Mohon tunggu...
Pedi Ahmad
Pedi Ahmad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

orang yang senang bermain. sehari-hari berkeliaran di kota Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KH Yusuf Tauziri: Tokoh Pejuang Wanaraja, Garut

11 Oktober 2010   17:30 Diperbarui: 4 April 2017   16:59 3303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pesantren Darusalam Wanaraja, Garut mempunyai keunikan tersendiri. Selain sebagai pusat kegiatan keagamaan di lingkungan kecamatan Wanaraja, Pesantren Darusalam memiliki ikatan sejarah yang sangat kental selama masa perjuangan.

Kyai Haji Yusuf Tauziri merupakan salah seorang tokoh pejuang Garut. Sewaktu masih kecil, mempunyai nama Damiri, terkenal anak nakal. Orang tuanya sudah beberapa kali memasukan ke pesantren akan tetapi ia lebih suka main bola dan pencak silat daripada menjadi seorang santri.

Tahun 1923, beliau pergi ibadah haji, ketika pulang namanya berubah menjadi Yusuf Tauziri. Lalu beliau mendirikan mesjid dan pesantren yang dinamai Darussalam di Wanaraja, Garut. Pada zaman Jepang, beliau masuk tahanan karena dituding akan mengadakan sabotase.

Pada zaman revolusi, beliau mendirikan laskar Darussalam yang kemudian bergabung dengan BKR yang menjadi TKR. KH Yusuf Tauziri diajak Kartosuwiryo agar mengumumkan proklamasi Negara Islam Indonesia/ Darul Islam (NII/ DI), akan tetapi beliau menolaknya. Sesudah wanaraja direbut Belanda ia hijrah ke Pesantren Cipari, sebelah utara dari Wanaraja—duluCipari merupakan bagian dari Wanaraja tapi setelah ada pemekaran kecamatan, Cipari termasuk wilayah kecamatan Pangatikan. Pesantren Ciparilah yang dipakai Markas oleh beliau sehingga sering diserang oleh pasukan DI/TII, sampai 52 kalinya.

Oleh TNI beliau dianggap besar jasana dalam membantu pasukan Siliwangi yang pulang hijrah ke Jawa Barat dari serangan DI dan Belanda. Beliau meninggal di Garut pada tahun 1982, dan dimakamkan di lingkungan Pesantren Darussalam Wanaraja.

Sumber:

- Tokoh kab. Garut

- Wawancara dengan ibu Tedja (87), mustami pengajian Darussalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun