Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Misteri Malam Jumat] Ingin Kaya Raya Instan dengan Ritual Jual Sate Burung Gagak

13 Agustus 2015   21:23 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 35790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Burung Gagak Hitam Satenya Digemari Jin"][/caption]

Sumber Gambar

Ritual sate burung gagak merupakan ciri khas ilmu pesugihan Dewi Lanjar. Konon, Dewi Lanjar memiliki kekayaan yang melimpah ruah, berupa harta emas lantakan dan tumpukan uang yang tak terhitung jumlahnya. Tidak berseri istilahnya. Dan uniknya, mata uang yang dimiliki Dewi Lanjar ini mengikuti mata uang yang berlaku di alam manusia. Konon, mata uang rupiah, dolar Amerika, dolar Singapura, ringgit Malaysia dan lain-lain, terdapat dalam tumpukan uang yang dimiliki Dewi Lanjar.

-------

Sebulan sebelum ritual yang dilakukan Pak Rame di hutan bukit Suharto.

Malam semakin kelam di hutan itu.

Bulu kuduk Pak Di meremang tanpa bisa ditahan. Mulutnya komat-kamit makin cepat membaca mantra pemanggil jin yang dikuasainya. Angin berhembus sangat dingin dan membuat ngilu tulang. Daun-daun pepohonan di sekitarnya melambai diterpa angin menimbulkan suara hembusan seperti suara badai.

Sementara wanita yang duduk di sebelah Pak Di wajahnya kaku dan tampak tabah mengipasi arang agar tetap menyala. Panas arang tak mampu menghangatkan suasana. Hanya aroma daging terbakar tercium bercampur wangi dupa yang dibakar Pak Di. Wanita itu membolak-balikan sate gagak yang dipanggangnya agar matang rata sambil menawarkan satenya, "Sate gagak lezat...sate gagak...sate gagak...." Demikian berulang-ulang dengan suara bergetar karena jerih dan gentar.

Tiba-tiba puluhan anak kucing muncul mengitari wanita yang memanggang dan menawarkan sate gagak itu. Mereka mengeong ramai berisik menambah suasana makin seram. Tiba-tiba angin berhembus kencang dan udara dingin makin membuat menggigil. Hanya ada cahaya arang pembakaran yang menerangi.

Seorang pemuda tampak duduk menggigil ketakutan di belakang Pak Di. Keringat mengucur deras dan pakaian kumalnya basah oleh keringat. Kedua tangannya tampak memegang kantong terigu putih kumal.

Tiba-tiba bayangan hitam tinggi besar berwajah mengerikan muncul. Senyumnya menyeriangi ngeri. Matanya bersinar merah menyala tajam menatap satu persatu-satu ketiga orang di hadapannya. Kedua tangannya berbulu lebat dan bau anyir darah. Tangannya berjari berkuku tajam kotor. Bau bangkai tercium menyengat. Pemuda berbaju kumal yang duduk di belakang Pak Di itu tampak terkencing karena ketakutan. Ia memejamkan mata karena ketakutan setengah mati. Sedangkan wanita yang duduk di sebelah Pak Di pingsan dengan kipas sate di tangannya tergenggam erat. Pak Di membuka matanya perlahan selebar mungkin sambil berkata pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun