Mohon tunggu...
Prabangkara Mahidhara
Prabangkara Mahidhara Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Bebas

Penulis Blogger

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jangan Biarkan Penyesalan Datang, Maka Siapkan dari Sekarang

16 Juni 2016   13:37 Diperbarui: 16 Juni 2016   13:44 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam hidup ini kita melewati serangkaian kejadian baik yang kita rencanakan maupun tidak kita rencanakan. Disadari atau tidak, sebagian kejadian yang kita lalui adalah kejadian yang tidak kita rencanakan. Sebab, apa yang terjadi satu detik, satu menit, lebih-lebih satu tahun yang akan datang bukan menjadi kuasa kita. Sehingga, sering kita merencanakan A tetapi akhirnya yang terjadi adalah B sebab ada kejadian yang tak terencana terjadi.

Sudah menjadi hukum alam bahwa kejadian yang tak terencana akan selalu mengikuti kejadian yang terencana. Bahkan, satu kejadian yang kita rencanakan bisa saja diikuti oleh beberapa kejadian yang tak terencana. Misalnya saja kita merencanakan untuk mandi setelah bangun tidur di pagi hari. Kita bisa saja tidak jadi mandi gara-gara terpeleset, jari kejepit pintu, atau kaki keseleo saat hendak bangkit dari tempat tidur. Sungguh tragis bukan?

Berbicara tentang kejadian yang tak terencana tentu kita akan ingat tentang resiko atau dampak yang dapat kita rasakan setelah kejadian itu terjadi. Resiko yang dapat kita terima bisa saja menguntungkan tetapi tidak sedikit juga yang justru merugikan. Bahkan menurut saya, antara resiko yang menguntungkan dengan resiko yang merugikan dari kejadian tak terencana, persentasenya jauh lebih besar resiko yang merugikan.

Kita ambil contoh seperti ini, misalnya seseorang yang tinggalnya di Jakarta ingin liburan atau jalan-jalan ke Bandung. Ada beberapa alternatif pilihan transportasi untuk sampai ke Bandung. Lalu ia memikirkan beberapa resiko yang mungkin bisa saja terjadi dalam perjalanannya ke Bandung. Bila ia bawa mobil sendiri, resiko kecapekan, ngantuk di perjalanan bisa saja menyebabkan kecelakaan di jalan tol. Bila ia naik mobil travel, resiko si supir yang ugal-ugalan dan menyebabkan kecelakaan di jalan juga tak terhindarkan. Bila ia naik kereta, resiko kecelakaan perjalanan dari rumah ke stasiun bisa saja terjadi, belum lagi jika kereta bermasalah seperti relnya amblas dan lain-lain. Bila ia naik pesawat terbang, tentu ada resiko yang sama juga bisa terjadi. Sungguh banyak sekali bukan resiko-resiko yang dapat terjadi? Itu baru resiko dalam perjalanan menuju ke Bandung, belum lagi resiko saat si orang itu berada di Bandung tentunya akan lebih banyak lagi.

Kalau kita cermati lagi contoh pada paragraf di atas, dari sekian banyak resiko yang dapat terjadi, semua adalah resiko yang merugikan. Lalu ada tidak resiko yang menguntungkan? Seperti yang saya utarakan sebelumnya bahwa sangat sedikit resiko yang menguntungkan. Misalnya jika ia naik kereta, mungkin di kereta akan bertemu dengan temannya yang membawa banyak bekal makanan sehingga ia dapat makanan gratis. Atau misalnya ia naik pesawat, ia dapat kenalan teman baru untuk mengembangkan bisnisnya. Tetapi itu kecil kemungkinan terjadi, dan pilihan resiko yang seperti ini lebih sedikit daripada resiko yang merugikan.

Bagaimana jika resiko-resiko yang merugikan itu terjadi? Apa efek bagi kelangsungan hidup kita? Jawabannya sangat jelas bahwa segala hal yang kita rencanakan tidak akan terlaksana atau bisa kita katakan gagal. Lebih-lebih jika kita sudah berkeluarga. Efek dari resiko mungkin bukan kita yang merasakan, tetapi keluarga kita yang menanggung kerugian dari resiko tersebut. Tentunya, anda tidak mau bukan jika keluarga anda menjadi hidup menderita karena suatu resiko terjadi pada diri anda? Anda tentu tidak mau bukan jika anak-anak anda tidak mendapatkan pendidikan seperti yang telah anda rencanakan? Anda tentu tidak ingin bukan anak-anak anda putus sekolah dan tidak dapat menggapai cita-cita yang mereka inginkan? Jawabannya adalah pasti tidak mau.

Lalu, apakah resiko-resiko yang merugikan itu dapat dicegah atau ditunda? Jawabannya adalah tidak. Tidak ada yang dapat mencegah atau menunda kecelakaan, kematian, bahkan sakit sekalipun. Tetapi resiko-resiko itu dapat kita minimalkan efeknya jika kita mempersiapkannya dengan baik di waktu sekarang. Seperti yang dikatakan oleh orang bijak “hidupmu sekarang adalah cerminan di masa yang akan datang.” Jika anda malas atau merasa belum saatnya untuk mempersiapkan hari esok anda, maka sebuah penyesalan adalah jawaban di masa yang akan datang. Jadi, sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk memulai mempersiapkannya demi masa depan yang lebih baik. Jangan biarkan penyesalan datang, maka siapkan dari sekarang.

Banyak cara untuk mempersiapkan agar kita dapat meminimalkan efek dari resiko-resiko yang merugikan yang mungkin bisa saja terjadi kepada kita kapan saja di waktu yang akan datang. Salah satunya adalah dengan berasuransi. Kenapa dengan berasuransi? Sebab, manfaat asuransi itu akan diterima atau diperoleh di masa yang akan datang ketika kita mengalami resiko yang merugikan. Sehingga hal-hal yang telah kita rencanakan untuk keluarga kita dan untuk pendidikan anak-anak kita tidak akan terganggu atau batal dilaksanakan.

Sekarang ini, banyak sekali pilihan asuransi yang dapat kita pilih untuk meminimalkan efek dari resiko yang merugikan. Beberapa di antaranya adalah asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, dan masih banyak lagi. Bahkan, sekarang ini asuransi tidak murni hanya asuransi saja tetapi juga sekaligus investasi. Sehingga selain manfaat asuransi yang bisa kita peroleh bila terjadi resiko, kita juga akan memperoleh manfaat investasinya. 

Sekarang, tinggal kita tentukan apa yang akan menjadi prioritas kita, asuransi yang seperti apa yang kita inginkan. Namun, kita juga jangan sembarangan dalam mengambil suatu produk asuransi mengingat saat ini perusahaan asuransi sudah menjamur di Indonesia. Kita harus memilih perusahaan asuransi yang memiliki track record dan kredibilitas yang tinggi. Jangan sampai kita langsung terjebak oleh bahasa-bahasa marketing para salesnya.  Misalnya dari berbagai jenis asuransi jiwa yang ada, pilihlah asuransi jiwa terbaik. Tentu dalam memilih asuransi jiwa terbaik ini kita sudah memikirkan beberapa hal, misalnya berapa banyak tanggungan kita, standar hidup yang seperti apa yang kita inginkan untuk keluarga kita bila terjadi resiko kematian pada diri kita, dan lain-lain. 

Jika kita menginginkan asuransi pendidikan untuk buah hati kita, kita harus membuat sebuah rincian perkiraan biaya terlebih dahulu, dan membuat sebuah target yang jelas tentang pendidikan yang seperti apa yang kita inginkan, sampai jenjang pendidikan apa yang kita inginkan untuk buah hati kita, di dalam atau di luar negeri, dan mungkin juga perlu memikirkan mengenai biaya hidupnya selama menempuh pendidikan. Selain itu, dalam membuat sebuah plan atau rencana keungan untuk masa depan, kita juga harus memikirkan adanya inflasi dan kenaikan biaya pendidikan setiap tahun. Setelah kita merincikan semua, selanjutnya adalah kita mencari produk asuransi yang dapat mengakomodir semua kebutuhan pendidikan anak kita di masa yang akan datang sesuai dengan apa yang telah kita rincikan. Dan kita pastikan dari beberapa pilihan asuransi pendidikan yang ada, pilih asuransi pendidikan terbaik yang dapat mengakomodir kebutuhan kita. Harapannya adalah dengan asuransi pendidikan terbaik, rencana pendidikan untuk buah hati kita akan tetap berjalan lancar, baik dengan ada atau tidaknya resiko yang menimpa pada diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun