Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idul Fitri Jangan Sekadar Berketupat

6 Juni 2019   11:19 Diperbarui: 6 Juni 2019   17:55 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan latar di atas, dan geniusnya para penyebar Agama-agama Semitis 'mengagamakan' unsur-unsur budaya masyarakat; menurut tuturan, ketupat pun oleh Sunan Kalijaga dijadikan ikon pada waktu perayaan Idul Fitri.

Dengan itu, maka mudah dipahami bahwa ketupat menjadi identik dan salah satu identitas Idul Fitri; sebab, Tanpa Ketupat, Lebaran Tidak Ramai.

Tapi, ketupat Idul Fitri bukan sekedar Tanpa Ketupat, Lebaran Tidak Ramai; bukan juga sekedar Ngaku Lepat dan Laku Papat, namun lebih dari itu.

Ketupat (membuat, mengirim, dan menerima ketupat) pada waktu Idul Firi dimaknai sebagai simbol kebersamaan, memberi dan menerima maaf, serta kasih sayang. Misalnya, ketika seseorang berkunjung ke rumah kerabatnya, dan disuguhkan ketupat dan diminta untuk memakannya. Jika, ketupat tersebut dimakan, maka segala kesalahan, terhapus.

Nah.

Jika kemarin, hari ini, dan (nanti) pada hari-hari setelah Hari Ini, kita, anda, dan saya, (banyak) makan ketupat; apakah hanya sekedar makan?


Mungkin ya atau benar. Bahwa kita, anda, dan sekedar makan ketupat tanpa pahami kekayaan makna yang terkandung di dalamnya.

So, jangan cuma Berketupat, Ngaku Lepat, dan Laku Papat pada Idul Fitri, tapi lakukan itu sepanjang hidup dan kehidupan.

###

Atas Nama Semua Jajaran Komunitas Indonesia Hari Ini dan Gerakan Damai Nusantara, Saya Mengucapkan Selamat

Merayakan Idul Fitri 1440 H

Opa Jappy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun