Mohon tunggu...
Sinta Maharani
Sinta Maharani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menganalisis Unsur Intrinsik Sebuah Cerpen

26 Februari 2017   20:21 Diperbarui: 27 Februari 2017   16:00 40052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Manganalisis Unsur Intrinsik Cerpen “Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Itu”

  • Tema
  • Tema merupakan gagasan utama yang mendasari sebuah cerita, adapun tema yang mendasari Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Itu adalah bertemakan tentang hal hal yang menyangkut kehidupan sehari hari dengan lebih mengkhususkan ke nilai nilai keimanan atau ketuhanan yang ada pada tiap diri manusia.
  • Tokoh
  • Tokoh merupakan orang orang yang terlibat dalam peristiwa peristiwa yang ada dalam cerita tersebut, adapun tokoh – tokoh yang terlibat dalam Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Itu adalah sebagai berikut :
  • Mbah Mahdi (Imam Mahdi)
  • Aku (Suami)
  • Istri
  • Perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK)
  • Istri Mbah Mahdi
  • Anak-anak Mbah Mahdi
  • Penjaga Keamanan
  • Pak Brosman
  • Penokohan
  • Penokohan merupakan penyajian watak, sifat, atau karakter yang dilakoni oleh setiap tokoh dalam ceriita. Adapun penyajian penokohan dalam Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Ituadalah sebagai berikut :
  • Mbah Mahdi
  • Mbah Mahdi merupakan seorang lelaki tua yang 15 tahun lalu adalah seorang pegawai negeri di sebuah departemen yang mengurusi tentang agama, Ia memilki iman yang kuat dengan selalu mengingatkan orang orang untuk bertobat, karena kiamat yang semakin dekat, ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini
  • ......... Imam Mahdi itu, hampir 15 tahun lalu. Dulu, dia pegawai negeri, tapi kini sudah pensiun agak lama. Dia kerja di departemen yang mengurusi agama.
  • ........., Mbah Mahdi rajin turun ke masyarakat untuk memberikan penyuluhan agama ke mana-mana.
  • .........., dia selalu bilang, ”Ingat, kiamat sudah dekat. Bertobatlah!”
  • Aku (Suami)
  • Tokoh Aku dalam cerita ini merupakan seorang lelaki yang rumahnya dekat dengan rumah Mbah Mardi ini terlihat dari kutipan berikut ini
  • Mbah Mahdi selalu menghidangkan kejengkelan kepadaku. Setiap pagi, dia selalu membakar sampah, tepat di belakang rumahku,.........
  • ”Mungkin dia sengaja meneror kita, biar kita tidak betah tinggal di sini.”.......
  • Dari kutipan diatas terlihat bahwa watak aku adalah orang yang suka berprasangka atau berpraduga
  • Istri
  • Tokoh istri dalam cerita ini adalah seorang yang memilki rumah dekat rumah Mbah Mardi ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini
  • ”Kenapa dia selalu bakar sampah di belakang rumah kita? Itu pertanyaannya yang paling tepat,” ujar istriku ..........
  • Seperti mendapat kesempatan, istriku yang selalu melarang aku merokok pun nerocos, ”Demi Tuhan, .........
  • Dari kata  nerocos itu kita bisa menyimpulkan bahwa tohoh istri di cerpen tersebut merupakan wanita yang cerewet.
  • Perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK)
  • Tokoh Perempuan ini merupak perempuan yang pekerjaannya sebagai pegawai seks komersial atau PSK ini terlihat dari kutipan berikut ini
  • .....ujar Mbah Mahdi pada seorang perempuan pekerja seks komersial di dekat rel kereta api.
  • ”Bertobat? Maaf hari ini tidak butuh bertobat. Aku butuh uang untuk berobat. Anak saya sakit,” PSK itu ngeloyor.......
  • Dari kutipan di atas bisa dilihat bahwa perempuan PSK tersebuat adalah seorang yang keras kepala yang tidak bisa dinasehati namun memiki sifat keibuan dengan masih memikirkan nasib anak-anaknya.
  • Istri Mbah Mahdi
  • Istri Mbah Mahdi adalah seorang istri yang risih dan malu karena sikap dari tokoh Mbah Mahdi, ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini
  • Istri dan anak-anaknya, sudah lama risih dengan perilaku Mbah Mahdi. Selain menganggap tindakan itu sia-sia, mereka juga malu.
  • Anak anak Mbah Mahdi
  • Anak anak Mbah Mahdi juga sama seperti ibunya yang risih dan malu terhadap tokoh Mbah Mahdi, ini bisa dilihat dari kutipan berikut ini
  • Istri dan anak-anaknya, sudah lama risih dengan perilaku Mbah Mahdi. Selain menganggap tindakan itu sia-sia, mereka juga malu.
  • Penjaga keamanan
  • Penjaga keamanan tersebut digambarkan sebagai seorang yang memilki tubuh kekar, ini terlihat dari kutipan berikut ini
  • Kedatangannya langsung disergap seorang penjaga keamanan.
  • ”Bapak siapa? Mau apa?!” gertak lelaki kekar itu.
  • Pak Brosman
  • Pak Brosman adalah seorang lelaki yang digambarkan sebagai seorang lelaki tampan dengan penampilandendy, ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini
  • Pak Brosman, lelaki bewajah tampan dan berpenampilan dendy itu tersenyum. Dia menawari berbagai minuman. Mbah Mahdi memilih air putih.
  • Brosman tersenyum, sinis. ”Iman? Saya lebih suka menyebutnya mitos. Dia tak lebih dari kepercayaan yang setiap hari dipupuk agar tumbuh menguat, sehingga orang bisa sedikit tenang bisa bersandar kepadanya. Iman cuma dibutuhkan orang-orang lemah dan kalah, seperti bapak.”
  • Dari petikan diatas terlihat bahwa Pak Brosman adalah tokoh yang sinis, angkuh dan tidak memiliki iman agama yang kuat, ia begitu mudahnya meremehkan hal hal yang berhubungan dengan keimanan.
  • Alur (Plot)
  • Alur atau plot merupakan unsur yang menunjukkan jalan dari sebuah cerita. Adapun alur yang mendasari cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Itu menggunakan alur nonkenvensional, yaitu alur yang maju mundur, ini bisa dilihat dari tokoh aku yang awalnya jengkel karena sikap Mbah Mahdi yang setiap paginya selalu membakar daun di belakang rumahnya, dan sebelum itu terjadi ia menceritakan kembali tentang sosok Mbah Mahdi saat 15 tahun yang lalu.

Mbah Mahdi selalu menghidangkan kejengkelan kepadaku. Setiap pagi, dia selalu membakar sampah, tepat di belakang rumahku, .....

Kukenal lelaki bernama lengkap Imam Mahdi itu, hampir 15 tahun lalu. Dulu, dia pegawai negeri,.....

  • Latar (setting)
  • Latar merupakan salah satu unsur yang menunjukan mengenai, latar tempat, latar waktu atau suasana yang terjadi dalam sebuah cerita atau cerpen.
  • Latar Tempat
  • Latar tempat adalah latar di mana kejadian dari beberapa peristiwa peristiwa dalam cerpen terjadi, Adapun latar tempat dari Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Ituadalah sebagai berikut,
  • Di belakang Rumah
  • ”Kenapa dia selalu bakar sampah di belakang rumah kita? Itu pertanyaannya yang paling tepat,” ujar istriku sambil menuangkan teh panas ke cangkir tembikar.
  • Tepi rel kereta api
  • ......ujar Mbah Mahdi pada seorang perempuan pekerja seks komersial di dekat rel kereta api.
  • Rumah Mbah Mahdi.
  • .....ujar Mbah Mahdi sambil memandangi istri dan anak-anaknya berkemas-kemas meninggalkan rumah.
  • Pos pengamanan
  • Lelaki kekar itu langsung meringkus Mbah Mahdi dan menggelandangnya di pos satuan pengaman.
  • Rumah mewah (Rumah Pak Brosman)
  • Langkah Mbah Mahdi sampai di sebuah rumah mewah berlantai empat......
  • Bawah pohon besar
  • Tubuh Mbah Mahdi diangkatnya, lalu diempaskan. Kepala Mbah Mahdi terbentur pohon besar. Kepalanya bedarah......
  • Latar Waktu
  • Latar waktu adalah salah satu unsur yang menunjukkakan kapan peristiwa atau kejadian yang ada dalam cerita berlangsung, adapun latar waktu dalam Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Itu adalah menggunakan latar waktu di setiap pagi hari, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini,
  • Mbah Mahdi selalu menghidangkan kejengkelan kepadaku. Setiap pagi, dia selalu membakar sampah, tepat di belakang rumahku, hingga aku tak pernah sempat menikmati udara bersih dan segar.
  • Latar Suasana
  • Latar suasana yang terdapat dalam Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Itu menggunakan latar suasana yang penuh akan konflik kehidupan sehari-hari, dari mulai kejengkelan yang muncul dari tokoh Aku, karena merasa tidak nyaman dengan perilaku Mbah Mahdi yang selalu membakar sampah daun di belakang rumahnya, tidak hanya itu Mbah Mahdi sendiri sering menuai cercaan karena niat baiknya yang ingin menyadarkan orang orang untuk menguatkan iman, lalu mendapat cercaan pula dari perempuan PSK, hinaan dari Pak Brosman, bahkan pukulan dari seorang lelaki penjaga keamanan.
  • Sudut Pandang
  • Sudut pandang adalah cara memandang sesuatu, dalam hal ini sudut pandang yang dimaksud adalah bagaimana cara pandang dan penempatan pengarang terhadap tokoh tokoh yang ada dalam cerita, adapun sudut pandang yang terdapat dalam Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Ituyakni :
  • Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan
  • Hal ini ditunjukkan oleh tokoh aku yang sebagai orang pertama menceritakan mengenai kehidupan Mbah Mahdi, seperti berikut ini :
  • Aku terdiam. Terbayang wajah Mbah Mahdi, lelaki tua yang selalu tersenyum padaku. Tak kutemukan segaris pun guratan kejahatan di wajahnya, atau sepercik kelicikan di matanya.
  • Kukenal lelaki bernama lengkap Imam Mahdi itu, hampir 15 tahun lalu. Dulu, dia pegawai negeri, tapi kini sudah pensiun agak lama. Dia kerja di departemen yang mengurusi agama.......
  • Dari kutipan diatas bisa kita lihat bahwa tokoh aku lebih menceritakan mengenai tokoh Mbah Mahdi dibanding kehidupannya, meski di awal sempat menyinggung sedikit tentang dirinya (tokoh Aku)
  • Gaya bahasa
  • Gaya bahasa adalah salah satu unsur cerita yang merupakan pemberian gaya bahasa oleh pengarang terhadap gaya bahasa dalam cerita agar dapat memberikan kesan bahasa yang menarik dan indah. Adapun gaya bahasa yang dipakai dalam Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Itu adalah menggunakan gaya bahasa yang mudah untuk di mengerti oleh pembaca.
  • Amanat
  • Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca. Adapun pesan moral atau amanat yang terdapat dalam Cerpen Mbah Mahdi dan Cerita Pagi Itu tidak luput dari temanya sendiri, yakni sebagai berikut,
  • Di dalam hidup ini pasti ada yang namanya baik dan buruk, kalau kita mengikuti yang buruk maka kita akan terjerumus ke hal hal yang tidak baik pula. Maka dari itu jangan menyerah dalam memperjuangkan hal yang benar dan jangan sampai terpengaruh oleh zaman yang penuh dengan hal hal yang tidak karuan seperti sekarang ini.
  • Jangan berburuk sangka atau berpraduga terhadap orang lain sebelum mengetahui kebenarannya, karena segala sesuatu yang hanya dipandang sebelah mata tanpa adanya dasar yang kuat di dalamnya akan mengakibatkan hal yang tidak baik bahkan akan menuai konflik di kemudian hari.

Sumber : http://cerpen.print.kompas.com/2016/05/19/mbah-mahdi-dan-cerita-pagi-itu/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun