[caption id="attachment_212586" align="aligncenter" width="720" caption="nyoblos (dokumentasi pribadi)"][/caption]
"Ntar nyoblos di 20 September harus rasional."Kata Wepe, si pengamat politik. Maksudnya adalah rakyat harus cerdas menilai kedua calon dari track record, program kerja dan visi-misinya, jangan terbelenggu oleh motif primodialisme atau politik uang.
"Kalau yang tidak rasional itu namanya nyoblos emosional ya?"Tanya Youly serius.
"Bukan, nyoblos emosional itu kalau nyoblosnya di bilik suara sambil nangis-nangis sedih atau marah-marah dengan petugas TPS yang larang pakai baju seragam tertentu."Kata Hawa penuh kesungguhan.
"Apalagi kalau nyoblosnya pakai pisau, lebih emosi lagi."Penjelasan Hamzet serius.
"Nah, kalau ada suami istri pengantin baru setelah nyoblos di bilik suara yang satu nyoblos rasional dan yang satu nyoblos emosional, setelah nyoblos pulang ke rumah dan langsung ngamar, maka terjadilah yang dinamakan nyoblos romantikal."Kata Wepe dengan tegas.
Youly pun menimpali,"Mudah-mudahan suaminya punya cukup kemampuan. Karena sekarang nyontreng pun diperbolehkan, tidak harus nyoblos."