya diminta mengisi buku tamu karena itu juga sebagai laporan ke kantor(mungkin BPPP Jawa Tengah yang beralamat di Manisrenggo). Â Situs ini terbuka untuk umum dari dulu hingga sekarang dengan harapan menjadi lokasiPerbincangan dengan mas Dwi beberapa kali terputus karena kedatangan pengunjung. Lagi-lagi mereka kebingungan mau memarkirkan motor. Meninggalkan mas Dwi dengan pengunjung lain, langkah kaki saya ajak untuk menelusuri sudut-sudut candi.