Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Selingkuh, Sadar Atau Tidak?

28 Februari 2015   13:38 Diperbarui: 20 Februari 2018   15:41 4022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.nydailynews.com

Perselingkuhan telah menjadi penyebab perceraian yang kian mewabah. Semakin banyak kasus cerai yang disebabkan oleh perselingkuhan salah satu dari suami atau istri. Rasa sakit hati merasa dikhianati, telah membuat seorang istri atau suami menggugat cerai pasangannya. Rasa cinta yang demikian mendalam kepada pasangan, justru membuat seseorang sulit memaafkan perilaku ketidaksetiaan yang dilakukan oleh pasangan.

Sebagai sebuah contoh, kita lihat data di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sebuah kota metropolis di Indonesia bagian timur, telah dijangkiti wabah perceraian yang dipicu oleh perselingkuhan. "Trend-nya, kini istri di Makassar lebih banyak menggugat. Dan, 90% perkara cerai (di PA Kota Makassar) karena selingkuh," kata Humas Pengadilan Agama Kota Makassar Anas Malik MH, kepada Tribun Timur, Kamis (6/11/2014) siang. Data yang sangat mengejutkan, karena angkanya sudah mencapai 90 %.

Tribunnews juga memberitakan maraknya kasus perselingkuhan di Kota Sangatta, Kalimantan Timur, sehingga berujung gugatan cerai sepanjang tahun 2014 lalu. Perselingkuhan sebagai penyebab perceraian hampir mendekati angka 90 %, jauh lebih tinggi dibandingkan penyebab lainnya yang mengakibatkan keretakan rumah tangga. Menurut Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Sangatta, Syarifuddin Noor, dari 90 % perceraian yang disebabkan oleh perselingkuhan itu rata-rata gugatan cerai diajukan oleh pihak istri.

Sudah sangat banyak kasus perselingkuhan terkuak dan diberitakan media, namun itu tidak membuat orang menjadi kapok dan menjauhi perselingkuhan. Sebab, sebagian besar perselingkuhan bermula dari ketidaksengajaan. Awalnya adalah sebuah keisengan, atau sebuah interaksi dan komunikasi yang kian intens, membuat tautan hati serta perasaan yang kian mendalam. Satu dengan yang lainnya semakin larut dalam kebersamaan yang mengasyikkan dan memabukkan bersama selingkuhan. Mereka tidak merasa selingkuh, dan menolak dikatakan memiliki selingkuhan.

Ketika mereka tersadar, situasinya sudah terlanjur rumit dan sulit diuraikan. Mereka telah terjebak dalam rajutan perasaan yang sangat kuat dan dalam. Kondisinya sudah sangat terlambat saat mereka tersadar bahwa ternyata mereka memang selingkuh. Kei Savourie memberikan kuliah di Kelas Cinta dengan materi yang sangat menarik tentang sebab perselingkuhan. Saya mengambil banyak pelajaran dari materi kuliahnya.

Sadar Berselingkuh

Lelaki adalah makhluk yang sangat visual. Bagi laki-laki, peluang selingkuh sebagian besar bermula dari pandangan mata. Sebuah penelitian dilakukan terhadap 65 orang laki laki dan perempuan yang diminta mengenakan semacam alat pelacak untuk mendeteksi pandangan mata saat diminta memperhatikan sejumlah foto. Sarah Gervais, asisten profesor psikologi di University of Nebraska-Lincoln menjelaskan, hasil penelitian menunjukkan, kelompok laki-laki secara otomatis akan memperhatikan wajah perempuan dan beralih ke bagian dada dan pinggang.

Kun Guo, peneliti dari University of Lincoln, menyatakan, gerakan mata laki-laki adalah hal yang spontan, tidak bisa dicegah, dan sulit dimanipulasi. Mata bisa menjadi alat pendeteksi terkuat untuk mengetahui seberapa besar hasrat laki-laki terhadap perempuan. Hal ini menunjukkan, lelaki sangat mudah tergoda oleh perempuan melalui pandangan matanya. Perempuan menarik, tidak selalu karena kecantikan wajah, namun bisa karena bentuk tubuh, atau kesan menggoda lainnya dari seorang perempuan.

Kebanyakan laki-laki yang selingkuh bermula dari ketertarikan terhadap penampilan perempuan dan sambutan yang baik dari perempuan tersebut. Pandangan mata menjadi “sesuatu banget” bagi laki-laki. Mereka memang makhluk visual. Banyak laki-laki yang sadar bahwa mereka menginginkan perempuan menarik tersebut. Secara sadar laki-laki mulai mengajak ngobrol, menawarkan bantuan, mengajak jalan-jalan, memberikan perhatian khusus, dan merayunya. Pada laki-laki, perselingkuhan banyak bermula dari tindakan sadar.

Meskipun sudah memiliki istri, kadang laki-laki tidak bisa menahan diri untuk sekedar iseng. Mereka sadar tengah melakukan keisengan, karena ingin mengetahui seberapa jauh bisa mendekati perempuan menarik tersebut. Keisengan berlanjut, saat laki-laki merasa mulai bisa memasuki kehidupan pribadi si perempuan. Chatting melalui BBM, WhatsApp, Line, Fesbuk dan lain sebagainya menjadi sarana untuk semakin mendekat. Tanpa terasa, hubungan sudah menjadi semakin jauh, dan laki-laki ini menjadi tidak lagi bisa mengendalikan diri. Bermula dari keisengan, berujung kepada kepada ‘kegilaan’.

Cuma Mengobrol, Masa Ga Boleh?

Jika banyak laki-laki melakukan selingkuh dengan sadar, maka banyak perempuan terjebak dalam perselingkuhan secara tidak sadar. Perempuan adalah makhluk yang sangat banyak menggunakan perasaan, maka mereka menjadi nyaman saat merasa mendapatkan kedekatan emosional dengan seorang laki-laki. Apalagi jika di rumah ia merasa tidak mendapat perhatian dari suami, lantaran suami bercorak super sibuk, tidak romantis, kurang peka dan kurang peduli terhadap perasaan istri.

Perempuan bukan makhluk visual seperti laki-laki, maka perselingkuhan tidak dimulai dari sesuatu yang masuk ke dalam matanya, namun sesuatu yang masuk ke dalam hatinya. Saat perempuan mendapatkan kenyamanan emosional dari seorang laki-laki, mereka mulai merasa ada kedekatan tertentu. Muncul perasaan nyaman dan bahagia, karena mendapatkan perhatian istimewa dari seorang laki-laki, atau karena obrolan yang selalu nyambung dan menyenangkan. Sesuatu yang tidak didapatkan dengan suami di rumah. Tanpa sadar, mereka mulai bermain api.

Pada umumnya perempuan tidak sadar bahwa ketika mereka meladeni obrolan dan bersedia menghabiskan waktu dengan seorang laki-laki akan membuatnya semakin dekat secara emosional dengan laki-laki tersebut. Bisa jadi awalnya hanya sekedar obrolan biasa, setelah merasa nyaman, mulai berkembang menjadi curhat. Ketika perempuan merasa mendapatkan tempat curhat yang nyaman, mudah menjadi lepas kendali. Semakin banyak yang diceritakan, semakin intens mengadakan kontak dan pertemuan, dan akhirnya merasa semakin dekat secara emosional.

Kebanyakan perempuan menganggap kenyamanan emosional belum masuk definisi perselingkuhan. Ini yang membuat mereka tidak merasa bersalah saat memiliki kedekatan emosional dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya. Perasaan nyaman karena merasakan kedekatan emosional dengan laki-laki, ditambah tidak ada perasaan bersalah, bahkan masih ditambah lagi dengan menyalahkan suami yang dianggap tidak pengertian, tidak perhatian, tidak peduli dan tidak berperasaan, membuat perempuan semakin jauh terlibat dalam jalinan hubungan perasaan dengan lelaki tersebut.

“Dia cuma teman biasa. Tidak lebih dari itu”.

“Dia enak diajak mengobrol. Kami cuma mengobrol biasa saja selama ini”.

“Saya cuma curhat kok, masa tidak boleh?”

Kata “CUMA” ini yang membuat banyak perempuan terlambat menyadari apa yang sesungguhnya tengah terjadi. Bermula dari kenyamanan mengobrol dan curhat, tahu-tahu hatinya sudah terpikat. Kini ia lebih menikmati kebersamaan dengan laki-laki tersebut dibanding dengan suaminya. Bermula dari kedekatan emosional dengan seorang lelaki, tahu-tahu sudah berada pada jarak yang semakin jauh dari suaminya. Kei Savourie dalam Kelas Cinta mengibaratkan, “Bagaikan seekor katak yang direbus pelan-pelan, awalnya menikmati kehangatan dan ketika menyadari airnya sudah mendidih, semuanya sudah terlambat”.

ilustrasi : www.nydailynews.com
ilustrasi : www.nydailynews.com

GASNAS, Gerakan Anti Selingkuh Nasional

Karena perselingkuhan sudah menjadi momok bagi keutuhan keluarga, maka sudah seharusnya secara sadar kita semua mencanangkan GASNAS, alias Gerakan Anti Selingkuh Nasional. Dimulai dari masing-masing diri, laki-laki dan perempuan, kemudian dikuatkan dalam keluarga. Setiap keluarga harus saling menjaga diri dan pasangannya agar tidak selingkuh. Kedua belah pihak dari suami dan istri harus bersama-sama mengupayakan terwujudnya keluarga sakinah mawadah wa rahmah dalam rumah tangganya.

Para suami yang makhluk visual, harus pandai menjaga pandangannya. Suami sebagai pemimpin keluarga, harus memberi contoh kebaikan kepada istri dan anak-anak dengan kesetiaan. Jangan melakukan tindakan iseng yang bisa menyeret anda menuju perselingkuhan. Lakukan tindakan sadar untuk menutup peluang itu dengan menutup mata terhadap perempuan cantik yang ada di sekitar anda; apakah teman kerja, relasi, teman lama, ataupun teman di sosial media. Hindari melakukan tindakan yang membuat anda terjerumus ke dalam hubungan perasaan yang rumit dengan perempuan lain.

Bagi para istri yang makhluk perasaan, jangan membiarkan diri anda terbuai dalam kedekatan emosional dengan laki-laki lain. Jika menjumpai laki-laki yang enak diajak mengobrol, selalu nyambung dan nyaman saat diajak curhat, jangan teruskan. Segera hentikan dan jauhi laki-laki tersebut. Jika anda tidak tegas dari awal, akan membuat kedekatan perasaan tersebut berkembang menjadi kenyamanan emosional yang membuat anda semakin sulit untuk melepaskan diri darinya. Sayangi keluarga anda, kembali kepada suami dan anak-anak, jangan memilih laki-laki lain yang bukan siapa-siapa bagi anda.

Setelah menikah, laki-laki dan perempuan harus sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pasangannya. Mereka berdua telah berjanji setia untuk hidup dalam ikatan sakral bernama keluarga, sebagai konsekuensinya mereka harus selalu bergandengan tangan melewati berbagai tantangan kehidupan. Saat merasakan ada masalah, harus segera dibahas dan dicari solusinya bersama pasangan. Jangan curhat kepada orang lain yang bukan profesional. Suami tidak boleh curhat kepada perempuan lain mengenai masalah rumah tangganya, istri tidak boleh curhat kepada laki-laki lain mengenai masalah rumah tangganya. Selesaikan berdua masalah rumah tangga anda. Itu yang disebut tanggung jawab.

Prinsip yang diajarkan Kelas Cinta menurut saya sangat relevan: “bila anda masih ingin bebas, lebih baik menjadi jomblo saja”. Bila sudah menikah, harus bersedia melepaskan kebebasan yang dimiliki demi menjaga hubungan dengan pasangan. Seperti yang saya tulis di Kompasiana beberapa waktu yang lalu, “setelah menikah, anda tidak bisa lagi menjadi diri sendiri”.  Semestinya, anda menjadi seseorang seperti yang diharapkan pasangan, yang mengerti dan memahami pasangan, dan melakukan hal terbaik untuk pasangan. Bukan sebaliknya.

Kembalilah kepada keluarga. Kokohkan ikatan cinta dalam keluarga anda. Jangan biarkan ikatan itu terburai karena orang ketiga yang anda hadirkan dengan sengaja ataupun tidak sengaja dalam kehidupan anda.

Bahan Bacaan :

Kei Savourie, Kenapa Orang Bisa Selingkuh? Dalam : http://kelascinta.com

http://news.viva.co.id

http://www.tribunnews.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun