Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Kopi Indonesia Mendunia, Bagaimana Nasib Petani?

16 Mei 2018   11:27 Diperbarui: 16 Mei 2018   13:28 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.acehtrend.co

Tren ngopi di Indonesia menjadi suatu gaya hidup tersendiri apalagi bagi generasi millenial. Tidak heran jika ini banyak bermunculan kios-kios atau warung dan kafe yang menu utamanya menyuguhkan kopi dengan berbagai jenis rasa maupun campurannya. Jika dilihat lebih luas lagi, yaitu di Indonesia kopi dalam negeri ternyata cukup banyak yang di ekspor ke luar negeri.

Yang membanggakan lagi yaitu setiap tahunnya, jumlah kopi yang diekspor terus menerus mengalami peningkatan yang cukup bagus. Seperti contohnya di tahun 2017, kopi yang berasal dari Indonesia yang dieskpor tumbuh dari tahun sebelumnya sekitar 8 persen. Lalu dilanjutkan di tahun 2018 ini meningkat dari tahun 2017, yaitu ekspor kopi tumbuh mencapai 7,5 persen, tidak jauh berbeda dengan tahun 2017. Untuk jumlah spesifiknya, kopi Indonesia yang di ekspor di tahun 2018 ini yaitu mencapai 432 ribu ton biji kopi dan 152,98 ribu ton untuk jenis kopi olahan.

Di dalam negeri pun industri pengolahan kopi sampai saat ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Merebaknya budaya minum kopi dan menjamurnya tempat tongkrongan dengan menu utama berbahan dasar kopi membuat konsumsi kopi dalam negeri meningkat. Kopi pada umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu jenis robusta dan jenis arabika. da ntentunya harga jual kopi arabika dan robusta berbeda-beda.

Untuk wilayah Indonesia sendiri, sebagian besar hampir 75 persen produksinya berorientasi pada kopi jenis robusta. Dari seluruh produksi kopi di wilayah Indonesia, sebagian digunakan untuk ekspor, dan sebagian lagi untuk mencukupi kebutuhan atas permintaan dalam negeri. Walaupun Indonesia termasuk salah satu negara penghasil kopi terbesar, tetapi Indonesia ternyata tetap melakukan impor kopi lho.

Walaupun kuantitas dari impor tidak lebih banyak dari jumlah biji kopi yang kita ekspor ke luar negeri. Sebagian besar, kopi yang diimpor digunakan untuk campuran membuat minuman kopi agar tercipta cita rasa yang nikmat. Selanjutnya, dilihat dari sisi jual beli biji kopi hijau di dalam negeri, harga yang dipatok dirasakan cukup stabil dari waktu ke waktu, yaitu berkisar di angka 25 ribu. Jika pernah mengalami guncangan, paling tidak memcapai harga maksimal di angka 27 ribu per kilogramnya.

Keuntungan dari cukup stabilnya harga kopi tersebut berdampak pada kehidupan petani yang lebih sejahtera. Alasannya, karena harga kopi yang tidak terlalu sering mendapat goncangan, sehingga relatif sama keuntungan dari tahun ke tahun dan terhindar dari kerugian yang besar. Dilihat dari harga, petani masih diuntungkan, tetapi jika kita mengalihkan fokus yaitu pada intensitas panen, muncul beberapa permasalahan kembali.

Yaitu karena masa panen kopi yang relatif hanya dapat dilakukan sebanyak sekali dalam setahun, hal inilah yang harus diwaspadai dan diperhatikan oleh sebagian besar petani di Indonesia. untuk kategori petani yang hanya mengandalkan dari hasil panen kopi saja, artinya mereka harus pintar dalam mengelola keungan selama setahun sebelum panen. Selain itu mereka harus berusaha untuk meningkatkan pendapatan mereka dari kuantitas kopi supaya pendapatan mereka dapat bertahan dalam waktu setahun disamping untuk biaya operasional perawatan kebun kopi.

Dari uraian tersebut, tidak heran jika sebenarnya banyak petani kopi yang beralih pekerjan sembari menunggu panen kopi. Ada beberapa diantara mereka yang banting setir bermata pencaharian pedagang atau jenis pekerjaan lain karena dirasa hasil panen kopi yang kurang bisa untuk bertahan hidup selama satu tahun.

Jadi secara garis besar, dari sisi harga lebih stabil dan petani terhindar dari kerugian, tetapi di sisi lain, pendapatan dari panen kopi yang dirasa belum cukup untuk menutupi kebutuhan selama setahun mengingat banyak petani kopi Indonesia yang memiliki luas lahan yang terbilang sempit sehingga hasil panennya yang sedikit pula.

Dari permasalahan tersebut, banyak dari petani kopi yang berharap agar pemerintah mulai memberikan beberapa penyuluhan agar kuantitas kopi yang dihasikan bisa meningkat dengan luas lahan yang tetap sehingga pendapatan mereka bisa cukup jika digunakan sampai menunggu waktu panen selanjutnya. Penyuluhan bisa diberikan berkaitan dengan penggunaan pupuk atau cara lain yang bisa menggenjot jumlah panen dari sebelumnya.

dari banyaknya jenis kopi yang di produksi di indonesia yang di eksport ke luar negeri, seperti kopi kerinci , kopi aceh gayo, kopi toraja, kopi luewak dan jenis kopi lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun