Tak sampai sekejap mata. Lelahku membawaku pada lelap, hingga tak bermimipi. Dini membangunkan aku dengan anginnya, akupun terjaga di antara lingkar rembulan yang tak nampak.Â
Di sana aku kehujan puisi telah deras membasahi kisaran malam. Kau tahu aku senang bermain hujan hujanan, meski kata kata tak selalu enak di tanam
Aku merangkumnya dalam catatan harian, itu pekerjaan Rumah buatku. Di semua perjalananmu aku menunggu hujan di lingkar rembulan. Meski ku tahu hujannya tak semua untukku.
Tak semuanya nyaman bahkan menghujam. Aku menunggu hujan lagi di hari dan malam.
Cimahi, 18 Agustus 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!