Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersolidaritas dalam Keberagaman

5 September 2017   07:42 Diperbarui: 5 September 2017   07:53 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersatu - motipeacemaker.com

Indonesia merupakan negeri dengan berbagai macam suku dan budaya. Indonesia juga mempunyai ribuan pulau yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Begitu besar dan kayanya negeri ini, membuat banyak orang tertarik dengan negeri yang bernama Indonesia ini. Karena tertarik dengan rempah-rempah, Belanda, Inggris, Portugis, Jepang sempat memperebutkan Indonesia. Akibatnya, Indonesia silih berganti hidup dalam penjajahan. Dan baru pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia berhasil merebut kemerdekaannya dan menyatakan dirinya sebagai negara yang berdaulat.

Kini, Indonesia telah merdeka. Kenyataannya Indonesia masih menjadi daya tarik. Bahkan, Indonesia yang berkembang dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini, membuat negeri ini jadi daya tarik tersendiri. Salah satunya bagi kelompok radikal dan teroris. Tak heran ketika kekuatan ISIS di Irak dan Suriah mulai terdesak, mereka terpikir untuk memindahkan pusat kekuasaan ke beberapa negara. Diantaranya adalah Afganistan, Indonesia dan Filipina. Meski pada prakteknya mereka tidak bisa menguasai Indonesia, faktanya tidak sedikit masyarakat Indonesia yang bergabung dengan jaringan ISIS.

Ketika Indonesia terancam paham radikalisme dan terorisme, perlu solidaritas dari semua pihak. Jangan sampai kita hanya diam. Karena dampak yang ditimbulkan akan lebih mengerikan dikemudian hari. Bibit radikalisme terbukti telah mempengaruhi para generasi penerus bangsa. Tidak hanya menyusup ke perguruan tinggi, tapi juga sempat masuk ke pesantren, SMU, SMP, bahkan hingga di level pendidikan anak usia dini (PAUD). Menyusupnya bibit radikalisme ini, berpotensi mendekatkan generasi kita dengan tindakan terorisme.

Bibit terorisme itu diantaranya adalah merasa benar sendiri, mempersoalkan keberagaman, dan ingin terbentuknya kekhilafahan. Ujaran kebencian yang terjadi telah melahirkan praktek intoleran. Persekusi yang terjadi telah melahirkan tindak kekerasan. Dan ironisnya, semuanya itu diatasnamakan bagian dari perjuangan menegakkan ajaran agama. Pertanyaan sederhana, apakah ajaran agama selalu dilakukan dengan kebencian dan kekerasan? Mari lihat sejarah Nabi Muhammad SAW. Mari kita lihat sejarah Wali Songo. Tidak ada satupun yang mengajarkan kebencian dan kekerasan. Sebaliknya, yang diajarkan justru mengarah pada perdamaian.

Karena masifnya propaganda radikalisme dan terorisme, perlu solidaritas semua pihak, sama seperti ketika semua orang bersatu melawan penjajah. Ketika ujaran kebencian begitu masif terjadi, perlu solidatas semua pihak untuk terus menebarkan pesan damai. Mari mulai berujar dan berperilaku kebaikan dari diri kita sendiri. Setelah bisa menjalankan, sebarkan ke keluarga dan tetangga sekitar. Dengan demikian, semua orang diharapkan bisa berujar dan berperilaku baik. Dan semua itu bisa terjadi jika ada solidaritas.

Karena Indonesia beragam, maka solidaritas ini perlu diterapkan sejak dini. Agar anak-anak sudah terbiasa dengan keberagaman sejak dini. Dampak solidaritas ini adalah terjaganya kerukunan antar umat beragama. Jika kerukunan terjaga, maka toleransi akan terjaga dengan baik. Kalau toleransi bisa terjaga, maka persatuan dan kesatuan bisa diwujudkan. Jika persatuan dan kesatuan terwujud, upaya untuk mendorong pada perdamaian dan keadilan sosial akan lebih mudah. Karena itulah, mari kita mulai bersolidaritas dalam keberagaman negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun