Mohon tunggu...
Pitutur
Pitutur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mencoba BERMANFAAT dengan MENULIS. Mencoba menuliskan sebuah peristiwa dari sudut pandang yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Stasiun Gambir, Riwayatmu Nanti

24 Juli 2017   07:56 Diperbarui: 25 Juli 2017   07:15 4956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Stasiun Manggarai saat hujan (Okezone)

Pembangunan di negeri ini sepertinya terus menggeliat, dengan  menyentuh banyak faktor, baik darat laut dan udara.

Hari ini saya membaca sebuah berita di media online, perihal rencana  yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan, untuk melokalisasi kereta api jurusan luar kota yang akan disentralkan hanya di dua stasiun, yaitu Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara.

Entah apa yang ada di pikiran pak Budi Karya selaku Menhub, karena dia menyampaikan bahwa hanya dua stasiun, dan menghilangkan Stasiun Gambir dari fungsinya sebagai stasiun antar kota dari daerah di pulau Jawa.

Letak Gambir yang cukup strategis sangat membantu banyak orang dari luar kota, apalagi untuk penumpang dari daerah lain yang tujuannya untuk wisata, melihat ibu kota misalkan, atau ingin pergi ke daerah-daerah favorit, yang saat ini sangat mudah dipahami aksesnya dari Gambir. Dipikiran warga luar Jakarta, bila mencari tiket kereta, mayoritas hanya ada dua Stasiun di otak mereka, yaitu Stasiun Gambir atau Stasiun Pasar Senen. Kalau niatnya mau memusatkan pergerakan penumpang dari dan ke luar kota dari dua stasiun, pusatkan ke Senen dan Gambir. Bukan ke Manggarai dan Jatinegara.

Bila alasannya untuk mengatasi keterlambatan kereta dalam kota, akan lebih baik dikaji ulang, jangan buru-buru. Pengguna kereta di DKI yang sehari bisa tembus satu juta penumpang, tentu ada alasannya. Kita juga harus memikirkan bagaimana transportasi lainnya? Kalau perkembangan laju pertumbuhan moda transportasi di atas aspal (motor/mobil/bis) tidak atur dengan baik, akan terjadi timbunan kendaraan di jalan raya (ada ratusan ribu kendaraan baru di DKI setiap bulannya?), yang berujung dengan kemacetan. Ujungnya kereta api akan jadi tumpuan satu-satunya transportasi yang tertib manajemennya. Kalau itu yang terjadi, artinya Kemenhub hanya berhasil mengatasi transportasi di atas rel, bukan di atas aspal.

Menhub masih punya waktu hingga akhir masa jabatan untuk berpikir lagi, jangan keburu-buru sepihak menentukan perubahan ini, bila perlu adakan forum diskusi dengan pengguna kereta api, biar didalam menentukan tidak membuat keputusan yang salah. Karena begitu keputusannya salah, akan jadi lucu. Bila perlu bapak sering-sering ke Stasiun Gambir, juga tanyakan ke kepala stasiun Gambir, ada berapa banyak penumpang dari luar kota yang masuk ke Stasiun Gambir, dan berapa banyak yang ke Senen, berapa yang turun Manggarai dan berapa yang turun Senen. Bila rencananya hanya di fokuskan ke Manggarai dan Jatinegara, akan jadi lucu. Karena jarak kedua stasiun tersebut sangat dekat. Akses ke Stasiun Manggarai juga cukup krodit, parkiran sempit, kenyamanan parkir sangat kurang. Parkir adalah problem krusial di hampir semua stasiun di kota-kota besar.

Menurutku bila ingin diubah, akan lebih menarik Pemusatannya ada di Stasiun Gambir, Stasiiun Manggarai dan Stasiun Pasar Senen. Juga petakan kembali lalu lintas di sekitar stasiun lainnya. Gambir adalah stasiun termudah bagi pengunjung yang masuk ke Jakarta bila niatnya untuk datang ke Ibu Kota. karena jantung Kota Jakarta ada di ring satu Stasiun Gambir. bukan Manggarai apalagi Jatinegara.

Semoga Stasiun Gambir tetap dipertahankan.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun