Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asmirandah Menjadi Kristen

17 Desember 2013   14:42 Diperbarui: 17 Juli 2019   14:08 52227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

M Farmidji Zantman, laki-laki asal Belanda yang menjadi mualaf, akhirnya mengeluarkan suara mengenai anak perempuan satu-satunya.

Ia bersuara seputar news di Medsos tentang Asmirandah akhirnya mengikuti keyakinan suaminya. Proses tersebut terjadi atau dilakukan Gereja Tiberias Kelapa Gading (salah satu sekte Kristen, yang memisahkan diri dari Gereja Bethel Indonesia).

Menurut  M Farmidji Zantman, "Asmirandah sudah dewasa sehingga tidak mau lagi ikut campur urusan Asmirandah karena semua yang dilakukannya akan menjadi tanggung jawab dirinya sendiri.

Saya memang kecewa, sangat kecewa. Tapi saya tidak akan mencampuri urusannya, Asmirandah kan sudah dewasa. Apa yang dilakukannya akan menjadi tanggung jawabnya.

Asmirandah tetap anak kami. Dia juga sempat datang ke ulang tahun ibunya karena la memang masih mengakui kami sebagai keluarganya. Walaupun berbeda prinsip, Asmirandah tetap anak kami, ..."

Ya. Itu realita dan fakta yang tak bisa dibantah oleh siapa pun; jika seseorang pindah agama, keyakinan, kepercayaan, atau sekalipun ada di dalam lembah kekelaman, ia tetap anak dari ayah dan ibunya. Karena memang tak pernah ada bekas anak dan mantan ayah ibu. Anak tetap anak, ayah tetap ayah, serta ibu tetap menjadi ibu

Agaknya, hal seperti itulah yang maksimal dilakukan oleh M Farmidji Zantman; ia tak bisa atas nama kewibawaan seorang ayah, kemudian memaksakan kehendak kepada anak-anaknya. Sudah tak zamanya lagi, orang tua menuntut ketaatan mutlak kepada orang tua, termasuk urusan agama, jodoh, dan masa depannya. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Di samping itu, pada sikon tertentu, jika orang tua menuntut ketaatan mutlak anak-anaknya, maka akan terjadi atau muncul ketidaktaatan anak terhadap mereka (ayah-ibu atau orang tua). Ketidaktaatan anak bisa terjadi jika orang tua menjadikan tawar hati dan amarah pada diri anak. 

Artinya, ada hal-hal tertentu yang orang tua lakukan, sehingga menjadikan anaknya berada pada kitidaknyamanan hidup dan kehidupan. Mereka, anak dan anak-anak, bisa kecewa, marah, membantah, bahkan membenci serta memberontak dan menunjukkan berbagai sikap pembangkangan lainnya terhadap orang tua. 

Ketidaktaatan anak kepada orang tua dapat merupakan sesuatu yang positip atau diperbolehkan jika kebijakan-kebijakan dan perintah-perintah orang tua,

  • bertantangan dan berlawanan dengan Firman TUHAN; artinya orang tua memberikan perintah ataupun dengan sengaja maupun tidak, menekan anak-anaknya agar melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan Firman; pada sikon seperti itu, TUHAN berkenan kepada ketidakpatuhan anak-anak kepada orang tuanya, karena ia lebih memilih taat kepada TUHAN dari pada manusia, walaupun mereka adalah orang tuanya sendiri
  • bersifat ataupun menunjukkan kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap ana; orang tua, tidak boleh dengan atas nama menuntut ketaatan dari anak, melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun kepada anak-anaknya; jika terjadi, maka tindakan orang tua (berupa kekerasan) bisa dikategorikan sebagai kejahatan dan pelanggaran hukum
  • menabrak, berlawanan, menyalahi, nilai-nilai moral dan etika; berisi tindakan yang tidak etis serta sikon sosio-kultural yang menghambat kebebasan, kreativitas, dan harga diri anak
  • menjadikan anak (dan anak-anak) sebagai aset ekonomi; ataupun sebagai salah satu alat bayar untuk melunasi hutang, dijual, mendapat harta melalui (paksaan) perkawinan dan menceraikan, dan lain-lain
  • melanggar dan bertantangan dengan HAM serta nilai-nilai kemanusiaan; walaupun, masih sebagai anak, tetapi mereka mempunyai HAM sebagaimana orang dewasa lainnya; dan oleh sebab itu, tidak ada seorangpun, termasuk orang tua, merampas atau menghambat HAM yang melekat pada anak

Itu dari sisi  M Farmidji Zantman; bagaimana dengan Asmirandah!? Apakah ia salah dengan berganti atau berpindah keyakinan!? Jika gunakan penyebab sederhana dan logika kebanyakan orang, maka Asmirandah atas nama cinta terhadap suami, maka ia berpindah agama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun