Mohon tunggu...
Nur Amalia Walidayni
Nur Amalia Walidayni Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Pascasarjana Prodi Ekonomi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Receiving Clerk Platinum Hotel Adisucipto Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Modal Intelektual Sebagai Tolak Ukur Perusahaan

15 Februari 2017   23:29 Diperbarui: 15 Februari 2017   23:43 12280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pergerakan dunia bisnis saat ini, cenderung mengarah kepada perkembangan era ekonomi baru yang menitik beratkan pengetahuan sebagai aktiva tidak berwujud (intangible assets). Aktiva tidak berwujud (intangible assets) adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan valueaddeddibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital(yaitu dana-dana keuangan) dan intellectual potential(direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka).

Selama lebih dari 10 tahun terakhir, terlihat jelas bagaimana pola pengukuran nilai bisnis telah beralih. Biasanya nilai suatu bisnis diukur berdasarkan aset yang berwujud atau tangible, yaitu bentuk fisik yang bisa disentuh dan dilihat, misalnya uang tunai, inventaris kantor, mesin, dan gedung. Tapi seirirng perkembangan zaman, pola pengukuran seperti itu telah memudar, digantikan dengan pengukuran nilai bisnis berdasarkan aset yang tidak berwujud atau intangible, yang tidak berbentuk tapi sangat bernilai, misalnya properti intelektual perusahaan, merknya, atau sumber daya manusianya.

Peralihan tersebut, juga berdampak pada prinsip dasar suatu bisnis, yakni Labor based business yang memegang prinsip padat karya, yang berarti semakin banyak pekerja yang dimiliki oleh perusahaan maka akan meningkatkan produktivitas perusahaan menjadi knowledge based business yang memegang prinsip bahwa dengan mengelola pengetahuan secara tepat dan baik maka perusahaan akan menemukan cara untuk memperoleh keuntungan maksimal. Seiring dengan kemajuan IPTEK maka basis ini yang cukup banyak diterapkan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan. Maka peralihan prinsip ini, yakni bisnis berbasis pengetahuan diistilahkan dengan modal intelektual.

Kemampuan suatu perusahaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan telah menciptakan nilai tambah dan keunggulan bersaing pada perusahaan. Ini menunjukan bahwa pengelolaan modal intelektual secara baik, akan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 

Dengan berbagai inovasi yang diciptakan oleh sumber daya manusianya, sebuah perusahaan akan mampu bertahan dalam persaingan bisnis hari ini. Karena tidak dapat di pungkiri bahwa inovasi yang turut banyak memberikan kontribusi dalam kelangsungan berjalannya perusahaan, dan inovasi tersebut berasal dari intelektualitas sumber daya manusia.

Hal ini senada dengan resource based theory yang menyebutkan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahkan perusahaan untuk memiliki kinerja jangka panjang yang baik. Resources yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, di transfer atau digantikan. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan ini disebut modal intelektual. Modal intelektual merupakan akumulasi kinerja dari tiga elemen utama perusahaan human capital, structure capital, dan customer capital yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan di masa yang akan datang.

Modal intelektual terdiri dari modal manusia (human capital), modal organisasi (structure capital) dan modal pelanggan (customer capital). Ketiga modal tersebut menjadi inti dari perusahan untuk memberikan keuntungan di masa depan, dengan pengaturan, pemeliharaan dan pentransformasian secara baik.

Modal manusia merupakan modal yang merujuk pada nilai pengetahuan karyawan dalam menciptakan kekayaan bagi perusahaan. Modal manusia mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan  dan inovasi yang dimiliki oleh sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. Sehingga modal manusia akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.

Modal organisasi merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya. Modal organisasi mampu mendukung usaha karyawan untuk meng­hasilkan kinerja intelektual yang optimal dan kinerja bisnis secara keseluruhan. Misalnya, sistem operasional perusahaan, budaya perusahaan, dan strategi bisnis perusahaan.

Modal pelanggan merupakan suatu hubungan yang terorganisir antara orang-orang yang berbisnis dengan perusahaan tersebut. Modal pelanggan merupakan hubungan yang harmonis atau association networkyang dimiliki oleh perusahaan dengan para stakeholdernya, yakni pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.

Praktik akuntansi modern menekankan bahwa investasi perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien, maka investor akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki modal intelektual lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun