Mohon tunggu...
Prabu Bathara Kresno
Prabu Bathara Kresno Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Konsultasi dan Bantuan Hukum

Dalam Asa, Rasa, Cipta, Karsa dan Karya Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Epistemologi Kata "Jancok" Dalam Budaya

18 Juni 2017   20:32 Diperbarui: 18 Juni 2017   20:43 4815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Mungkin sebagian rekan-rekan pernah mendengar kata Jancok, Dancok, atau disingkat menjadi Cok (juga ditulis Jancuk atau Cuk, Ancok atau Ancuk) yang diucapkan oleh sebagian masyarakat Jawa Timuran. 

Kata “Jancok” merupakan kata yang tabu digunakan oleh masyarakat Pulau Jawa secara umum karena memiliki konotasi negatif. Namun, penduduk Surabaya dan Malang menggunakan kata tersebut sebagai identitas komunitas mereka sehingga kata “Jancok” memiliki perubahan makna ameliorasi (perubahan makna ke arah positif), bahkan digunakan sebagai kata sapaan untuk memanggil di antara teman.

Normalnya, kata tersebut digunakan sebagai umpatan pada saat emosi meledak, marah, atau untuk membenci dan mengumpat seseorang. Namun, sejalan dengan perkembangan pemakaian kata tersebut, makna kata jancok meluas hingga menjadi simbol keakraban dan persahabatan khas di kalangan sebagian arek-arek Suroboyo.

Etimologi Jancok

Menurut Kamus Online Universitas Gadjah Mada , istilah “jancuk, jancok, diancuk, diancok, cuk, atau cok” didefinisikan sebagai “sialan, keparat, brengsek (ungkapan berupa perkataan umpatan untuk mengekspresikan kekecewaan atau bisa juga digunakan untuk mengungkapkan ekspresi keheranan atas suatu hal yang luar biasa)”.

Sejarah Kata Jancok

Kata ini memiliki sejarah yang masih rancu. Kemunculannya banyak ditafsirkan karena adanya pelesetan oleh orang-orang terdahulu yang salah tangkap dalam pemaknaannya, dimana versi-versi ini muncul dari beberapa negara tetangga yang orang-orangnya mengucapkan kata yang memiliki intonasi berbeda, namun fon-nya hampir sama. Dikarenakan orang-orang dari beberapa negara tetangga tersebut mengucapkan kata yang hampir mirip kata “jancok” itu dengan ekspresi marah atau geram dan semacamnya, orang-orang Jawa dulu mengartikan kata “jancok” (menurut lidah orang Jawa) adalah “kata makian”.

Dalam perkembangannya, setidaknya ada empat versi asal mula kata "Jancok":

>> Versi Kedatangan Bangsa Arab

Salah satu versi asal mula kata “Jancuk” berasal dari kata “Da’Suk.” Da’ artinya “meninggalkanlah kamu”, dan Assyu’a artinya “kejelekan.” Kata tersebut jika digabung menjadi kata “Da’suk yang  memiliki makna “tinggalkanlah keburukan”. Kata tersebut diucapkan dalam logat Surabaya menjadi “Dancok”.

>> Versi Penjajahan Belanda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun