[caption id="attachment_184110" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Oleh : dr.Andri,SpKJ (Psikiater Bidang Psikosomatik Medis) Pada saat menuliskan tulisan ini saya sedang berada di Beijing China mengikuti acara Regional Neuroscience Conference yang dihadiri beberapa sejumlah negara di Asia. Delegasi dari berbagai negara Asia ini mengikuti konfrensi selama 2 hari yang membahas perkembangan di bidang psikiatri khususnya untuk Gangguan Depresi dan Gangguan Bipolar. Pada hari pertama penyelenggaraan konfrensi ini, topik yang ditekankan adalah tentang Gangguan Depresi. Gangguan Depresi adalah suatu gangguan psikiatri yang bisa dikatakan paling banyak diderita oleh penduduk dunia. Beberapa penelitian mengungkapkan prevalensi atau angka kejadian gangguan depresi berkisar antara 15-30% dari berbagai data penelitian yang dilakukan di berbagai negara. Angka kejadiannya meningkat pada beberapa populasi khusus seperti lanjut usia dan pasien dengan kondisi medis umum. Jika dulu Gangguan Depresi lebih dianggap sebagai bagian dari kondisi situasional yang melibatkan faktor lingkungan luar, maka sekarang telah banyak penelitian yang mengungkapkan peranan adanya suatu kondisi biologis yang bekerja sama dengan faktor lingkungan dalam menghasilkan gangguan depresi pada individu. Penelitian mengatakan bahwa ada beberapa individu yang mempunyai kerentanan genetik untuk mengalami depresi dan ketika bertemu dengan lingkungan yang penuh tekanan maka kondisi depresi akan muncul pada individu tersebut. Belakangan ini para ahli lebih menekankan adanya aspek gangguan somatik atau gangguan yang melibatkan keluhan fisik dari pasien-pasien yang mengalami gangguan depresi. Gangguan nyeri adalah salah satu yang banyak dikaitkan dengan kondisi nyeri pada pasien depresi. Pasien depresi bisa mengeluh sakit kepala, nyeri punggung/pinggang, nyeri leher/tengkuk, nyeri pada persendian, nyeri dada, nyeri daerah pelvis, nyeri perut bahkan yang mengeluh nyeri seluruh tubuh. Dalam praktek sehari-hari penelitian mengatakan hampir lebih dari 65% pasien gangguan depresi mengeluh nyeri (Bair dkk,2003). [caption id="attachment_184109" align="aligncenter" width="300" caption="Regional Neuroscience Conference, 24-25 April 2012, Beijing, Cina (dok.pribadi)"]