Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

BUMN Merugi Ditambah Persoalan Korupsi Membuat Erick Tak Bergeming Pilih Ahok?

21 November 2019   00:20 Diperbarui: 21 November 2019   00:28 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem yang sudah terlalu kuat dan sangat sistematis yang kini terbangun di Pertamina dan di sejumlah perusahaan BUMN seakan membuat perusahaan di BUMN tersebut tidak lagi memberikan dampak keuangan yang positif bagi perkembangan dan kemajuan ekonomi di bangsa kita.

Bahkan ketika di akhir tahun di evaluasi ternyata hasil dari perusahaan BUMN tersebut justru merugi. Dan mungkin bukan hanya setahun dua tahun bahkan bertahun-tahun mengalami kerugian yang tidak sedikit, apakah ini bukan menjadi beban negara? Padahal BUMN ada harapannya bisa memberikan pemasukan bagi negara. Mengingat juga investasi yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk perusahaan tersebut tidak sedikit

Data infobanks di akhir tahun 2018 mencatat paling tidak ada sekitar 12 BUMN yang justru merugi di akhir tahun 2018 lalu.  Dan paling parah BUMN yang merugi adalah PT Jiwasraya. Meskipun sempat di akhir tahun 2017 catatkan laba ratusan miliar rupiah. Tapi di akhir tahun 2018 justru merugi puluhan triliun rupiah.

Kemudan saat melihat banyaknya direktur yang duduk di beberapa perusahaan tersebut tak sedikit yang akhirnya terciduk oleh KPK ataupun lembaga hukum lainnya. .Dimana seperti yang dilansir oleh CNBC.com (3/10/2019), paling tidak di masa kepemimpinan Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN periode lalu, paling tidak ada 7 direksi yang dijadikan tersangka hingga akhirnya divonis bersalah.

Mulai dari Direktur Utama PT Jasindo yang merupakan perusahaan asuransi yang khusus ke barang modal dan jasa di tahun 2014 lalu hingga paling teranyar di tahun 2019 Direktur Angkasa Pura II, ada lima orang yang diamankan termasuk didalamnya Direktur Keuangannya. Juga Dirut dari PLN, Sofyan Basyir yang meskipun oleh pengadilan menyatakan beliau justru divonis bebas.

Melihat hal-hal tersebut, maka benar apa yang dikatakan oleh Bapak Erich Thohir di dalam rencananya menyapu bersih seluruh direksi ataupun komisaris yang ada di BUMN yang dipimpinnya. Termasuk salah satunya adalah memilih dan menempatkan Ahok yang menurut isunya jadi Direktur Utama Pertamina.

Dimana akibat dari rencana tersebut membuat serikat pekerja Pertamina seakan gelonjotan dan tidak menerima Ahok ada di Pertamina. Bahkan menyegel ruang utama Dirut Pertamina tersebut. Tapi melihat dari sudah keukeh nya pilihan Erich Thohir kepada Ahok, meskipun banyak aksi penolakan, penolakan-penolakan tersebut tidak akan dipandangnya?

Sebab dalam penilaian dari sang Menteri BUMN tersebut terhadap sosok Ahok tentu tak terlepas dari seluruh kinerjanya selama ini waktu masih menjabat sebagai Gubernut DKI waktu lalu. Integritas dan kinerja Ahok tak diragukan lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun