Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berburu Makanan Tradisional Saat Mudik

4 Juni 2019   13:10 Diperbarui: 4 Juni 2019   13:16 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiada terasa waktu bergulir begitu cepat. Hari demi hari telah berlalu. Detik demi detik berlari bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya. Itulah bulan ramadhan kini yang sudah berada di penghujung waktu. Tak lama lagi akan tiba hari kemenangan bagi umat muslim yang telah menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh, yakni Hari Raya Idul Fitri.Hiruk pikuk suasana menjelang hari Raya idul fitri itu sudah tampak di berbagai tempat.  Mulai dari tradisi mudik dengan nuansa kemacetan dimana-mana,  tradisi blusukan ke pasar tradisional demi untuk berburu bahan-bahan makanan kebutuhan pokok rumah tangga. Bahkan ketika harga bahan sembako itu harganya menjadi selangit dari hari biasanya sepertinya pembelipun tak ambil pusing dan dijadikan alasan untuk batal berbelanja.

Begitupun pusat perbelanjaan di setiap mall yang diserbu pengunjung untuk membeli berbagai perlengkapan di hari raya idul fitri tersebut. Seperti fashion, supermaket, kue-kue lebaran dan lain sebagainya. Sepertinya segala hal yang ada di pusat perbelanjaan tampaknya begitu menjadi penting buat hari lebaran. Hal ini bisa dilihat di berbagai sudut stand yang ada di pusat perbelanjaan, terlihat sangat ramai dipadati pengunjung. Bahkan area pamer otomotif pun tak luput jadi sasaran pengunjung. Dengan sangat pandainya setiap sales girl ataupun salesman menawarkan harga paket lebaran untuk jenis otomotif yang mereka promosikan.

Subhanallah.. Sungguhlah suasana  rutin yang selalu terjadi di setiap tahunnya. Seolah-olah di antara mereka tidak ada yang terlihat susah.  Meskipun bisa jadi di tempat mana masih banyak orang-orang yang  masih merasakan kesusahan... Wallahu'alam.. Semoga Allah pun memberikan mereka yang masih kesusahan dengan kebahagiaan di hari raya esok hari nanti. Aamiin

Saya pun demikian pula, di penghujung ramadhan yang penuh kasih sayang ini, bulan yang berlimpah berkah ini, merupakan bagian dari mereka yang dengan penuh kebahagiaan menyambut datangnya hari raya idul fitri. Bulan dimana semua umat muslim menjadi fitri kembali. Meskipun ada keresahan ketika ramadhan akan berakhir. Namun dengan penuh harapan dalam permohonan do'a, kiranya Sang Khaliq masih memberikan kesempatan untuk bertemu ramadhan di tahun depan. Aamiin..

Dalam mengisi waktu di penghujung ramadhan ini pun, saya pun tak tertinggal untuk mudik ke kampung halaman yang senantiasa dirindukan. Sebuah desa kecil di Kota Kuningan Jawa Barat. Ikut meramaikan suasana mudik yang asyik sepanjang perjalanan yang hanya membutuhkan waktu 1.5 tanpa agenda kemacetan. Blusukan ke pasar Kota Kuningan merupakan salah satu agenda menarik bagi saya.  Berjubel, bersenggolan dan bertabrakan sesama pembeli di pasar itu yang sangat seru. Jika sudah seperti ini, jangan harap penjual mau diajak berbedat soal harga untuk tawar menawar. Padahal saya sangat senang jika belanja bisa menawar sampai titik penghabisan. Tapi kali ini di momen ini saya harus tahu diri jika tidak ingin diabaikan penjual hehe.... Hampir semua kebutuhan pokok berganti harga.

Sambil menyisir jalanan Taman Kota Kuningan, saya ditemani pujaan hati pendamping setia menuju salah satu pasar tradisional. Kira-kira apa yang saya cari di Pasar itu? Andai saya ke pasar itu belum dapat makanan yang saya cari pastinya akan muter-mutet sampai dapat. Meskipun belanjaan lain sudah komplit dari mulai daging sapi sampai dengan ikan asin, sayuran, buah-buahan hingga lalapan.

Berbahagia tidak dapat protes atau komplen dari suami, karena sudah paham betul apa yang dicari dan menjadi makanan kesukaan istrinya. Dia tetap mengikuti dan mengawal saya..Paling sesekali dia komentar. "Mama ini lapar mata deh, segala dibeli". Terima kasih cinta hehe..

Ada dua jenis makanan yang saya cari dan saya suka yaitu gemet dan kupat kuningan. Bukan makanan yang aneh bukan?  Saya rasa setiap orang juga tahu, serta mudah di dapat di manapun. Namun,  rasa dan kelezatan di lidah saya lah yang menjadi pembedanya. Kedua jenis makanan itu merupakan makanan kesukaan saya sedari kecil. Oleh karena itu, jika mudik inilah selalu berburu makanan itu untuk bernostalgia rasa.

1. Gemet Kuningan, merupakan singkatan dage saemet. Jenis makanan yang dibuat dari bahan dasar singkong, yang diberi sedikit dage khas kuningan. Saya menyukai bukan yang sudah siap disantap, tetapi siap untuk digoreng. Setelah digoreng rasanya itu....hemm lezat...

dokpri
dokpri
2. Kupat Kuningan, penganan ini saya rasa di seluruh negeri ini mengetahuinya. Tetapi kupat kuningan yang ini beda cara memasaknya. Yaitu dengan cara digodognya menggunakan air sapu padi. Dan rasanya sangat kenyal dan legit. Kupat ini hanya bisa saya dapatkan di kios Kupat Tahu Kuningan yang berlokasi di bawah pohon caringin (beringin) biasa orang menyebutnya seperti itu.

dokpri
dokpri
Alhasil... Setelah yang dicari didapat sayapun bergegas keluar pasar menuju lokasi parkir di areaTaman Kota Kuningan. Entah dengan alasan membawa barang belanjaan yang berat ataupun hanyalah sekedar ingin menikmati taktiktuknya suara delman, saya bersama belahan jiwa memutuskan berputar-putar naik delman. Agar perjalanannya cukup jauh, padahal lokasi tempat mobil terparkir hanya hitungan meter saja. Ini bukan berarti masa kecil kurang bahagia tetapi mengulang bahagia saat kecil. Hehe..

Salam Penuh Semangat dan Bahagia selalu!


#Penghujung Ramadhan di Kota Kuda#
04 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun