Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Salut Buat Kecerdasan Hatta Rajasa

11 Juni 2014   08:16 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:16 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_310609" align="aligncenter" width="450" caption="http://edisinews.com/foto_berita/27hatta%20rajasa.jpg"][/caption]

Saya baru saja menonton ulang rekaman Debat Capres 2014 di sini. Dan saya tertarik menyorot penandasan-penandasan Hatta Rajasa dalam debat tersebut. Bagi saya, kecerdasan Hatta Rajasa sangat menonjol sebagaimana yang akan saya perlihatkan berikut ini.

Dalam Sesi I ketika menambahkan apa yang disampaikan Prabowo, Rajasa menandaskan:

"Kepastian hukum harus memberikan jaminan terhadap penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk, dalam bentuk apa pun, dan harus memberikan penghormatan, pemenuhan, kepada setiap warga negara secara setara di depan hukum. Dan hanya kepada hukumlah kebenaran dan keadilan ditegakkan" (Huruf miring dari saya sebagai penekanan).


Dalam Sesi Tanya Jawab, Rajasa kembali memberikan penegasan berikut:

"Memang salah satu hal yang paling mendasar menyangkut hak-hak warga kita adalah jangan sampai ada diskriminatif dalam perlakuan hukum karena konteksnya tadi adalah konteks hukum. Istilahnya jangan tumpul ke atas tajam ke bawah. Itu diskriminatif. Mereka harus sama di muka hukum, siapa pun. Dan tidak boleh apa pun latar belakangnya, apa pun pendidikannya, apa pun agama yang dianutnya, tidak boleh ada diskriminatif di Negara Pancasila ini" (huruf miring dari saya sebagai penekanan).


Dua kutipan di atas menjadi menarik bagi saya karena dua hal.

Pertama, kehadiran PKS dan FPI di kubu PRAHARA sendiri, kelihatannya tidak sinkron dengan komitmen untuk tidak diskriminatif dan menghargai kebhinekaan sebagai aksioma mendasar dalam NKRI. PKS dan FPI adalah dua kelompok yang kita ketahui bersama memperjuangkan penerapan Syariat Islam pada skala Nasional. Dan perjuangan seperti ini, tidak perlu panjang lebar, merupakan perjuangan yang mutually exclusive dengan kebhinekaan. Manifesto Gerindra sendiri, di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan yang diskriminatif. Saya sudah pernah menulis mengenai hal ini di sini. Bahkan rekan sejawatnya di PAN, Amien Rais, beberapa waktu lalu mempertontonkan dirinya sebagai virus diskriminasi ketika menggunakan analogi "perang Badar" sebagai analogi untuk momentum Pilpres tahun ini.

Kedua, Mohammad Rasyid Amrullah, anak kandung Hatta Rajasa pada tanggal 1 Januari 2013 menabrak sebuah mobil Daihatsu Luxio yang menyebabkan dua orang tewas. Rasyid divonis 5 bulan penjara dengan hukuman percobaan 6 bulan. Sebuah vonis yang bahkan lebih ringan dari tuntutan jaksa: 8 bulan dengan masa percobaan 12 bulan dan denda sebesar 12 juta Rupiah. Tidak heran, ada yang menilai sidang kasus Rasyid itu "bak sinetron" (baca di sini).

Berkait dua kutipan dan dua catatan spesifik saya di atas, saya ingin menarik perhatian Anda kepada sebuah kutipan menarik dalam gambar berikut:

[caption id="attachment_310620" align="aligncenter" width="850" caption="http://izquotes.com/"]

1402426863278494216
1402426863278494216
[/caption]

Hatta Rajasa mengemukakan penandasan-penandasan yang orang sangka maksudnya persis seperti maksud yang terkandung dalam penandasan-penandasan itu. Padahal Hattta Rajasa tidak sungguh-sungguh bermaksud seperti maksud yang disangka orang.

Dan terakhir kali saya cek, nama lain dari kecerdasan seperti di atas adalah hypocrisy. Salut buat "kecerdasan" Hatta Rajasa!

Selamat malam; Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun