Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Krakatau, Cerita tentang Gunung dan Laut

26 Mei 2017   13:57 Diperbarui: 26 Mei 2017   14:05 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cerita berawal dari pengumuman pemenang sebuah lomba di kantor. Lomba menulis yang iseng-iseng gue ikuti karena iming-iming hadiah jalan-jalan. Dengan the power of mepet dan kemampuan prokastinator tingkat dewa, gue berhasil masuk ke dalam list pemenang tersebut. Hebat ye gue? Hahaha. Ternyata diumumkan bahwa hadiahnya ke Krakatau. Ini tuh rasanya semacam Semesta mengamini keinginan gue gitu. Sekitar sebulan lalu diajakin temen ke Krakatau, tapi ngga jadi berangkat karena waktunya ngga pas, dan ga dapet izin dari ortu. Serta waktu itu lagi hujan terus, jadi gue emang ragu untuk berangkat. Ternyata semingggu kemudian, muncul pengumuman bahwa hadiah lomba ini ke Krakatau. Semesta suka bercanda ya kadang-kadang.

Perjalanan di mulai dari meeting point di kantor Pejompongan, naik elf yang berangkat sekitar jam 10 malam. Karena mikir perjalanan akan memakan waktu semalaman dan besok kondisi harus fit, jadi gue memutuskan untuk tidur sepanjang perjalanan menuju Pelabuhan Merak. Sampai di Pelabuhan Merak sekitar jam 00:30, dan kayanya langsung masuk ke kapal ferry. Gue udah lama banget ngga naik kapal ferry dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni. Kayanya sekarang lebih rapi aja kelihatannya. Di kapal ferry, gue memilih ke ruang VIP untuk tidur. Dengan membayar 10 ribu rupiah, gue dapet tempat duduk yang cukup nyaman untuk tidur sekitar sejam. Gue kebangun ketika ada petugas kapal yang teriak-teriak nyuruh penumpang untuk bersiap karena kapal sudah hampir merapat. Akhirnya gue bangun, dan memandang lampu-lampu di Pelabuhan Bakauheni dari dek kapal, sambil menunggu kapal merapat. Jam menunjukkan pukul 03:30 waktu itu. Jadi kayanya perjalanan nyebrang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera lebih cepet dibanding dulu. 

Sesampainya di Pelabuhan Bakauheni, kami melanjutkan perjalanan menuju Dermaga Canti. Gue kira dari Bakauheni ke Dermaga Canti memakan waktu lama, ternyata sekitar jam 05:00 kita sudah sampai di Canti. DI sana istirahat sambil sarapan dan persiapan menuju Pulau Sebuku untuk main di pantai dan snorkeling. Setelah puas makan dan siap-siap, kami berangkat menggunakan kapal yang bermuatan sekitar 30 - 40 orang. Gue sih karena mau melihat pemandangan, makanya memutuskan untuk duduk di bagian atas kapal. Walaupun panas, tapi setidaknya bisa melihat pemandangan yang super bagus.

Sekitar satu jam perjalanan, kami sampai di Pulau Sebuku Kecil. Pantainya ngga terlalu luas, tapi bening banget, cukup untuk main air dan foto-foto. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Pulau Sebuku Besar untuk snorkeling. Ini adalah pengalaman snorkeling pertama gue. Jujur aja gue takut sih, soalnya gue ga bisa berenang. Tapi bermodalkan nekad dan berfikir, masa sih 24 tahun belom pernah snorkeling, yaudah gue berani-beraniin aja. Untung ada temen-temen yang siap membantu dan membimbing gue sampe akhirnya berani dan bisa melihat karang-karang cantik di bawah laut, yang sebelumnya gue ga pernah bisa lihat karena ngga berani. Pengalaman yang sungguh merubah hidup, karena setelah ini gue bakal berani wisata ke lokasi-lokasi yang menawarkan keindahan alam bawah laut setelah sebelumnya ga pernah berani.

Setelah lelah berpanas-panas ria dan kelaperan abis snorkeling, kami menuju Pulau Sebesi untuk beristirahat di penginapan. Tapi setelah sampai di Pulau Sebesi, ada kejadian nyebelin. Tour Leader yang ngikut rombongan gue dari Jakarta, miskomunikasi sama orang-orang penginapan. Jadi kami ga bisa langsung masuk ke kamar. Padahal kondisinya badan udah lengket banget pengen mandi. Setelah sebagian dari rombongan gue yang berisi cewek-cewek yang lumayan "aktif" puas ngomel dan kelar berunding, baru lah kami dapet kamar sesuai dengan apa yang sudah disepakati. Agak bete sih, karena Tour Leadernya nyebelin abis. Ga tanggung jawab gitu. Kayanya perlu ditatar. Abis dapet kamar akhirnya gue bisa mandi dan tidur nyenyak.

Jam 4 sore kami dibangunin untuk siap-siap hunting sunset di Pulau Umang-umang. Pulaunya ga terlalu jauh dari Pulau Sebesi. Pulau kecil yang ngga berpenghuni. Pasirnya putih banget banget. Kayanya itu pasir terputih yang pernah gue lihat di pantai. Sayangnya, di pulau ini dikelilingi sama karang-karang, jadinya kapal ngga bisa merapat. Jadi, saat turun kita harus turun lewat sampan gitu, dan itu cukup merepotkan karena harus gantian. Gue fikir, kalau emang pulau ini dijadikan destinasi utama setiap tour Krakatau, harusnya dibuat semacam dermaga kecil aja supaya ngga bikin ribet saat naik dan turun dari kapal. Selain pasir yang putih, di pantai ini juga banyak bebatuan yang besar. Dari spot bebatuan ini kita bisa melihat sunset yang superbagus. Dan tentunya foto-foto yang instagrammable. Setelah matahari tenggelam, dan menyisakan secercah cahaya, bintang-bintang mulai bermunculan. Bintang yang super bagus banget juga. Gue jatuh cinta sama pantai ini. Bahkan sampai kembali menuju Pulau Sebesi, dari atas kapal kita bisa melihat jutaan bintang yang bagai confetti memenuhi langit. Sebagai orang yang sangat suka sama langit, pemandangan ini sungguh tak terlupakan.

Keesokan harinya, kami dibangunkan sehabis subuh untuk siap-siap hiking ke Anak Gunung Krakatau. Waktu naik kapal, gue mau duduk di atas seperti biasa, tapi sama petugas kapal ngga dibolehin karena ombaknya besar dan bahaya kalo di atas. Akhirnya gue duduk di bawah. Semua temen udah pada siap-siap minum obat anti mabuk. Gue ngga mau karena terakhir minum obat itu gue malah tidur seharian dan ngga menikmati perjalanan. Naik kapal selama kurang lebih 2 jam, dan iya betul aja, ombaknya besar banget. Gue udah hampir mual, tapi gue keinget kata seorang teman, ga usah liat lautnya, liat langitnya aja. Jadi sepanjang perjalanan gue memandang langit, sambil berimajinasi jauh. SEtelah melewati perjalanan yang bikin mual, sampailah di Pulau Anak Krakatau. Lalu kami hiking. Sebeernya medannya ga berat-berat amat sih, dan cuma sebentar udah sampe. Tapi cukup berpasir jadi agak musti ekstra hati-hati. Terus pasirnya panas, jadi mending pakai sepatu aja. Cuma kalau pakai sepatu pasirnya masuk-masuk , ga enak juga. 

Kita cuma boleh naik sampai dengan puncak bayangan, tapi dari situ banyak banget spot foto yang bagus. Dari Anak Gunung Krakatau sendiri, sampai dengan laut yang juga terlihat membentuk sebuah pemandangan yang tak terlupakan. Setelah puas berfoto ria, dan cukup mendapatkan stoko foto buat di-update di Instagram, kami turun.  Saat turun pun medannya masih bagus untuk foto-foto. Setelah istirahat dan sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke Lagoon Cabe untuk snorkeling lagi. Tapi gue ngga turun karena terlalu malas untuk basah-basahan. Agak nyesel sih, dikit doang tapi. Tapi yaudah, gue tetep bahagia. Setelah kelar snorkeling, kami kembali ke Pulau Sebesi untuk bersiap pulang.

Selesai lah perjalanan Tur Krakatau kali ini. Gue sungguh merasa ini liburan yang memuaskan, karena banyak cerita yang bisa gue bawa kembali ke Jakarta. Kalau diajak kembali kesini, apakah gue bersedia? Masih bersedia kok, tapi gue harus menyiapkan stamina dulu supaya ngga tepar. Karena wisatanya cukup menguras energi. Sampai di Jakarta, banyak cerita yang bisa dishare, mulai dari cerita sampai foto-foto. 

Terakhir, terima kasih untuk teman-teman seperjalanan, dan juga sponsor perjalanan kali ini. Walaupun dapet Tour Leader yang nyebelin, tapi perjalanan kali ini sungguh menyenangkan. Semoga masih ada kesempatan lain untuk kita jalan-jalan bareng lagi. See you on next trip!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun