Mohon tunggu...
Inovasi

Media Baru

31 Agustus 2017   10:27 Diperbarui: 14 September 2017   11:21 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

New Media atau media baru tentu sering kita dengar. Namun, sebelum kita berbicara lebih lanjut, ada baiknya untuk mengerti terlebih dahulu apa itu media. Di dalam buku New Media : a Critical Introduction, Second Edition,disebutkan bahwa : "For some sixty years the word 'media', the plural of 'medium', has been used as a singular collective term, as in 'the media' (Williams 1976: 169)"atau secara garis besar bisa diartikan kata "media" merupakan kata plural dari "medium", dan biasa digunakan sebagai bentuk singular secara kolektif.

Apabila kita mendengar kata media, hal yang ada di benak kita merupakan "media komunikasi", atau sebagai tempat komunikan dan komunikator melakukan proses pertukaran pesan (komunikasi). Media ini memiliki spesialisasi tertentu yang dikerjakan oleh institusi serta organisasi terpisah seperti media cetak, fotografi, periklanan, bioskop, media penyiaran (radio dan televisi) dan sebagainya. Istilah ini juga mengarah kepada kebudayaan serta produk material dengan bentuk dan genre yang berbeda seperti berita, opera sabun, yang disajikan dalam koran, buku, film, tape,dan CD.

Ketika dilakukan kajian secara lebih sistematis, proses lebih besar terjadi ketika informasi dan representasi konten dari media didistribusikan, diterima, dan dikonsumsi oleh audience atau penonton, dan hal tersebut diregulasi serta dikontrol oleh negara atau oleh pasar. Pada saat ini, kita mungkin masih menjalankan kebiasaan lama kita seperti menonton film berdurasi 90 menit di bioskop, atau berkumpul bersama-sama di ruang keluarga untuk menonton tayangan di televisi. Namun, ternyata sudah banyak orang yang tidak menikmati "media" seperti cara-cara di atas.

Sebagai contoh, di era trans-medialityatau perpindahan media ini terjadi migrasi konten antar bentuk media, sehingga hal ini memaksa seluruh produsen media untuk bisa waspada dan berkolaborasi dengan yang lain untuk bisa bertahan. Saat ini, orang-orang yang tadinya menjadi seorang audienceatau penonton saja, kini bisa menjadi useratau pengguna. 

Orang-orang yang tadinya diposisikan sebagai penonton yang pasif, kini sudah mulai bergeser dan dengan kemajuan teknologi orang-orang sudah bisa menjadi pengguna yang lebih aktif dengan cara ikut memproduksi konten (sehingga lahir istilah citizen journalistatau jurnalisme warga). Saat ini, kita memiliki sebuah media yang lebih ekonomis. Media ini bisa mencakup pasar yang lebih kecil dan khusus, sehingga bisa menggantikan pasar media lama yang cenderung masif atau besar.

Bagaimanapun, saat ini ada hal yang harus dicatat bahwa pergantian bentuk, produksi, distribusi, dan konsumsi media saat ini lebih kompleks daripada sekedar membedakan "lama" dan "baru" karena terdapat sejarah di dalamnya, genre yang bermacam-macam, dan sebagainya.

Pergantian ini terjadi sangat cepat. Terdapat beberapa dampak dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan karena adanya new media tersebut, yakni perpindahan dari modernitas ke postmodernitas, mengintensifkan proses globalisasi, pergantian era manufaktur ke post industri di Barat, serta pelarangan perintah geopolitik yang terpusat.

Kata "baru"  di media baru atau new mediamembawa kekuatan ideologis atau pemahaman "baru sama dengan lebih baik." Tempat ini (new media)dirasa sebagai tempat yang tepat bagi orang-orang yang berpikiran maju entah itu produser, konsumen, atau akademisi media. Keyakinan ini lahir karena media baru ini diharapkan bisa menjadi kesempatan baru untuk meningkatkan produktivitas dan kesempatan pendidikan, serta media yang komunikatif.

Sesungguhnya, media baru menghindari penekanan pada definisi teknis seperti media digital atau elektronik, atau juga pembatasan komunikasi berbasis komputer atau computer mediated communication(CMC). Selain itu, ada juga orang yang mengartikan istilah "media baru" sebagai "internet", sedangkan orang yang lain mungkin mengartikan media baru itu sebagai hal lain (TV digital, permainan komputer, atau juga blog). Dengan begitu, setiap orang mengklaim status "medium" untuk apa yang ada dalam pikiran mereka masing-masing untuk meminjam konotasi "kebaruan".

Media baru ini bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni :

  • pengalaman tekstual baru, yakni jenis genre dan tekstual baru, hiburan, kesenangan, dan pola konsumsi media seperti permainan komputer, simulasi, efek khusus bioskop.
  • Cara baru untuk mewakili dunia, dalam artian media tersebut bisa menawarkan kemungkinan dan pengalaman baru untuk menggambarkan sesuatu.
  • Hubungan baru antara subyek dan teknologi media. Saat ini, baik konsumen maupun pengguna bisa melakukan hubungan secara cepat dengan bantuan teknologi.
  • Pengalaman baru tentang hubungan antara perwujudan, identitas, dan komunitas. Media bisa menggeser pengalaman pribadi dan sosial waktu, ruang, dan tempat yang memiliki pengaruh terhadap cara kita melakukan sesuatu.
  • Konsep baru tentang hubungan tubuh biologis dengan media teknologi : ada perbedaan antara manusia dan buatan, alam dengan teknologi.
  • Pola baru terhadap organisasi dan produksi. Ada penyesuaian dan integrase yang lebih luas dalam budaya media, industri, ekonomi, akses kepemilikan,kontrol dan regulasi.

Kemudian, media baru ini memiliki beberapa karakteristik, yakni :

  • Digital
  • Interaktif
  • Hypertextual
  • Virtual
  • Terjaring
  • Tersimulasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun