Mohon tunggu...
Healthy

Baik atau Jahatkah Kemoterapi?

24 September 2017   21:40 Diperbarui: 24 September 2017   21:56 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo semua... Perkenalkan nama saya Natasha Angeline Yudiastuti dan saya merupakan murid kelas XI. Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan sejauh mana saya setuju dengan statement atau pernyataan "Kemoterapi lebih membawa dampak negatif daripada dampak positif untuk penyembuhan kanker".

Selamat membaca.  :)

Kemotrapi memiliki banyak kerugian daripada keuntungannya. Walaupun kemoterapi sudah terkenal sebagai salah satu jalan atau cara untuk menyembuhkan kanker. Mungkin selama ini sudah banyak kasus kanker yang sembuh dengan cara kemoterapi. Walaupun begitu, kasus berhasilnya kemoterapi tidak menutup kemungkinan bahwa kemoterapi akan selalu berhasil atau selalu berhasil. Ada kalanya kemoterapi tidak berhasil dan malah membawa dampak baru seperti penyakit lain.  

Tumor adalah benjolan atau pembengkakan akibat sel-sel yang tumbuhan abnormal dan tumbuh tidak terkontrol. Dililhat dari pertumbuhan, tumor dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu tumor ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign tumor). Tumor yang bersifat ganas juga dapat disebut kanker. Kanker ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan lain, baik dengan pertumbuhan langsung pada jaringan yang bersebelahan (invasi) atau migrasi ke sel yang jauh (metastasis).

Penyebab atau faktor penyebab kanker tidak dapat diketahui secara pasti. Walaupun begitu, ada beberapa faktor yang berkemungkinan menjadi penyebab dan pemicu kanker. Faktor pertama adalah faktor keturunan atau genetik. Kanker yang dapat diturunkan dalam keluarga antara lain kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit, dan kanker usus besar. Misalnya, seorang wanita akan lebih beresiko terkena kanker apabila ibunya atau saudara perempuannya juga terkena kanker seperti kanker payudara. Kedua, ada faktor lingkungan. Salah satu contoh yang konkret dan mudah untuk dijumpai dalam kehidupan adalah kasus merokok. 

Perokok aktif dan perokok pasif sama-sama berisiko terkena kanker paru-paru, mulut, pita suara, dan kandung kemih. Ketiga adalah dari makanan yang mengandung bahan kimia seperti makanan yang diasapkan, minuman beralkohol, dan bahan makanan laut yang mengandung merkuri (ikan, kerang, dan udang). Kanker juga dapat disebabkan oleh virus. Beberapa virus yang dicurigai dapat menyebabkan kanker antara lain Virus Papilloma yang dicurigai menjadi penyebab kanker leher rahim pada wanita, Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati. Infeksi juga dapat menyebabkan berkembangnya kanker seperti Bakteri Heliobacter pylorimenyebabkan kanker lambung. Gangguan keseimbangan hormonal juga dapat memicu kanker seperti yang terjadi pada kanker payudara.  Kanker sendiri memiliki tingkat atau biasa disebut stadium. Dan stadium yang paling tinggi adalah 4, biasanya pad akondisi tersebut sel kanker sudah menyebar kemana-mana (bagian tubuh/organ lain).

Seperti yang dikutip di Wikipedia, "Kemoterapi (bahasa inggris: chemotherapy) sendiri adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker."

 Tujuan dari kemoterapi pada kanker adalah untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel-sel yang abnormal (sel onkogen) di dalam tubuh pasien. Jadi obat-obatan kemoterapi akan menyerang pada fase tertentu di sel yang bermitosis secara cepat. Kemoterapi dapat meringankan gejala. Yang dimaksud disini adalah kemoterapi dapat memperkecil tumor yang menyebabkan rasa sakit. Lalu kemoterapi juga dapat mencegah penyebaran, memperlambat pertumbuhan sel kanker, dan juga menghancurkannya. Perlu diingat bahwa hal ini akan menjadi sulit untuk dilakukan oleh kemoterapi jika sel kanker sudah mencapai stadium akhir. Namun jika kemoterapi berhasil dilakukan, maka kemoterapi dapa menghancurkan seluruh bagian sel kanker dan disinilah pasien dinyatakan sembuh secara total. Umumnya kemoterapi dilakukan pada saat sebelum operasi agar ukuran tumor lebih kecil. Kemoterapi juga dapat dilakukan setelah operasi untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa dan juga dapat dilakukan saat terapi radiasi atau terapi biologis untuk memaksimalkan efeknya.

 Obat dari kemoterapi hampir tidak menimbulkan dampak pada sel yang sedang dalam masa istirahat atau tidak melakukan pembelahan namun obat kemoterapi  dapat berpengaruh pada sel-sel rambut dan juga sel-sel yang sedang aktif membelah. Hal itu dapat terjadi apabila siklus mitosis sel yang aktif membelah berada dalam target obat kemoterapi yang digunakan . Kemoterapi membawa beberapa efek yang kurang mengenakkan bagi pasien. Hampir 80% pasien pengidap kanker yang menjalani kemoterapi mengalami mual dan muntah. Hal yang selalu terjadi karena kemoterapi adalah rontoknya rambut dalam jumlah yang tidak sedikit. Rambut yang dimaksud disini meliputi rambut di kepala, bulu mata dan juga alis. Walaupun begitu kerontokan rambut tersebut tidak bersifat permanen. Rambut akan tumbuh kembali beberapa minggu setelah selesainya pengobatan. Beberapa juga mengatakan bahwa kemoterapi juga sering menyebabkan mukositis (perlukaan pada dinding saluran cerna/rongga mulut) dan gangguan saraf tepi seperti kebas dan kesemutan di jari kaki dan tangan.

Itulah mengapa saya setuju bahwa kemoterapi lebih membawa dampak negatif daripada dampak positif bagi tubuh penderita kanker. Kemoterapi memang dapat menyembuhkan penyakit kanker namun ada beberapa alasan yang membuat saya kurang setuju jika kemoterapi membawa kesan yang positif. Berikut adalah beberapa alasan based on opini saya yang sudah saya sesuaikan dengan teori.

 Pertama, kemoterapi tidak selalu berhasil. Sekecil apapun persentase kegagalan, tetap saja ada kemungkinan untuk gagal. Selain itu kemoterapi juga belum tentu mengangkat sel kanker secara keseluruhan atau 100%. Dari beberapa kasus atau cerita yang saya dengar, ada kalanya sel kanker tidak terangkat seratus persen. Saat seorang penderita kanker dinyatakan sembuh, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa ia tidak akan terkena kanker lagi. Orang tersebut masih punya kemungkinan akan terserang kanker yang sama. Jadi bisa dikatakan kemoterapi tidak menjamin kesembuhan pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun