Mohon tunggu...
gualbertus oka
gualbertus oka Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Global Warming; Fakta dan Kepentingan

28 Maret 2017   23:55 Diperbarui: 29 Maret 2017   08:00 3439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
assignmentpoint.com

           

Global warming,pemanasan global, bumi sedang panas, efek rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, dan beberapa  istilah sepadan lainnya mungkin tidak asing lagi di telinga kita. Tentu anda dan saya saat ini menjadi pihak yang pernah didoktrin dengan beberapa isilah (seperti di atas) sebagai perwakilan dari penyemaian paham bahwa dunia kita sedang tidak aman. 

Bumi kita sedang sakit berat. Ada sebuah kondisi di mana iklim bumi kita mengalami perubahan karena peningkatan suhu rata-rata bumi. Lalu mengapa rata-rata suhu bumi dapat meningkat demikian? Jawabannya adalah adanya peningkatan emisi gas rumah kaca seperti: karbondioksida, metana, dinitro oksida,   hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfe. Gas-gas tersebut adalah sisa pembakaran yang terjadi di bumi. Boleh dibilang itu adalah gas-gas beracun (diakses dari sini). Ada begitu banyak dampak yang muncul akibat pemanasan global. Salah satunya adalah mencairnya lapisan es di kutub yang berimbas pada meningkatnya permukaan air laut. Begitulah penjelasan tentang global warmingsecara keilmuan. Lantas apakah betul penjelasan itu mewakili realitas global warmingyang betul-betul terjadi?

             Munculnya isu tentang pemanasan global sejatinya membawa banyak persoalan, dan kepentingan di dalamnya. Ada begitu banyak pertarungan kepentingan yang telibat di dalamnya dan tentu ini tidak mudah dibaca oleh semua orang. Hemat kata ada pro dan juga ada kontranya.

             Banyak pihak yang begitu yakin bahwa global warmingmemang ada. Akibatnya adalah segala sesuatu yang menimpa bumi kita seperti bencana kemarau yang berkepanjangan atau iklim yang tidak menentu selalu saja dikaitkan dengan pemanasan global. Itu adalah akibat dari global warming.Demikianlah mereka meyakini. Selain itu akan berdampak pula pada bagaimana dalam prakteknya pihak-pihak yang meyakini keberadaan  the problem of global warming berpendapat atau memperkuat isu yang mereka yakini. Tentunya pelbagai penjelasan ilmiah ataupun non-ilmiah dimaksud untuk meyakini publik duniabahwa bumi kita sedang dalam keadaan terdesak.Bumi kita sedang tidak aman sehingga perlu diselamatkan. Perlu pencegahan. Apabila penyebab global warming adalah meningkatnya emisi gas rumah kaca maka solusinya adalah gas rumah kaca perlu dikurangi. Demikianlah logika pemikiran pihak pro.

             Namun di pihak lain ada yang bediri sebagai pihak yang kontra. Pihak yang tidak yakin bahwa isu pemanasan global(global warming) betul-betul ada. Mereka meragukan kalau saja bumi kita sedang diteror bom global warming.Sebenarnya tidak terjadi apa-apa dengan bola bumi kita. Pemanasan globalyang akhir-akhir ini dikumandangkan ke mata publik dunia belum dibuktikan sebagi masalah. Kalaupun isu pemanasan global memang ada pada dasarnya tidak berdampak buruk. Tidak membahayakan (non-problematicity). Untuk memperkuat opini mereka maka segala penjelasan ilmiah ataupun argumen-argumen mereka tentu berdiri pada posisi pro. Posisi yang meyakinkan publik bahwa global warming bukan sebuah bencana serius.

             Sebuah contoh kecil seperti ini. Ketika terjadi pemanasan global (suhu bumi meningkat) maka es di kutub akan mencair dan permukaan air laut akan meningkat. Peningkatan permukaan air laut ini bagi kelompok nelayan adalah sebuah keberuntungan. Mengapa? Karena luas air laut bertambah sehingga akan berdampak pada aktivitas penangkapan ikan yang juga semakin luas. Ataupun contoh lain musim panas yang lebih panjang sehingga kesempatan menanam bagi para petani juga semakin panjang. Manfaatnya kemudian adalah kita kelimpaham makanan.

             Sadar ataupun tidak bahwa publik globalmemang lebih menaruh simpati pada pendapat pro. Hal ini bisa dilihat  dari banyaknya gerakan sosial (social movement) yang berorientasi pada penyelamatan bumi. Di sana-sini  terdapat LSM-LSM yang begerak di bidang penyelamatan lingkungan melalui reboisasi misalnya. Selain itu muncul istilah go greenyang pada dasarnya menghimbau masyarakat dunia untuk semakin meminimalisir penggunaan bahan berupa kayu untuk bangunan ataupun perabotan. Inovasi-inovasi di dunia otomotif seperti peluncuran mobil listrik adalah salah satu contoh partisipasinya. Hemat kata pembuatan segala sesuatu dengan bahan dasar kayu perlu atau wajib dihindari. Mengapa? Logika sederhananya adalah kayu berasal dari pohon. Keberadaan pohon-pohon sangat dibutuhkan untuk mejaga suhu bumi. Bagaimana jadinya jika banyak pohon ditebang untuk kebutuhan manusia? Suhu bumi jadi tidak seimbang bukan?

             Isu global warmingpun pantas dilihat sebagai isu yang melanggengkan banyak kepentingan.  Salah satunya adalah kepentingan media massa. Bukan sebuah perkiran lagi bahwa isu pemanasan global muncul ke dunia internasional karena cara kerja media Medialah pihak publikasinya. Banyak media dalam negeri maupun luar negeri yang meyebarluaskan isu-isu global warming. Dari proses terjadinya, sampai dampak positifnya maupun negatifnya. Profit bisa diperoleh pihak media apabila isu yang diangkatnya menyedot perhatian publik. Apalagi ketika media mampu menayangkan sisi-sisi negatif dari pemanasan global. Lantas bagaiamana seharusnya kita bersikap?

             Berhadapan dengan isu pemanasan global yang menjangkau dua sisi sekaligus (pro dan kontra) adalah sebuah keharusan untuk memahami keduanya. Apabila publik terlanjur meyakini akan keberadaan global warmingdengan beberapa dampak negatifnya kita perlu membacanya secara lebih dalam. Bagiamana pertanggungjawabannya secara logika dan apakah ada kepentingan lain di balik bendera pro yang terus berkibar demi penyelamatan bumi dari bencana pemanasan global?

Sumber pustaka: McCright_Challenging Global Warming.pdf

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun