Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hanya Sebuah Jawaban:"Bolehkah Muslim Terima Ucapkan Selamat Iedul Fitri!"

20 Agustus 2012   23:20 Diperbarui: 24 Juni 2017   19:49 3738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Artikel saya kali ini untuk sekedar memberikan satu dari sekian jawaban yang boleh jadi benar dari sebuah artikel di kompasiana yang berjudul

Bolehkah Anda Menerima Ucapan Selamat Idul Fitri dari Saya?


sebenarnya yang menjadi akar masalah adalah bukan boleh tidaknya Muslim menerima  kata selamat iedul fitri dari  non Muslim namun sebenarnya adalah bolehkah Muslim mengucapkan kata selamat Natal kepada ummat Kristiani sebagai wujud ucapan dua arah. Karna sejauh pengamatan saya, Muslim banyak dihujat karana egois tidak mau mengucapkan selamat Natal ini setelah Non Muslim mengucapkan selamat Iedul fitri dan bahkan menuliskan dengan baliho besar di tempat-tempat ibadah maupun tempat umum.

Bagi saya pribadi menerima ucapan selamat Idul fitri dari mereka tidaklah masalah asalkan tidak dibawa bawa agar Muslim diharuskan 'membayar' ucapan ini dengan selamat Natal. Lho kok gitu sih.. wah bikin gak rukun nih. Jangan ambil kesimpulan buru-buru karna setiap perkataan ada tempat yang cocok dan setiap tempat ada pertkataan yang cocok . Di sini  kontek  lebaran dalam Islam terutama yang menaungi Muslim Indonesia adalah masalah adat atau tradisi dan bukan masuk dalam ranah ibadah 'mahdoh'. Silaturrahim tetap ibadah namun itu masuk ubudiyyah ghoiru mahdhoh . Sedangkan sholat Iednya  masuk ibadah 'mahdhoh'. Makna ibadah mahdhoh adalah ibadah yang murni ibadah seperti sholat, puasa, zakat dll sebaliknya ada ibadah selain mahdhoh yakni yang meliputi kegiatan yang secara zahir duniawi namun diniatkan untuk ibadah :seperti

a.  Bekerja untuk mencari nafkah
b. Tersenyum dengan orang lain
c. Tolong menolong sesama
d. Menafkahkan harta di jalan Allah ..dll termasuk silaturrakhim lebaran.

Nah ketika Muslim dihadapkan kepada 'ucapan selamat Natal'  maka akan berbenturan kepada sesuatu yang diatas ibadah yakni aqidah Islamiyyah atau tauhid. Kami tidak diperbolehkan menghina keyakinan siapapun selama masih dalam kontek perdamaian dan kerukunan namun tidak ada satupun makhluq yang dengan atas nama apapun walaupun kerukunan sekalipun untuk memaksa keyakinan bahwa Yesus alaihissalam adalah tuhan dengan memberi ucapan selamat kepada tuhan karna telah terlahir dengan selamat!!.Beliau adalah seorang Rasul pilihan dari Bani Israil dikhususkan untuk mereka beliau dilahirkan dari rakhim seorang ibu pilihan dari segenap makhluq untuk memperbaiki iman Bani Israil secara khusus . Walkhasil dengan mengucapkan selamat Natal, Muslim telah masuk dalam kemusrikan dan bagi non Muslim yang mengucapkan selamat Iedul fitri tidaklah melanggar 'kode etik ' agama mereka. Karna itu mengapa ulama sekaliber Hamka rela mundur dari MUI untuk mempertahankan fatwa haram mengucapkan selamat Natal bahkan smpai nafas terakhir beliau?.

Lantas apakah ucapan mereka kepada Muslim seperti cinta bertepuk sebelah tangan?. Tidak juga. bukankah memberi jeruk tidak harus menerima jeruk,  kalau dalam perumpamaan ini Muslim memang gak punya jeruk maka apakah Non Muslim tidak mau menerima kembalian berupa alpukat atau durian yang jauh lebih mahal harga di pasaran buah?.

Dan perlu digarisbawahi di sini adalah tanpa ucapan selamat Iedul fitripun kami tetap akan pertahankan kerukunan dalam ummat beragama dan lagi pula  secara sufistik bagi orang  yang telah berjuang selama Ramadhan secara total tidak perduli ada kata selamat atau tidak yang terpenting adalah menyambut Ramadhan, menyelami Ramadhan dan mendapat predikat "the winner" ketika Ramadhan berlalu.

Nurkholis Ghufron.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun