Â
Ditinjau dari sudut pandang militer, prinsip perang yang diajarkan oleh Clausewitz dengan teori center of gravity adalah barang siapa menguasai medan perang yang strategis dialah yang akan memenangkan perang. Berdasarkan teori inilah maka terjadi pergeseran perebutan medan perang strategis sebagai center of gravity dari waktu ke waktu. Pada masa awal, medan perang strategis tersebut adalah berupa daratan, namun dengan perkembangan teknologi kelautan maka medan perang strategis berubah menjadi lautan. Dalam era berikutnya ketika teknologi kedirgantaraan berkembang, maka medan perang strategis tersebut berupa udara.
Perkembangan selanjutnya dari udara menuju ke ruang angkasa diatas ketinggian 50.000 mil yaitu disebut sebagai space atau lebih spesifik lagi lunar libration points, yang lebih dikenal dengan sebutan L4 dan L5 yang merupakan tempat-tempat dimana gaya gravitasi bulan dan bumi sama besarnya. Saat ini dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi maka medan perang strategis tersebut bergeser menjadi cyberspace.
Keamanan merupakan kebutuhan pokok bagi satu negara yang harus selalu diupayakan dalam kaitan dengan ruang (space) baik darat, laut, udara dan termasuk cyber. cyberspace menjadi sangat penting dan mutlak dijaga dengan ketat karena keamanan ruang siber ini bisa menjamin keamanan infrastruktur kritikal seperti listrik, sarana komunikasi, antena dan satelit yang sangat menentukan kehidupan satu negara. Saat ini istilah perang siber (cyber warfare) ini sering rancu dengan istilah perang elektronika (electronic warfare), bahkan ada yang mengatakan bahwa perang siber merupakan bagian saja dari perang elektronika. Memang sulit untuk membedakan dengan jelas, karena memang bidang elektronika cakupannya sangat luas dan keduanya menjadi bagian dari perang informasi (information warfare).
Bukan Cerita Fiksi
Secara umum definisi perang elektronika adalah tindakan militer yang menggunakan gelombang elektromagnet untuk menaklukkan lawan. Secara singkat perang elektronika ditujukan kepada sasaran yang berupa jalur komando dan kendali, sarana komunikasi dan sarana non komunikasi seperti radar. Cara yang umum digunakan dalam perang elektronika ini dikenal dengan singkatan MIJI (Meaconing, Intrusion, Jamming and Interference).
Sedangkan perang siber adalah penggunaan komputer atau sarana digital lain untuk secara sengaja mengkases informasi, data atau merusak infrastruktur yang dikendalikan secara digital di ruang siber (cyberspace). Perang siber ini benar-benar telah terjadi dan bukan merupakan ceritera fiksi, sebagai bukti adalah terjadinya penyerangan jaringan di Estonia dan Georgia yang melumpuhkan infrastruktur kritikal di negara tersebut.
Hal tersebut di atas menyadarkan kita bahwa : Perang siber adalah nyata, terjadi dalam waktu yang sangat cepat, bersifat global, tidak memerlukan medan pertempuran di darat dan sudah dimulai serta akan terjadi kapan saja. Perang siber mempunyai medan perang tersendiri yaitu cyberspace yang meliputi internet dan banyak jaringan tertutup yang tidak bisa diakses dari internet. Sebagai salah satu bentuk perang, perang siber mempunyai tujuan yang sama dengan perang konvensional yaitu untuk menaklukkan kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan baik pemimpin politik maupun militer, melalui operasi yang salah satunya disebut sebagai Computer Network Operations (CNO) yang meliputi :
1. Computer Network Attack merupakan satu operasi yang dirancang untuk mengganggu bahkan merusak data atau informasi yang disimpan dalam komputer atau jaringan komputer atau bahkan untuk merusak jaringannya.
2. Computer Network Exploitation merupakan satu operasi yang tujuannya mengambil data atau informasi yang sangat penting dan bernilai intelijen dari satu jaringan komputer mengunakan sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK).