Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Yuk Mengenal Cita Rasa Unik ‘Cabuk’ Makanan Khas Wonogiri

11 Agustus 2013   14:31 Diperbarui: 4 April 2017   17:31 6326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_271663" align="aligncenter" width="500" caption="Biji buah tanaman wijen"][/caption]

Cabuk? Apa itu? Tentu teman-teman yang berdomisili di Surakarta dan Wonogiri Jawa Tengah mengenal jenis makanan ini. Jenis makanan yang berfungsi seperti sambal yang kusukai sejak masa kecil. Warnanya hitam pekat, agak lembek. Rasanya pedas, agak pahit dan sedikit getir, beraroma kental menyengat khas rasa biji tanaman wijen.

Ada sekian banyak jenis makanan khas dari Wonogiri. Kota yang terkenal dengan sebutan kota gaplek ini, identik dengan makanan khas seperti nasi tiwul, kacang mete, emping melinjo, cabuk dan lain-lain. Khusus untuk kacang mete dan emping melinjo menjadi camilan sajian umum saat lebaran. Makanan khas itu ada seiring tersedianya bahan pokok seperti singkong, pohon jambu monyet, pohon melinjo dan tanaman wijen.

[caption id="attachment_271664" align="aligncenter" width="500" caption="Tanaman wijen biasa ditanam di kebun."]

[/caption]

Nasi tiwul terbuat dari tepung gaplek, yakni singkong yang dikeringkan dan ditumbuk. Tiwul biasanya dinikmati bersama ikan asin, parutan kelapa, sambal, atau cabuk. Bagi yang tak terbiasa makan nasi tiwul mungkin akan merasakan perut panas. Biasanya untuk menghilangkan efek itu ditambah atau dicampur dengan nasi putih.

Sedangkan kacang mete adalah camilan yang terbuat dari biji buah jambu monyet, yang dikupas dan diberi bumbu lalu digoreng. Jenis mete asal Wonogiri sangat dikenal karena bijinya utuh-utuh dan besar dan rasanyapun pulen dibanding dari daerah lain. Tak heran harga perkilonya pun selalu merangkak naik dari tahun ke tahun. Harga pas momen lebaran ini Rp. 95.000 per kilogram. Sementara emping melinjo adalah makanan hasil olahan biji buah melinjo. Biji buah melinjo dikupas, disangrai lalun ditumbuk hingga berbentuk lempengan kecil.

[caption id="attachment_271665" align="aligncenter" width="500" caption="Cabuk berwarna hitam karena unsur klaras. (Foto pribadi)"]

13762061271501324326
13762061271501324326
[/caption]

Nah, kalau cabuk ini jenis makanan ‘teman’ nasi tiwul maupun nasi putih dengan harga sangat terjangkau, namun bercitarasa khas. Biasanya dikemas dalam bentuk gulungan daun pisang ukuran kecil sekitar 10 an cm. Menurut ibu saya, cara pembuatan cabuk gampang-gampang susah, lumayan njlimet, butuh kesabaran untuk mendapatkan cabuk yang halus dan khas.

Bahan dasar utamanya adalah dari biji tanaman wijen. Biji wijen umumnya diperas menghasilkan minyak wijen. Minyak wijen ini termasuk minyak alami. Selain digunakan untuk mengolah makanan juga bisa berfungsi sebagai obat. Tak heran harganya lebih mahal daripada minyak umumnya. Ampas hasil pemerasan biji wijen inilah yang dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan cabuk.

[caption id="attachment_271666" align="aligncenter" width="500" caption="Cabuk berasa pedas-pedas agak getir, biasa dimakan dengan nasi tiwul. (Foto pribadi)"]

1376206191216239751
1376206191216239751
[/caption]

Lalu bagaimana pembuatan cabuk ini?

Ibu saya menuturkan secara singkat soal cara pembuatan cabuk yang telah turun temurun diketahuinya dari nenek almarhum yang tinggal di kampung arah pantai selatan Wonogiri. Pertama-tama biji wijen yang masih mentah digoreng tanpa minyak hingga matang. Setelah matang, lalu ditumbuk hingga menjadi semacam tepung. Lalu dikukus dengan dicampur air sedikit sekitar satu jam. Kemudian dicampur Londo, ampas kelapa dan dikukus lagi selama sejam. Londo dibuat dari klaras (daun pisang kering) yang dibakar di kuali bercampur air, lalu ditumbuk menjadi tepung. Londo inilah yang membuat warna cabuk jadi hitam.

Setelah itu, cabuk dibumbui agar ada rasanya. Bumbu yang dibutuhkan diantaranya cabe, bawang putih, gula jawa, daun kemangi muda, parutan kelapa lalu dibungkus daun pisang hingga berbentuk gulungan. Ukuran gulungan ini tergantung selera, bisa besar maupun kecil. Kemudian dipanggang diatas bara api, seperti dipepes. Bisa juga langsung dibuat sambal cabuk, dengan campuran garam, gula jawa, cabe rawit, bawang putih dan daun kemangi.

Demikian sekedar mengetahui komposisi dari cabuk. Untuk lebih mudahnya anda tinggal membeli di toko oleh-oleh di Wonogiri atau di Surakarta. Namun konon rasa cabuk Wonogiri berbeda dengan cabuk Surakarta, terutama aroma khas wijennya yang lebih kuat serta perbedaan komposisi cabai dan daun kemanginya.

Salam kuliner nusantara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun