Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pelabuhan Surabaya Vs Pelabuhan Madura

6 Februari 2019   10:35 Diperbarui: 12 Februari 2019   20:19 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada waktu penulis berkunjung ke Busan Port, Korea, ada pertanyaan yang menggelitik. Mengapa ada banyak keterbatasan kedalaman (depth) dan draft(draught) di Surabaya, negara Anda tidak berusaha mencari terobosan membuat pelabuhan di lepas pantai.

Mengapa disibukkan dengan beragam perubahan regulasi, sementara eksekusi (pelaksanaan) untuk pengembangan pelabuhan ke depan selalu mengambang? Anda bicara roadmap, master plan, jangka panjang 5 -- 20 tahun ke depan, lha setahun ke depan dengan schedule yang jelas tegas untuk pengembangan infrastruktur, bagaimana?

Sekadar info, selama ini, pintu masuk ke Pelabuhan Surabaya (baca: Tanjung Perak, termasuk PT. Terminal Petikemas Surabaya), adalah sebuah pulau buatan peninggalan zaman Belanda bernama Karang Jamuang.

Dari sana, sekitar jarak 3 sea miles (mil laut) utara Karang Jamuang, dikenal dalam navigasi sebagai lokasi Buoy 5, pandu naik (on board) di atas kapal untuk selanjutnya meliuk-liuk di alur pelayaran pelayaran barat Surabaya (dikenal sebagai APBS) sepanjang 25 mil laut dengan lebar alur 100 meter menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Informasi yang beredar di masyarakat maritime untuk depth (kedalaman) adalah 9,5 meter, sementara untuk draught (draft kapal) adalah 8,5 LWS (lower water sea, bukan lower water spring).

Definisi draft adalah vertical distance from water line to bottom of keel, atau dalam bahasa sederhana adalah kedalaman yang diperbolehkan kapal dengan berat tertentu, Bila jarak dari permukaan air laut ke bawah (draft)  adalah 8,5 meter bawah laut (LWS), maka perlu ditambah space bebas untuk memberi peluang olah gerak kapal sekitar 1 meter ke bawah (depth 9 m).

Artinya, untuk kapal ukuran bobot mati sekitar 15.000 GT (gross ton), panjang kapal 150 meter, draft 8 meter, diperlukan kedalaman 9 meter. Sementara itu, makin besar ukuran kapal dewasa ini, seukuran misalnya Panamax size, panjang 225 meter, bobot sekitar 40.000 Gt, perlu draft sekitar 11-12 LWS.

Pada sisi lain, sebagaimana diwartakan oleh media ini (Jawa Pos, 12 Agustus 2010), kekhawatiran kebocoran pipa gas milik PT Kodeco Energy Co Ltd di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) Pelabuhan Tanjung Perak bakal sedikit terurai. Kodeco berencana memperdalam pipa hingga 19 meter dari permukaan laut.

Dengan pendalaman 11,5 meter dari posisi awal 8,5 meter, kemungkinan bahaya pipa tersebut tertabrak kapal akan berkurang.

Pada harian sama, (Jawa Pos, 19 Agustus 2010) dikatakan bahwa Gubernur Soekarwo memberikan deadline bahwa pipa gas Kodeco tersebut harus pindah sebelum akhir 2012.

Dengan kata lain, setidaknya setahun ke  depan, situasi alur baik kedalaman maupun lebarnya, bisa jadi masih seperti kondisi sekarang ini. Pertanyaan dari kolega di Busan, Korea tersebut dengan agak sedih dapat dijawab bahwa masalah klasik kedalaman dan draft masih dijumpai dalam jaringan logistic kemaritiman Indonesia, khususnya lagi di Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun