Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dua "Anak Macan" Asuhan SBY

29 November 2018   05:00 Diperbarui: 29 November 2018   05:12 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perjalanan pilres 2019 yang paling ribet adalah SBY. Presiden dua periode ini memiliki dua "anak macan" yang harus ia asuh. Satu adalah anak kandung biologis, ideologis, dan juga politis. Satunya lagi anak "titipan" yang memang harus ia asuh sebagai konsekuensi politis. Serba tidak enak bagi SBY. Mungkn jauh lebih pahit dari pada sekadar brotowali.

AHY jelas lah prioritas dirinya. Anak kandung adalah segalanya, seperti dirinya sendiri. Kegagalan anak adalah dukanya pula. Harapan besar di DKI dengan konpres lebarn kuda  untuk menyingkirkan salah satu kandidat terkuat, dan sukses pula dengan kisah lain, tetap saja terpelanting karena kuda hitam yang tidak diperhitungkan, dan kini harus pula ia asuh.

Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda tentu jua diyakini SBY sebagai seorang politikus hadal. Terpelesetnya 2017 di daerah membuat SBY menyiapkan AHY untuk yang lebih besar, menasinalisasi AHY. Gerak cepat kurang dari setahun ternyata belum cukup. Lagi-lagi tertelikung yang lagi-lagi di luar ekspektasi dan lagi-lagi harus menerima kenyataan Sandi lagi yang mengambil kesempatan itu.

Mau tidak mau, konsentrasi SBY adalah AHY untuk 2024, dengan melhat kepahitan bahwa sudah punya partai toh tidak juga mampu, beda dengan Prabowo dan Wiranto, serta Harry Tanu di masa lalu, ini masalah suara yang tidak cukup signifikan dan menjanjikan. Kendaraan ada, hanya saja bahan bakar tidak cukup meyakinkan.

Gerak cepat dilakukan, partai lain asyik dengan pilpres, SBY bersama kedua putera tancap gas untuk promosi Demokrat saja.  Apa yang dilakukan jelas muaranya, jelas ke mana arahnya, memperoleh suara signifikan di pileg dan memperoleh kursi signifikan bagi 2024.

Pilihan gaya kampanye eksentrik sebagai  tindak lanjut yang oleh ketiga Yudoyono dinyatakan sebagai kader di kandang Jokowi, boleh mendukung Jokowi. Hal yang tidak mengagetkan bagaimana banyak kader potensialnya lari dan deklarasi bagi Jokowi, Papua, NTB, dan juga malu-malu toh begitu Jatim.  Pilihan mereka didiamkan saja oleh SBY artinya mereka tahu persis ini jauh lebih realistis.

"Anak  macan" itu memperoleh asuhan yang cukup baik, jalan untu menjadi "macan" dewasa telah disiapkan dengan sangat mulus dan tunggul April nanti seperti apa hasilnya. Persiapan sepanjang ini sudah cukup baik dan cukup menjanjikan.

Sisi lain, sebagai konsekuensi atas adanya tanggung jawab politik koalisi Demokrat dan SBY memiliki tanggungan politis untuk mengampaanyekan Sandi. Posisi Sandi yang akan menjadi rival yang cukup potensial di 2024, apalagi jika kali ini menang. Posisi harapan makin jauh lagi.

Usai penetapan nama Sandi, muncul reaksi bahwa mereka hanya mendukung Prabowo dan akan kampanyekan Prabowo, hal yang naif, wong calonnya pasangan, paket kog. Jelas mereka masih marah bahwa akan ada "anak macan" yang harus mereka urus juga.

Sikap yang wajar dengan kalkulasi matang ala SBY untuk lebih mengedepankan persiapan bagi AHY dari pada Sandi. Apa iya akan menyerahkan tiket untuk ketiga kalinya bagi Sandi. Sangat realistis.

Namun apakah ini cukup menjanjikan? Patut dilihat beberapa hal sebagai berikut;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun