Foto PIJA bareng komunitas BRAM di Pantai Gatra
Kali ini saya bersama teman – teman PIJA (Perikanan Jelajah Alam) mengeksplorasi pantai di Malang Selatan. Malang Selatan memiliki banyak pantai yang patut untuk dikunjungi, selain Pantai Balekambang dan Pantai Goa Cina yang sudah lebih dulu tersohor. Jika kita berencana berlibur sambil berpetualang, Pantai Tiga Warna bisa menjadi pilihan. Mungkin teman - teman belum terlalu familiar dengan Pantai Tiga Warna. Dimanakah lokasi Pantai Tiga Warna? Apa saja yang akan kita dapat lakukan di Pantai Tiga Warna? Dan apa saja yang tidak boleh dilakukan ? Perjalanan ber-14 orang ini kami tempuh dengan sepeda motor tak lupa menerjang hujan selama perjalanan. Jadi lebih baik kita sedia jas hujan sebelum kehujanan. Selama perjalanan kita mengalami kendala seperti ada salah satu motor mengalami kerusakan, sehingga penting untuk traveler memeriksa kondisi kendaraan sebelum menempuh perjalanan. Persiapkan juga logistic yang memadai karena disana bukanlah pantai macam tempat rekreasi. Alami. Tidak ada toilet (hanya tersedia di pos utama) dan tentu tidak ada warung kopi. Hehe. Untuk menuju Pantai Tiga Warna, traveler menuju Sendangbiru tepatnya sebelum memasuki TPI Sendangbiru ada penunjuk jalan ke arah Pantai Clungup. Memang penanda jalan yang ada belum begitu memadai, hanya berupa plang besi kecil dan kayu yang dipilox tulisan “Pantai Clungup”. Dan penunjuk jalan tersebut membawa kami ke gang perkampungan penduduk. Awalnya saya keheranan dan bertanya kepada teman, kok kita masuk perkampungan penduduk, ya memang ini trek perjalanannya. Ternyata Pantai Tiga Warna dapat dicapai setelah kita melewati Pantai Clungup dan Pantai Gatra. Kalau ditanya treknya, ya amazing. Jangan bayangkan jalanan beraspal ataupun minimal jalan batu seperti ke pantai Goa Cina. Yang ada, adalah jalanan tanah yang ketika tersiram air hujan berubah menjadi tanah berlumpur. Licin dan jalanan sempit hanya muat untuk satu motor. Jadi traveler tidak bisa membawa mobil yaa. Rimbunan kebun pisang di kanan kiri jalan menemani perjalanan. Sempat terseok – seok motor kami di jalanan yang licin. Jika kita memang belum pernah melewati jalanan itu termasuk membingungkan, karena beberapa kali ada persimpangan jalan. Kira – kira 2-3 km kemudian kita baru finish di pos utama pantai Clungup. Pos pantau pantai Clungup terbuat dari bale-bale bambu. Sederhana tapi penuh makna, karena seakan ingin menyatu dengan alam. Malam itu, kami disambut sekitar 8 bapak – bapak jagawana kawasan konservasi tersebut. Yang pertama kita lakukan ya pasti membayar tiket seharga Rp 6.000/orang plus parkir motor Rp 5.000/motor. Disarankan untuk para traveler yang berencana camp, menelpon pihak Bhakti Alam yaitu Pak Saptoyo 081233339889 untuk konfirmasi dan memesan tenda camping. Tak perlu repot membawa tenda, karena pihak Bhakti Alam menyediakan penyewaan tenda. Cukup membayar Rp 25.000,-/ tenda (muat 5 orang) dan kita mendapatkan satu matras. Selain itu, kita juga diwajibkan membayar biaya sewa lahan Rp 25.000/tenda. Jadi total biaya Rp 50.000,-. Karena Pantai Tiga Warna termasuk dalam kawasan Bhakti Alam tidak diperbolehkan untuk mendirikan tenda menginap bagi para pengunjung. Traveler diperbolehkan camping di kawasan Pantai Clungup dan Pantai Gatra. Oh ya yang lebih penting lagi, disini traveler harus mematuhi peraturan untuk ikut menjaga kelestarian kawasan konservasi mangrove dan terumbu karang. Untuk itu tiap pengunjung diwajibkan untuk melaporkan barang bawaannya. Berikut peraturan nomor 8 yang tertera di samping pos pantau “Barang yang dibawa masuk harus dibawa keluar, jika barang yang masuk tidak sesuai dengan barang yang dibawa keluar, akan dikenakan sanksi sebesar Rp 100.000/item limbah/barang yang hilang dari daftar checklist barang”. Nah karena peraturan ini tentu berdampak pada bersihnya kawasan pantai Clungup, Gatra dan Tiga Warna. Traveler yang ingin merasakan sensasi snorkeling di Malang, bisa mendapatkannya jika mengunjungi Pantai Tiga Warna. Untuk itu menuju lokasi Pantai Tiga Warna harus didampingi guide/pemandu, dengan biaya sebesar Rp 75.000/10 orang. Setelah memarkirkan kendaraan, lanjut perjalanan menuju Pantai Clungup dan kita memilih Pantai Gatra sebagai lokasi camp kita. Perjalanan kita pilih susur pantai yang saat itu sedang mulai pasang. Hati – hati ya karena batu karang cukup licin dan tajam, disarankan memakai alas kaki yang nyaman dan aman seperti sandal gunung. Ternyata kawasan Pantai Gatra ada 4 kelompok besar yang telah datang terlebih dulu. Setelah memilih lokasi camp yang sesuai, kita mulai mendirikan tenda. Tenda siap, waktunya mengisi perut yang sudah keroncongan. Membakar ikan menjadi aktivitas kami selanjutnya. Terasa menyenangkan ketika kita menikmati santap malam dengan ikan bakar dan nasi telah lebih dulu kita siapkan sebelumnya. Derai tawa saling lempar gurauan menambah suasana akrab diiringi desiran ombak dan semilir angin. Istirahat malam berlanjut setelah kita sudah merasa mengantuk, siapkan stamina untuk esok pagi. Karena kita hanya menyewa dua tenda, para lelaki PIJA mempersilahkan kami kaum perempuan untuk tidur di dalam tenda dan mereka menghabiskan malam tidur beralaskan terpal. Terimakasih Sarapan ala PIJA
Esok paginya, kita terbangun disuguhi pemandangan pantai berpasir putih dengan beberapa bukit kecil. Aktivitas pagi ini tentu tak jauh dari sarapan dan persiapan menuju Pantai Tiga Warna. Sarapan kita pagi ini cukup mie instan, setangkup roti dan pisang bakar. Dinikmati bersama jauh lebih nikmat. Setelah itu, tak lupa kita ber-groufie dan ber-selfie ria. Hehe. Pukul 08.00 pagi kita sudah menelpon guide untuk diantar menuju Pantai Tiga Warna. Traveler disarankan yang ingin menuju Pantai Tiga Warna untuk mengemasi barang bawaan dan tenda karena tidak ada pihak yang bertanggung jawab jika barang hilang.