Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam di Leuwigajah

26 September 2017   21:33 Diperbarui: 26 September 2017   22:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jalanan beraspal masih basah bekas hujan, tak ada tanda kunjung kiranya jua, orang berlalu lalang entah sedang apa mereka, tampaknya menikmati suasana malam yang kian remaram.

Sepanjang jalan yang bernama Kerkof diwarnai kedai kuliner. Asap sate bercampur asap rebusan jagung dan kacang kedelai, suara sendok dan piring beradu, menjadi komplit dengan bau kendaraan yang lewat berseliweran.

Malam sepanjang Leuwigajah, terlalu ramai kurasakan, ada jengah mulai bertandang angkutanku belum lagi datang. Lelah juga rasanya ingin rebah tak kepalang.

Kuhabiskan juice mangga tanpa es 

Nah itu yang kunanti telah datang.

Hari malam

Larut menjelang

Aku tak tahan

Kantuk menyerang

Oh, syairku hampir sampai 

di pintu pagar, sebelum hilang

sebelum hilang.

Cimahi,26 September 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun