Idul Fitri merupakan momen spesial bagi umat Islam di seluruh dunia, di mana momen ini menjadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat, saling memaafkan, dan merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Di Indonesia, tradisi merayakan Idul Fitri tak hanya sebatas silaturahmi dan menyantap hidangan lezat, namun juga diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik.
Di Desa Palihan, Bantul, Yogyakarta, di balik hiruk pikuk perayaan Idul Fitri, terdapat tradisi unik, yaitu tradisi memancing bersama atau lomba mancing, Minggu (14/04/2024).
Di momen penuh berkah ini, desa ini seolah hidup kembali dengan keramaian dan keceriaan. Tradisi ini bukan hanya tentang mendapatkan ikan, tetapi juga tentang mempererat tali persaudaraan.
Memancing bukan sekadar hobi atau aktivitas mengisi waktu luang, namun tradisi memancing bersama masyarakat saat libur lebaran di Desa Palihan memiliki makna yang lebih dalam.
Tradisi ini telah diadakan dari 2010 yaitu sudah diadakan dari 14 tahun lalu dan tetap menjadi agenda tahunan yang dinanti-nantikan oleh banyak orang di desa tersebut maupun sekitarnya.
Tradisi tahunan ini selalu diikuti oleh ratusan warga dari Desa Palihan dan sekitarnya. Alasan di balik antusias masyarakat untuk menghadiri tradisi memancing ini cukup beragam.
Pertama, momen ini menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar keluarga dan warga desa. Setelah sebulan penuh berpuasa dan merayakan Idul Fitri, tradisi ini menjadi kesempatan untuk berkumpul, bercanda, dan saling berbagi cerita.
Kedua, tradisi memancing juga menjadi ajang untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur. Di momen ini, anak-anak dapat belajar dari orang tua mereka tentang teknik memancing, kesabaran, dan ketekunan.
Anak-anak juga lebih bisa bersosialisasi dengan warga dan teman temannya. Nilai-nilai ini ditanamkan sejak dini dan diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka di masa depan.
Ketiga, tradisi memancing juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bersantai dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Desa yang biasanya sepi, tiba-tiba dipenuhi dengan keramaian dan keceriaan. Suara tawa dan canda anak-anak berpadu dengan suara air yang mengalir, menciptakan suasana yang damai dan menyenangkan.